Because You, My CEO - Bab 152 Aku Mencintaimu, Sisca (1)

Apa yang membuat Rizky Shi memintaku kembali ke Beijing secara tiba-tiba? Kenapa dia mengatakan ini padaku melalui Tono Ruan? Tiba-tiba aku ingat, dia pernah berkata bahwa dia menyembunyikan sesuatu dariku.

Aku bertanya pada Tono Ruan, "Apakah Rizky mengatakan sesuatu?"

Tono Ruan menggelengkan kepalanya, "Direktur Shi/ Rizky Shi mengatakan ada beberapa masalah mendesak yang terjadi di Beijing, Direktur Shi/ Rizky Shi juga mengatakan kamu dapat meneleponnya jika kamu tidak mengerti."

Aku pun diam, lalu mengambil ponsel dari tangan Tono Ruan.

Aku pun meneleon Rizky Shi tetapi tidak ada yang menjawab, saat ini aku juga tidak berpikir berlebihan dan menyerahkan ponsel kepada Tono Ruan, aku memberi perintah, "Tolong belikan aku tiket untuk pulang ke Beijing besok ... penerbangan besok sore."

Karena Rizky Shi meminta aku untuk pulang, tantu saja ada sesuatu mengapa aku harus kembali.

Tono Ruan mengambil ponsel dan melaporkan sebuah informasih, "Mengenai perihal keluarga Liu, semua proses sudah berjalan setengah, akan ada hasil yang rinci pada malam ini."

Aku menjawab ‘ya’ dengan samar, dan seharian aku merasa tidak ingin bekerja, saat hari menjelang malam, Andre Duan pun meneleponku, aku menjawab dengan gembira dan bertanya, "Apakah kamu sudah pulang bekerja?"

"Yah, akhir-akhir ini aku memilki waktu untuk menemanimu."

Nada bicara Andre Duan samar, tidak terdengar sedih atau gembira, aku tersenyum dan berkata, "Aku akan bergegas pulang, kamu tunggu aku di rumah."

"Ya, aku menunggumu."

Andre Duan terdiam sejenak dan berkata, "Aku mencintaimu, Sisca."

Aku tersenyum dan bertanya, "Mengapa tiba-tiba kamu mengatakan ini?"

Dia dengan samar berkata, "Kata-kata manis untuk membujukmu."

Aku menutup telepon dan keluar dari kantor sambil membawa tas, aku bertemu Tono Ruan di lift, ia memegang dokumen di tangannya dan berkata, "Direktur Shi, urusan Keluarga Liu telah diselesaikan, termasuk ..."

Aku menghentikannya, "Kamu laporkan kepadaku melalui email nanti."

Tono Ruan bertanya dengan bingung, "Direktur Shi mau pergi kemana?"

"Aku akan pulang, jika ada sesuatu hal, kamu boleh memberitahuku melalui email."

Tono Ruan ragu sejenak dan berkata, "Baiklah, Direktur Shi."

Ketika aku kembali ke Perumahan Shore, aku membuka pintu dengan hati-hati, melihat-lihat ruang tamu, kemudian melihat Andre Duan sedang merokok di balkon.

Dia bersandar malas di balkon dengan ekspresi yang tampak sedih, aku pun memeluk pinggangnya dan bertanya, "Kenapa kamu pulang begitu awal seperti ini?"

“Mengapa?” Andre Duan terkejut.

Dia menatapku dengan kepala sedikit menunduk, ada gejolak di matanya yang akhirnya perlahan menjadi tenang, dia mengulurkan tangan dan memegang bahuku, lalu berkata dengan lembut, "Perusahaan tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan lagi."

Dia menekan puntung rokoknya dan menyentuh mataku dengan jarinya, akhirnya ia menundukkan kepalanya dan mencium, "Aku mencintaimu."

"Ha?" Kedua tanganku memeluk pinggangnya dengan erat, aku mendongak dan tersenyum, "Tuan Duan, kamu terlalu sering mengeluarkan kata-kata manismu."

"Benarkah? Kata-kata manis ini juga hanya untukmu."

Hidung Andre Duan berbau asap rokok yang samar, dia menghela nafas dengan kuat di leherku dan berlama-lama di sini, dia menusuk kulitku dengan ujung hidungnya dan berkata, "Benda yang rusak memang benar-benar harum."

Aku melihat ada yang salah dengan Andre Duan, tetapi aku tidak bisa mengatakan secara spesifik mengapa.

Andre Duan memeluk pinggangku, dia menundukkan kepalanya dan menggigit leherku lalu mengisap dengan keras, dia memperlakukanku dengan penuh kasih sayang agar aku menginginkannya, tetapi dia melepaskanku dengan kuat dan ia menutup matanya cukup lama.

Aku menarik telapak tangannya dan bertanya, "Apa yang terjadi padamu?"

"Aku tidak istirahat dengan baik akhir-akhir ini." Andre Duan menutup matanya dan membuka mulutnya, "Aku akan tidur di kamar tidur sebentar. Maukah kamu menemaniku?"

“Ya.” Andre Duan mengambil pundakku dan membawaku masuk ke kamar. Dia berbaring di tempat tidur dan memeluk tubuhku selama satu malam.

Dia masih tidur ketika aku bangun keesokan harinya, aku mengulurkan tangan dan menyentuh pipinya, bayangannya yang tampan masih melekat.

Napas Andre Duan begitu tenang, dan dia membuka matanya perlahan sampai matahari pagi turun di wajahnya yang datang melalui jendela.

Dia menatapku cukup lama, sebelum akhirnya berkata, "Selamat pagi."

Aku berbaring di dadanya dan tersenyum, lalu berkata, "Selamat pagi, Tuan Duan."

Dia tampak tertegun, ia menjawab ‘ya’ lalu duduk. Aku menyelinap di atas kakinya. Dia mengulurkan tangan dan menggosok kepalaku, dia bertanya dengan suara rendah, "Jam berapa sekarang?"

"Sudah jam sembilan." Aku berbaring telentang di atas kakinya, menatap matanya, dengan ragu berkata, "Sore ini aku mungkin akan kembali ke Beijing."

Dia bertanya, "Mungkin? Apakah kamu sudah membeli tiket?"

Tatapan mata Andre Duan sangat dalam dan suram, dia mnegusapkan jari-jarinya ke kepalaku dan mengusapnya dengan lembut, aku menghela nafas dengan nyaman dan berkata, "Kemarin sore aku sudah membeli tiket pesawat ke Beijing."

Dia berkata dengan ringan, "Baiklah, aku akan mengantarmu nanti."

Dia tidak bertanya mengapa aku kembali ke Beijing, dia juga tidak menanyakan kapan aku pulang.

Aku awalnya ingin memberitahunya, tetapi aku tidak yakin kapan aku akan kembali ke sini, apalagi sebentar lagi adalah hari ulang tahun Vino Duan.

Pada siang hari, Andre Duan membuatkan makan siang untukku, sebelum meninggalkan Perumahan Shore, dia mendadaniku dan memilih gaun untukku dengannya tangannya sendiri.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu