Marriage Journey - Bab 150 Keputusan Akhir
Ada edit nama Joshua = Luis 19/10/2020 Bab 130
Ada edit nama Kabupaten Li -> Kabupaten Kansas Bab 150 Tanggal 19/10/2020
Polisi menggunakan sekop untuk menyekop tanah yang gembur dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, sebuah jari yang tampak berubah bentuk dan cacat terpapar keluar.
Meskipun sekarang adalah musim dingin, tapi bau dari mayat tersebut masih cukup menyengat. Bau mayat yang membusuk tersebar di udara.
Semua polisi memakai masker dan sarung tangan. Untuk melindungi tempat kejadian perkara, semua orang hanya bisa berdiri di luar batas garis kuning.
Sifa dan Marsha adalah orang-orang yang berdiri di barisan terdepan. Sifa menatap jari yang cacat parah itu dengan tatapan kosong.
Dia menggigit bibirnya dengan kuat untuk mencegah dirinya mengeluarkan suara apapun, sementara Marsha bersembunyi di belakangnya dan menggenggam lengannya dengan gugup.
Polisi berjongkok dengan hati-hati. Untuk melindungi keutuhan tubuh mayat, mereka hanya bisa menyingkirkan tanah dengan tangan mereka.
Setelah usaha selama setengah jam, akhirnya terlihat mayat yang utuh.
Namun, mayat telah membusuk. Segala jenis ulat merayap di atas mayat tersebut. Dilihat dari mayat tersebut, Sifa yakin bahwa itu adalah pemuda yang menyelamatkan dirinya. Mayat itu mengenakan pakaian dan celana yang dikenakan pemuda itu. Setelah sekian lama, mata mayat masih terbuka.
Dengan ekspresi tak percaya dan putus asa, Sifa menggigit bibirnya dengan kuat. Karena gigitannya terlalu kuat, bibirnya sudah mulai memar, lalu muncul darah merah.
Pemuda itu dipindahkan dari lubang. Seluruh tubuhnya telah membusuk dalam berbagai tingkatan yang berbeda. Setelah dikonfirmasi, pemuda itu adalah salah seorang penduduk lokal di Kabupaten Kansas yang bernama Loki .
Setelah dipastikan, polisi berkata dengan keras kepada para pria "Apakah ini adalah orang yang kalian kubur saat itu?"
Beberapa petugas polisi menahan beberapa pria itu untuk berjalan ke depan.
Ketika pria-pria itu melihat tubuh Loki, wajah mereka langsung memucat. Salah satu dari mereka langsung memutar badan dan mulai muntah.
Sedangkan pria-pria lain mengalihkan pandangan mereka dan tidak berani melihatnya.
Polisi melangkah maju dan menjambak rambut salah satu dari mereka, memaksanya untuk menoleh kembali "Kamu merasa mual sekarang? Kamu sudah tahu takut sekarang? Kenapa kamu tidak tahu betapa takutnya dia pada saat itu?"
Kata-kata polisi membuat beberapa pria itu terdiam. Mereka sebenarnya tidak punya nyali. Mereka hanya mengikuti Azriel untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi. Ini bukan pertama kalinya mereka menguburkan mayat. Tetapi mereka tidak memiliki keberanian untuk membunuh, mereka hanya melakukan tugas mengubur mayat.
Setelah dikonfirmasi oleh mereka, mayat segera dibawa ke rumah duka. Sekelompok orang ditahan untuk diproses lebih lanjut.
Kasus ini ditutup hanya dalam beberapa hari. Pihak polisi memberikan jawaban yang memuaskan pada publik.
Sifa berdiri lama di luar rumah duka dan enggan pergi. Marsha memandang Sifa dengan cemas "Kamu pulang dulu. Kamu sedang hamil, mendatangi tempat seperti ini tidak baik untuk anak..."
Marsha sangat mengkhawatirkan keadaan Sifa. Bagaimanapun, hampir tidak ada ibu hamil yang mau datang ke tempat seperti ini.
Sifa menurunkan kelopak, nadanya penuh kesedihan "Aku tidak takut. Tanpa dia, mungkin aku dan anakku yang berada di sini sekarang. Anakku juga tidak akan takut."
Marsha seketika tidak tahu harus menjawab apa, dia hanya bisa menutup mulutnya dan menemani Sifa berdiri di depan pintu dengan berat hati.
Setelah polisi keluar, dia memberitahu Sifa bahwa mereka boleh masuk. Karena mayat sudah membusuk, sehingga mayat harus dikremasi.
Luis berdiri di samping dan berterima kasih kepada polisi itu, lalu perlahan berjalan masuk bersama Sifa dan Marsha.
Orang yang semula hidup sekarang dikremasi dan disimpan dalam kotak kecil.
Sifa menemukan pemakaman yang bagus di Kabupaten Kansas dan mengadakan pemakaman untuk Loki . Dia berlutut di tanah, air mata berlinang, kepala tertunduk, hati terasa sakit "Kita belum pernah bertemu, tetapi kamu rela mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan kami. Aku, Sifa sungguh sangat berterima kasih atas budi penyelamatanmu!"
Sifa perlahan membungkuk, memberi hormat.
Marsha mengikuti Sifa, berlutut di tanah dan bersujud tiga kali "Budi penyelamatan ini tak akan terlupakan. Jika aku bisa bertemu denganmu di kehidupanku selanjutnya, aku pasti akan membalas budi kebaikanmu ini dengan mengerjakan apapun yang aku bisa untukmu..."
Selesai berkata, Marsha menangis tak terkendali. Dia menundukkan kepalanya dan menangis tak karuan.
Kesedihan hanya bersifat sementara. Hal-hal yang harus dihadapi selanjutnya adalah yang terpenting.
Dalam persidangan, Sifa, Marsha, Luis, dan Domi semuanya hadir.
Di bawah pengumuman pengadilan, karena kejahatan-kejahatan keji seperti sengaja melukai orang, penindasan jangka panjang terhadap masyarakat, penculikan wanita dan anak-anak, Azriel dijatuhi hukuman mati dan akan langsung dieksekusi.
Empat kaki tangan lainnya dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara karena tidak melaporkan kriminalis dan membantu kriminalis merahasiakan aksi kriminalnya.
Begitu berita ini keluar, semua warga bertepuk tangan. Sifa merasa puas. Sepertinya hukum adalah hal yang paling kejam di dunia ini.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat diampuni hukum ketika melakukan aksi kriminal.
Orang-orang jahat akhirnya mendapat pembalasan, tetapi hal-hal yang telah hilang tidak akan pernah bisa kembali.
Setelah hukuman pengadilan usai, Sifa membawa sekelompok orang ke tempat tinggal Juna.
Saat ini, Juna sepertinya sudah siap. Dia duduk tegak di ruang tamu, menunggu kedatangan Sifa.
Ketika Sifa berjalan menuju pintu, dia berkata kepada Marsha dan sekelompok orang di belakangnya dengan suara rendah "Kalian tunggu di sini, aku masuk sendiri dulu."
Setelah selesai berbicara, dia melangkah masuk.
Dia menatap Juna yang berparas muram, membuka mulut tapi tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Apa kualifikasi dirinya sehingga dirinya berhak membujuk Juna, dirinya sama sekali tidak mengerti.
“Sebelumnya kamu bilang kamu akan membantu aku menemukan anakku, benarkah itu?” Juna mengangkat kelopak, menatap Sifa dan bertanya.
Sifa terpaku di tempat untuk sesaat, dia agak terkejut. Dia melihat ke arah Juna dan mengangguk "Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan semua yang aku katakan."
Sifa menatap Juna dengan tulus, matanya muncul ketulusan yang belum pernah ada sebelumnya.
Juna menggerakkan sudut mulut dengan getir, berkata pada Sifa "Aku rasa kalian sudah menyiapkan barangnya. Bawalah ke sini biar aku menandatanganinya."
Sifa terdiam di tempat, dia seketika tidak tahu cara mengambil langkah. Setelah beberapa saat, dia akhirnya mengangkat kepala untuk melihat ke arah Juna lagi. Dia mengeluarkan dokumen dari tas.
Lalu dia berjalan ke sisi Juna dan meletakkan dokumen, mengeluarkan pena untuk Juna "Aku tidak pernah mengalami apa yang kamu alami, tetapi aku malah berusaha membujuk kamu. Untuk itu, aku meminta maaf padamu. Selain itu, aku juga mau mengucapkan terima kasih!"
Juna menunduk, melihat dokumen yang diserahkan Sifa, tangan yang penuh dengan kapalan menggenggam pena dengan gemetar.
Meskipun dia tidak mengenali huruf-huruf di atas, tapi dia bisa membaca angka 15 milyar lebih tertulis di atasnya.
Wajah anaknya, Bernard Lai, yang tersenyum melintas di benaknya. Alasan dia bertahan selama bertahun-tahun akhirnya roboh pada saat ini.
Tangan Juna bergetar. Saat Sifa hendak berjalan ke sisinya, dia menunduk dan dengan serius menuliskan namanya di atas kontrak. Dirinya seolah-olah perlu menghabiskan seluruh tenaga untuk menulis nama itu.
Sifa tiba-tiba merasa iba terhadap pria di hadapannya ini. Jelas-jelas dia enggan melepaskan keyakinannya, namun dia tetap mengambil keputusan seperti ini.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThe Richest man
AfradenTen Years
VivianAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanSang Pendosa
DoniMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka