Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 71 Satu Gerakan Mematikan

Satu tusukan ini bisa mengambil nyawa Dimas Wu.

Karena nyawanya terancam, mata Dimas Wu yang kabur tiba-tiba mengeluarkan sinar yang terang benderang. Ia yang tampak lumpuh itu tiba-tiba bergerak dan dengan cepat menelungkup, kemudian ia membalikkan badan dan bangkit berdiri tegak.

Cliinngg!

Pisau balisong Red Rose pun terlempar kuat-kuat ke atas tanah dan menimbulkan suara yang terdengar jelas.

“Kamu masih bisa berdiri?” Kata Red Rose terkejut dan tak percaya.

Racun pencabut nyawa merupakan racun ajaib yang paling hebat khasiatnya di Organisasi Prilod. Orang yang terkena racun ini pasti akan segera kehilangan nyawanya dan sama sekali tidak ada kemungkinan untuk hidup. Dimas Wu yang bisa bertahan hingga saat ini saja sudah merupakan suatu mukjizat. Tetapi, saat ini ada adegan yang lebih menakjubkan lagi, yaitu Dimas Wu tak hanya bisa menghindar gesit dari tebasan Red Rose, bahkan bisa kembali berdiri. Semuanya ini benar-benar mengherankan dan membuat orang tak bisa mempercayainya.

“Hanya dengan trik rendahan kalian ini, apakah kalian benar-benar mengira bisa mengambil nyawaku?” Dimas Wu menatap tajam, suaranya berat, ucapannya mengandung maksud meremehkan.

Tinggg!

Baru saja selesai bicara, belati yang tertancap di pinggang Dimas Wu mendadak ditarik dari tubuhnya, lalu jatuh ke tanah.

Tidak perlu menggunakan tangan untuk menariknya, hanya dengan menggunakan tenaga dalamnya saja sudah bisa mengeluarkan belati yang menancap masuk ke dalam pinggangnya itu dengan sendirinya. Hal ini membutuhkan tenaga dalam yang begitu besar. Di hadapan banyak orang, semuanya terbelalak dan tertegun.

“Besar sekali tenaga dalammu!” Seru Red Rose saat melihat hal itu.

“Di mana Angel Xia?” Dimas Wu kembali membuka suara. Suaranya berubah menjadi sangat dingin.

Sorot mata Red Rose menjadi serius, lalu berkata tegas: “Nyawamu sudah di ujung tanduk, masih saja mengkhawatirkan Angel Xia. Kamu ini benar-benar seorang laki-laki bodoh yang diperbudak cinta. Bagaimanapun juga, sangat disayangkan kamu sebentar lagi akan segera mati.”

Meski Dimas Wu telah menunjukkan tindakan yang mengagetkan banyak orang dan membuat Red Rose benar-benar terperanjat, tetapi Red Rose masih tidak peduli terhadap Dimas Wu. Lagipula, Dimas Wu bukan hanya terluka karena tusukan pisau, tetapi ia juga terkena racun yang sangat kuat. Di mata Red Rose, Dimas Wu sudah mati.

Selesai berbicara, Red Rose kembali memasang badan dan menyerang Dimas Wu dengan melempar lagi pisau balisong ke arahnya.

Bruukk!

Dimas Wu tiba-tiba mengulurkan tangannya yang cepat bagai kilat. Ia langsung melambaikan sikunya dan dihempaskan ke badan Red Rose.

Red Rose terkena pukulan itu dan langsung terpelanting ke belakang, lalu terjatuh di tanah.

Pada saat ini, separuh jiwa Red Rose sudah hilang. Lukanya kemarin malam saja belum sembuh dan sekarang ia terkena pukulan Dimas Wu sehingga organ dalam Red Rose terluka. Ia pun tergolek di atas tanah, tubuhnya benar-benar lemas, bahkan untuk berdiri saja ia sama sekali tidak bisa.

Hatinya juga sangat terpukul. Tubuh Dimas Wu terkena racun yang begitu kuat dan ternyata ia masih bisa memukul dirinya seperti itu. Hal ini membuat Red Rose sama sekali tidak bisa memahaminya.

“Bukankah kamu terkena racun? Kenapa masih ada tenaga sekuat ini?” Beast Sword yang selalu meremehkan Dimas Wu. Saat ini, hati kecilnya pun tergelak dan akhirnya bertanya kepada Dimas Wu.

Racun yang diberikan Kevin Wu padanya jauh lebih kuat efeknya dibanding racun pencabut nyawa, tetapi Dimas Wu memaksa mengeluarkan sisa racun yang ada di tubuhnya itu. Kekuatan tenaga dalamnya yang luar biasa membuatnya bisa mengeluarkan segala macam racun kuat, bisa dibilang Dimas Wu yang sekarang sudah kebal dengan racun.

Akan tetapi, saat Felicia Huang baru saja menancapkan pisau itu, Dimas Wu memang berada di kondisi terkena racun, aliran oksigen dalam tubuhnya pun terhambat. Satu tusukan pisau ini juga membuat Dimas Wu kehilangan begitu banyak darah yang berpengaruh pada kondisi tubuhnya. Jadi, ia menghabiskan banyak waktu untuk mengeluarkan racun pencabut nyawa.

Setelah racunnya hilang, Dimas Wu tetap berdiam diri di tempat dan berbaring tak bergerak. Ia memang sengaja menunggu dan menantikan pancingan Organisasi Prilod. Sekarang, beberapa mangsanya datang seperti dugaannya. Dimas Wu pun tak lagi berpura-pura.

“Dengan racun sekecil ini, apakah kamu berniat mengambil nyawaku?” Ucap Dimas Wu datar, matanya tertuju pada Beast Sword.

Mendengar ucapan ini, raut wajah semua orang yang ada di sana pun menjadi masam. Racun pencabut nyawa merupakan senjata kebanggaan Organisasi Prilod. Mereka sudah menggunakan racun ini untuk membunuh begitu banyak orang hebat. Sampai saat ini, di mata Dimas Wu, racun ini ternyata hanya menjadi barang kecil. Hal ini pun membuat para pembunuh Organisasi Prilod seolah mendapat hinaan sehingga mereka sangat marah.

Bagaimanapun juga, raut wajah Beast Sword malah tenang, di matanya bahkan muncul sinar berkilauan. Ia melihat Dimas Wu dan berkata dengan antusias: “Tidak heran jika kakak besar memperhatikanmu dan sengaja menyuruhku kemari. Ternyata kamu benar-benar memiliki kemampuan.” Sampai saat sini, Beast Sword akhirnya memiliki ketertarikan terhadap Dimas Wu.

“Katakan padaku, di mana Angel Xia?” Dimas Wu tahu orang ini adalah orang yang bisa memerintah Red Rose, posisinya pun pasti tidak rendah. Oleh karena itu, ia pun tak lagi omong kosong dan langsung melontarkan pertanyaan kepada Beast Sword.

Meski dirinya terluka parah, yang ada di benak Dimas Wu selalu Angel Xia. Ia menggunakan strategi untuk melawan para penjahat itu juga dilakukan demi menyelamatkan Angel Xia. Ia tidak membiarkan hal-hal buruk terjadi pada Angel Xia.

Beast Sword melambaikan tangannya dan menjawab sesuka hati: “Kalau ini aku tidak tahu, mungkin saja sudah mati.”

Ucapannya yang santai itu malah menusuk hati Dimas Wu dalam-dalam.

Seketika, kedua mata Dimas Wu memerah dan memancarkan api amarah. Ia sangat berang dan mengeluarkan suara yang sangat berat dan keras: “Kalau begitu, mati saja kalian semua!”

Setelah itu, badan Dimas Wu pun bergerak. Ia berlari secepat kilat menuju ke arah Beast Sword.

Wuussss! Wuussss!

Baru saja Dimas Wu bergerak, tiba-tiba 6 buah pisau dilayangkan bersamaan ke arah Dimas Wu.

6 pisau terbang ini ini merupakan pisau yang dikeluarkan oleh 6 Gold Killer. Ini juga merupakan kemampuan khas mereka. Kemampuan membunuh mereka ini selalu hebat dan tak terkalahkan. Begitu pisau terbang ini dilayangkan, pasti akan mengenai korban dan mencabut nyawanya.

Melihat hal ini, Dimas Wu tanpa sedikit keraguan langsung beralih menghindari serangan tersebut.

Hanya saja, 6 buah pisau terbang ini melaju dari 6 tempat yang berbeda.

Secepat apa pun Dimas Wu menghindar, ia hanya bisa menghindar dari 4 buah pisau saja.

Masih ada 2 pisau yang tidak bisa ia elakkan lagi. Di situasi yang terlihat bak kilatan api ini, kedua tangan Dimas Wu segera melakukan penyerangan.

Pranggg!

2 jari tangan kanan dan kiri Dimas Wu masing-masing menjepit sebuah pisau terbang.

Dengan tangan kosong, ia menangkap pisau tersebut.

Selain itu, pisau ini juga merupakan pisau pencabut nyawa milik Gold Killer Organisasi Prilod.

Aksi ini benar-benar membuat 6 Gold Killer yang ada di sana terperanjat. Kemampuan khas mereka tidak hanya tidak melukai Dimas Wu sedikit pun, bahkan Dimas Wu ternyata bisa menangkap pisau terbang tersebut dengan tangan kosong. Kemampuan ini benar-benar luar biasa.

6 Gold Killer pun menyadari bahwa Dimas Wu ini memang sedikit menakutkan.

“Maju semuanya!”

Beberapa Gold Killer saling bertatap-tatapan, lalu mengeluarkan golok mereka dan menyerbu Dimas Wu.

6 orang semuanya merupakan pembunuh paling ahli di Organisasi Prilod. Kemampuan mereka tentu saja tidak rendah, apalagi sekali menyerang mereka biasanya memiliki tujuan untuk membunuh. Karena itu, setiap serangan mereka merupakan serangan untuk membunuh. Jika mengeluarkan tangan, maka akan langsung terluka.

Brukk! Brukk!

Menghadapi serangan 6 orang, Dimas Wu bergerak dan menyambut serangan tersebut. Tak lama, ia langsung masuk dalam pertarungan itu.

Kaki Dimas Wu terluka, begitu mengeluarkan tenaga yang terlalu besar, lukanya itu akan mengeluarkan darah. Karena itu, Dimas Wu sambil berkelahi sambil merobek bajunya dan membalut lukanya.

6 Gold Killer semuanya menyerang dengan sekuat tenaga. Mereka mengeluarkan kemampuan terhebat mereka dan saling bekerja sama, mereka tidak mengurangi tenaga sedikit pun untuk menyerang Dimas Wu. Tenaga dan kekuatan mereka yang bergabung menjadi satu menjadi kuat berkali lipat dibanding seorang.

Sehebat apa pun sang ahli, menghadapi 6 Gold Killer yang bersatu untuk membunuh ini, sepertinya juga tidak bisa bertahan. Namun, Dimas Wu malah menghadapinya dengan sangat santai. Ia meletakkan semua fokusnya di luka kaki yang terbalut. Walau demikian, ia tetap masih bisa menghadapi serangan pisau dan golok yang menghampirinya dengan sangat terlatih.

Entah bagaimana 6 orang tersebut menyerangnya, bagaimana cerdiknya penyatuan kekuatan mereka, bagaimana hebatnya kemampuan mereka, Dimas Wu bisa menyambutnya dengan sangat baik tanpa terluka sedikit pun.

Pertarungan yang sengit itu berlangsung hingga beberapa menit.

6 Gold Killer hampir menggunakan semua kemampuan mereka dan bahkan tenaga mereka, tetapi tetap saja tidak bisa melukai Dimas Wu.

Sampai saat ini, kemampuan mereka pun sudah habis digunakan, tenaga juga sudah terbuang sangat banyak. Beberapa orang pun memiliki insting kalah di dalam hati mereka.

Sebaliknya, Dimas Wu dari awal hingga akhir tidak terlihat kelelahan sedikit pun. Ia bahkan menggunakan kesempatan ini untuk membalut lukanya dengan baik.

Gggrrr!

Setelah lukanya terbalut dengan baik, Dimas Wu tiba-tiba berteriak. Kekuatan dalam tubuhnya pun meluap-luap. Ia seperti macan yang keluar dari gunung, dengan auman keras melancarkan serangan kepada para Gold Killer tersebut.

Brukk! Brukk!

Begitu Dimas Wu melayangkan pukulan, langit dan bumi seakan bergetar karena aksinya ini. Ia mengeluarkan tangannya dan menyerang dengan ganas dan sangat cepat. Semuanya seolah tidak bisa menangkap bayangan badannya yang bergerak begitu cepat, hanya terlihat bayangan yang bergerak dengan niat membunuh yang kejam. Di saat 6 Gold Killer ini baru tersadarkan, kepalan tangan Dimas Wu pun sudah dihempaskan menuju badan mereka, tepat di daerah bagian hati.

Satu serangan yang mematikan.

Hati 6 Gold Killer pun hancur, mereka lalu tersungkur di atas tanah dan menjadi mayat.

Kondisi di sana pun sunyi senyap.

Suasana mencekam.

Beberapa puluh pembunuh bertopeng hitam yang hadir di sana melihat dengan mata kepala sendiri kalau 6 Gold Killer yang paling hebat di Organisasi Prilod dibunuh oleh Dimas Wu seorang. Rasa terperanjat mereka ini langsung masuk ke dalam hati mereka. Hati mereka pun berdegup kencang, mata mereka tidak mempercayai apa yang mereka lihat.

Red Rose yang tergolek di tanah juga benar-benar tertegun. Wajahnya terlihat sangat kaget. Jika Dimas Wu mengalahkan 6 musuh seorang diri dalam keadaan normal, Red Rose masih bisa mengerti. Tetapi, Dimas Wu jelas-jelas sudah terkena racun, di badannya juga ada luka akibat tusukan pisau, di kondisi seperti ini ia ternyata masih bisa begitu hebat. Hanya seorang diri saja bisa mengalahkan 6 Gold Killer Organisasi Prilod. Pemuda ini benar-benar seorang monster!

Bahkan Beast Sword yang selalu menyombongkan diri ini, seketika juga terkejut tak terhingga. Kekuatan Dimas Wu jauh melebihi ekspektasinya. Ia pun sekarang benar-benar mengerti kenapa kakak besar bisa begitu memperhatikan Dimas Wu. Dimas Wu ini ternyata tidak mudah dikalahkan.

Ini adalah seorang lawan yang sangat kuat.

Walaupun demikian, Beast Sword juga tidak merasa takut karena hal ini. Dimas Wu kuat, tetapi ia sendiri juga tidak lemah. Ia percaya dengan kemampuannya sendiri, atau bisa dibilang orang yang sudah memiliki kemampuan setinggi dirinya ini pasti ada kesombongan dalam dirinya. Keangkuhan Beast Sword pun masih ada hingga sekarang.

“Dimas Wu, kamu pantas menjadi lawanku.” Kata Beast Sword sambil menatap Dimas Wu.

Berbicara sampai sini, pandangannya pun diarahkan ke pinggang Dimas Wu. Ia lalu melanjutkan ucapannya: “Tetapi, kamu sekarang terluka. Aku tidak mau menggunakan kesempatan ini untuk menyerangmu. Setelah lukamu sudah sembuh, barulah aku akan mencarimu.”

Red Rose yang mendengar ucapan Beast Sword pun sontak tersadarkan. Ia bergegas berdiri dengan susah payah, lalu menasihati Beast Sword dengan berkata: “Pimpinan kedua, kita tidak bisa melepaskannya. Orang ini sangatlah berbahaya, kita harus menghabisinya selagi ia terluka!” Dimas Wu yang terluka saja sudah begitu menakutkan, jika menunggu hingga lukanya sembuh, maka pasti lebih hebat lagi. Red Rose sama sekali tidak ingin begitu saja melepaskan macan ini untuk kembali ke gunung dan meninggalkan masalah.

Tetapi, Beast Sword tidak peduli. Ia pun berkata dengan congkak: “Menggunakan kesempatan menyerang orang saat dia kesusahan bukanlah caraku. Lagipula, ia tetap akan mati, membiarkan dia hidup 2 hari juga tidak masalah.” Jarang-jarang ia menemui lawan yang membuatnya kagum, tentu saja ia ingin melawannya dengan cara yang adil dan benar.

Kemudian, dengan kekuatannya yang tersisa ia melangkahkan kaki, lalu pergi.

“Apakah aku mengijinkan kalian pergi?” Baru saja mereka berjalan beberapa langkah, Dimas Wu pun membuka suara dan berkata dengan dingin.

Beast Sword menghentikan langkah kakinya. Ia melihat Dimas Wu dan berkata tak mengerti: “Apa maksudmu?”

Dengan matanya yang merah, Dimas Wu menjawab: “Serahkan istri dan ibu mertuaku, kalau tidak kalian semua harus mati.” Niat membunuh yang dimiliki Dimas Wu saat ini sangat kuat. Ia tidak berencana untuk melepaskan seorang pun begitu saja.

Mendengar ucapan Dimas Wu, sorot mata Beast Word berubah menjadi dingin. Ia mengambil pedang, lalu membantingnya ke tanah dengan sekuat tenaga.

Kraakkk!

Dentuman keras berbunyi, batu-batu pun terbang berserakan.

Sarung pedang yang ada di tangan Beast Sword langsung tertancap di tanah ruangan pabrik itu.

Kemudian, dengan wajah berang dan niat membunuh yang menyala-nyala, ia berkata kepada Dimas Wu: “Awalnya, aku berencana untuk membiarkanmu hidup 2 hari, tetapi kamu malah tidak tahu terima kasih. Baiklah, kalau begitu aku akan membawa nyawamu pergi sekarang!”

Selesai berbicara, tangan Beast Word menggenggam batang pedang, lalu mengeluarkan pedang kesayangannya.

Pedang ini bernama pedang pelangi. Ia terbuat dari bahan khusus, sangat tajam sehingga bisa memotong besi bagai memotong tanah liat, warnanya juga sangat terang.

Begitu pedang pelangi keluar dari sarungnya, langit kelam pun seketika menjadi terang. Pedang yang digoyang-goyangkan ini mengeluarkan sinar yang menusuk mata di tengah kegelapan ruangan pabrik ini…

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu