Marriage Journey - Bab 150 Keputusan Akhir

Ada edit nama Joshua = Luis 19/10/2020 Bab 130

Ada edit nama Kabupaten Li -> Kabupaten Kansas Bab 150 Tanggal 19/10/2020

Polisi menggunakan sekop untuk menyekop tanah yang gembur dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, sebuah jari yang tampak berubah bentuk dan cacat terpapar keluar.

Meskipun sekarang adalah musim dingin, tapi bau dari mayat tersebut masih cukup menyengat. Bau mayat yang membusuk tersebar di udara.

Semua polisi memakai masker dan sarung tangan. Untuk melindungi tempat kejadian perkara, semua orang hanya bisa berdiri di luar batas garis kuning.

Sifa dan Marsha adalah orang-orang yang berdiri di barisan terdepan. Sifa menatap jari yang cacat parah itu dengan tatapan kosong.

Dia menggigit bibirnya dengan kuat untuk mencegah dirinya mengeluarkan suara apapun, sementara Marsha bersembunyi di belakangnya dan menggenggam lengannya dengan gugup.

Polisi berjongkok dengan hati-hati. Untuk melindungi keutuhan tubuh mayat, mereka hanya bisa menyingkirkan tanah dengan tangan mereka.

Setelah usaha selama setengah jam, akhirnya terlihat mayat yang utuh.

Namun, mayat telah membusuk. Segala jenis ulat merayap di atas mayat tersebut. Dilihat dari mayat tersebut, Sifa yakin bahwa itu adalah pemuda yang menyelamatkan dirinya. Mayat itu mengenakan pakaian dan celana yang dikenakan pemuda itu. Setelah sekian lama, mata mayat masih terbuka.

Dengan ekspresi tak percaya dan putus asa, Sifa menggigit bibirnya dengan kuat. Karena gigitannya terlalu kuat, bibirnya sudah mulai memar, lalu muncul darah merah.

Pemuda itu dipindahkan dari lubang. Seluruh tubuhnya telah membusuk dalam berbagai tingkatan yang berbeda. Setelah dikonfirmasi, pemuda itu adalah salah seorang penduduk lokal di Kabupaten Kansas yang bernama Loki .

Setelah dipastikan, polisi berkata dengan keras kepada para pria "Apakah ini adalah orang yang kalian kubur saat itu?"

Beberapa petugas polisi menahan beberapa pria itu untuk berjalan ke depan.

Ketika pria-pria itu melihat tubuh Loki, wajah mereka langsung memucat. Salah satu dari mereka langsung memutar badan dan mulai muntah.

Sedangkan pria-pria lain mengalihkan pandangan mereka dan tidak berani melihatnya.

Polisi melangkah maju dan menjambak rambut salah satu dari mereka, memaksanya untuk menoleh kembali "Kamu merasa mual sekarang? Kamu sudah tahu takut sekarang? Kenapa kamu tidak tahu betapa takutnya dia pada saat itu?"

Kata-kata polisi membuat beberapa pria itu terdiam. Mereka sebenarnya tidak punya nyali. Mereka hanya mengikuti Azriel untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi. Ini bukan pertama kalinya mereka menguburkan mayat. Tetapi mereka tidak memiliki keberanian untuk membunuh, mereka hanya melakukan tugas mengubur mayat.

Setelah dikonfirmasi oleh mereka, mayat segera dibawa ke rumah duka. Sekelompok orang ditahan untuk diproses lebih lanjut.

Kasus ini ditutup hanya dalam beberapa hari. Pihak polisi memberikan jawaban yang memuaskan pada publik.

Sifa berdiri lama di luar rumah duka dan enggan pergi. Marsha memandang Sifa dengan cemas "Kamu pulang dulu. Kamu sedang hamil, mendatangi tempat seperti ini tidak baik untuk anak..."

Marsha sangat mengkhawatirkan keadaan Sifa. Bagaimanapun, hampir tidak ada ibu hamil yang mau datang ke tempat seperti ini.

Sifa menurunkan kelopak, nadanya penuh kesedihan "Aku tidak takut. Tanpa dia, mungkin aku dan anakku yang berada di sini sekarang. Anakku juga tidak akan takut."

Marsha seketika tidak tahu harus menjawab apa, dia hanya bisa menutup mulutnya dan menemani Sifa berdiri di depan pintu dengan berat hati.

Setelah polisi keluar, dia memberitahu Sifa bahwa mereka boleh masuk. Karena mayat sudah membusuk, sehingga mayat harus dikremasi.

Luis berdiri di samping dan berterima kasih kepada polisi itu, lalu perlahan berjalan masuk bersama Sifa dan Marsha.

Orang yang semula hidup sekarang dikremasi dan disimpan dalam kotak kecil.

Sifa menemukan pemakaman yang bagus di Kabupaten Kansas dan mengadakan pemakaman untuk Loki . Dia berlutut di tanah, air mata berlinang, kepala tertunduk, hati terasa sakit "Kita belum pernah bertemu, tetapi kamu rela mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan kami. Aku, Sifa sungguh sangat berterima kasih atas budi penyelamatanmu!"

Sifa perlahan membungkuk, memberi hormat.

Marsha mengikuti Sifa, berlutut di tanah dan bersujud tiga kali "Budi penyelamatan ini tak akan terlupakan. Jika aku bisa bertemu denganmu di kehidupanku selanjutnya, aku pasti akan membalas budi kebaikanmu ini dengan mengerjakan apapun yang aku bisa untukmu..."

Selesai berkata, Marsha menangis tak terkendali. Dia menundukkan kepalanya dan menangis tak karuan.

Kesedihan hanya bersifat sementara. Hal-hal yang harus dihadapi selanjutnya adalah yang terpenting.

Dalam persidangan, Sifa, Marsha, Luis, dan Domi semuanya hadir.

Di bawah pengumuman pengadilan, karena kejahatan-kejahatan keji seperti sengaja melukai orang, penindasan jangka panjang terhadap masyarakat, penculikan wanita dan anak-anak, Azriel dijatuhi hukuman mati dan akan langsung dieksekusi.

Empat kaki tangan lainnya dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara karena tidak melaporkan kriminalis dan membantu kriminalis merahasiakan aksi kriminalnya.

Begitu berita ini keluar, semua warga bertepuk tangan. Sifa merasa puas. Sepertinya hukum adalah hal yang paling kejam di dunia ini.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat diampuni hukum ketika melakukan aksi kriminal.

Orang-orang jahat akhirnya mendapat pembalasan, tetapi hal-hal yang telah hilang tidak akan pernah bisa kembali.

Setelah hukuman pengadilan usai, Sifa membawa sekelompok orang ke tempat tinggal Juna.

Saat ini, Juna sepertinya sudah siap. Dia duduk tegak di ruang tamu, menunggu kedatangan Sifa.

Ketika Sifa berjalan menuju pintu, dia berkata kepada Marsha dan sekelompok orang di belakangnya dengan suara rendah "Kalian tunggu di sini, aku masuk sendiri dulu."

Setelah selesai berbicara, dia melangkah masuk.

Dia menatap Juna yang berparas muram, membuka mulut tapi tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Apa kualifikasi dirinya sehingga dirinya berhak membujuk Juna, dirinya sama sekali tidak mengerti.

“Sebelumnya kamu bilang kamu akan membantu aku menemukan anakku, benarkah itu?” Juna mengangkat kelopak, menatap Sifa dan bertanya.

Sifa terpaku di tempat untuk sesaat, dia agak terkejut. Dia melihat ke arah Juna dan mengangguk "Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan semua yang aku katakan."

Sifa menatap Juna dengan tulus, matanya muncul ketulusan yang belum pernah ada sebelumnya.

Juna menggerakkan sudut mulut dengan getir, berkata pada Sifa "Aku rasa kalian sudah menyiapkan barangnya. Bawalah ke sini biar aku menandatanganinya."

Sifa terdiam di tempat, dia seketika tidak tahu cara mengambil langkah. Setelah beberapa saat, dia akhirnya mengangkat kepala untuk melihat ke arah Juna lagi. Dia mengeluarkan dokumen dari tas.

Lalu dia berjalan ke sisi Juna dan meletakkan dokumen, mengeluarkan pena untuk Juna "Aku tidak pernah mengalami apa yang kamu alami, tetapi aku malah berusaha membujuk kamu. Untuk itu, aku meminta maaf padamu. Selain itu, aku juga mau mengucapkan terima kasih!"

Juna menunduk, melihat dokumen yang diserahkan Sifa, tangan yang penuh dengan kapalan menggenggam pena dengan gemetar.

Meskipun dia tidak mengenali huruf-huruf di atas, tapi dia bisa membaca angka 15 milyar lebih tertulis di atasnya.

Wajah anaknya, Bernard Lai, yang tersenyum melintas di benaknya. Alasan dia bertahan selama bertahun-tahun akhirnya roboh pada saat ini.

Tangan Juna bergetar. Saat Sifa hendak berjalan ke sisinya, dia menunduk dan dengan serius menuliskan namanya di atas kontrak. Dirinya seolah-olah perlu menghabiskan seluruh tenaga untuk menulis nama itu.

Sifa tiba-tiba merasa iba terhadap pria di hadapannya ini. Jelas-jelas dia enggan melepaskan keyakinannya, namun dia tetap mengambil keputusan seperti ini.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu