Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 61 Mempunyai Musuh yang Sama

Di kamar pasien VIP Kota Xiyuan.

Jhony Wang terbaring di tempat tidur, tubuhnya lemas dan tidak bertenaga. Dia terlihat menderita dan putus asa, tulang telapak tangan kanannya hancur dan tidak bisa digerakkan. Ini adalah pukulan terbesar bagi Jhony Wang. Dia tidak bisa menerima kondisi tangannya yang sudah cacat.

“Dimas Wu, aku ingin membunuhmu!” Dia berkata dengan putus asa dan rasa benci telah memenuhi pikirannya.

“Anakku, Ibu telah membuat sup ayam untuk kamu.” Seorang nyonya yang terlihat elegan mendadak memasuki ke kamar pasien.

Nyonya ini bernama Merda Yu, dia adalah Ibu dari Jhony Wang. Merda Yu sangat memanjakan Jhony Wang, hal ini menyebabkan Jhony Wang bertingkah sembrono dan bersikap angkuh. Sekarang anaknya terluka, hati Merda Yu sepertinya benar-benar hancur dan terasa lebih sakit dari memotong daging sendiri.

Jhony Wang masih terbaring di tempat tidur, badannya sama sekali tidak bergerak. Jhony Wang hanya melihat ke langit-langit ruangan, dengan sedikit menggerakkan bibirnya sambil berkata: “Aku tidak mau makan, aku ingin membalas dendam.”

Merda Yu merasa tidak tega melihat kondisi anaknya dan berkata kepada Jhony Wang: “Anakku, kamu tenang saja, dendam ini memang harus dibalas. Ayahmu segara pulang dari luar negeri dan mungkin sebentar lagi akan sampai di sini, dia pasti akan membalaskan dendam untuk kamu.”

Saat membicarakan tentang ayahnya, seseorang berjalan dengan langkah besar dan masuk ke dalam kamar pasien, orang itu adalah ayah Jhony Wang yang bernama Riky Wang. Dan ada beberapa kerabat keluarga Wang juga datang bersama Riky Wang.

“Riky Wang, kamu lihat tangan anakmu yang sudah cacat karena diinjak oleh Dimas Wu, kamu harus mendapatkan keadilan untuknya!” Merda Yu juga merasa dendam. Dia langsung mengadu saat melihat Riky Wang yang telah datang.

Riky Wang sedang dinas di luar negeri, tetapi dia langsung pulang ketika mendengar kabar tentang anaknya. Riky Wang juga kecewa dengan anaknya sangat tidak berguna. Tetapi bagaimanapun juga, Jhony Wang tetap adalah darah dagingnya, dia tidak akan membiarkan anaknya ditindas dan bersikap tidak peduli. Raut wajah Riky Wang sedikit muram sambil melihat Jhony Wang yang terbaring dan tidak berdaya, maka dia berkata dengan serius: “Apakah benar semua ini dikarenakan Dimas Wu?”

Jhony Wang mulai bersemangat ketika melihat kehadiran. Dia langsung melihat Riky Wang dan berkata: “Benar, aku telah mendengarkan nasehat ayah. Dan sejak hari itu aku tidak lagi mengganggu Dimas Wu dan Angel Xia. Tetapi kemarin Dimas Wu menemukan tempat tinggalku, dia langsung datang menghajar aku dan menghancurkan tanganku.”

Jhony Wang semakin marah dan terasa sangat menderita. Tatapannya dipenuhi aura jahat yang ingin membunuh Dimas Wu dan bersumpah dalam hati akan membunuh Dimas Wu dengan tangan sendiri.

“Dimas Wu? Si menantu bodoh dari kota Xiyuan?”

“Siapa lagi kalau bukan dia? Selain si bodoh itu, siapa lagi yang berani memperlakukan Jhony Wang seperti ini?”

“Si bodoh ini benar-benar kurang ajar, berani mencari masalah dengan keluarga Wang. Apakah dia tidak takut kehilangan nyawanya?”

“Hal ini tidak dibiarkan begitu saja.”

Setelah mendengar cerita dari Jhony Wang, raut wajah semua kerabat keluarga Wang terlihat begitu marah dan emosi.

Wajah Riky Wang masih muram. Karena peringatan dari Jeremy Li, maka Riky Wang menasehati Jhony Wang untuk menjauhi Angel Xia. Menurut dia, Angel Xia bukanlah orang biasa. Dia merasa semua ini pasti berhubungan dengan Jeremy Li. Dimas Wu sebagai suaminya, walaupun dijuluki si bodoh, sebenarnya Riky Wang juga tidak ingin terlibat di antara mereka. Tetapi, masalah anaknya tidak bisa dibiarkan begitu saja, anaknya cacat karena ulah Dimas wu, ini adalah dendam besar. Riky Wang tidak akan membiarkan semua ini. Dia juga tidak ingin memberi muka kepada Jeremy Li lagi.

“Apakah kamu tahu tempat tinggal Dimas Wu?” Riky Wang bertanya dengan serius.

Terlihat jelas, Riky Wang telah bersiap-siap untuk membalas dendam.

Jhony Wang mendengarkan perkataan ayahnya dan langsung bersemangat. Dia menggeser badannya dan duduk di tempat tidur sambil menjawab pertanyaan Riky Wang: “Ayah, jangan terlalu menyepelekan Dimas Wu si bodoh itu. Dia cukup hebat dalam berkelahi, dia sendiri sanggup melawan puluhan orang, dan sama sekali tidak menjadi masalah baginya.” Sehebat apa Dimas Wu? Jhony Wang telah mengalaminya sendiri. Dia pernah membawa puluhan bawahan dan Dimas Wu dengan gampang mengalahkan mereka, dia benar-benar mengingat kejadian saat itu.

Riky Wang tidak peduli perkataan anaknya. Dia bersikeras dan berkata dengan serius: “Kamu tidak perlu khawatir, kamu hanya perlu beri tahu aku tempat tinggal Dimas Wu.”

Jhony Wang merasa yakin dengan ayahnya, dia langsung terbangun dari tempat tidur dan berkata: “Aku sendiri yang akan membawa kalian ke sana!” Sebelumnya Jhony Wang telah mengutus bawahan untuk mencari tahu tempat tinggal Dimas Wu.

Merda Yu tidak rela melihat anaknya keluar rumah sakit dengan kondisi lemah dan langsung menghalang: “Lebih baik kamu istirahat dulu, apakah kamu tidak percaya ayahmu sanggup membereskan semua ini?”

Jhony Wang menjawab dengan serius: “Tidak, aku harus membalas dendam dengan tanganku sendiri. Kalau tidak, aku tidak akan merasa puas.” Rasa benci Jhony Wang terhadap Dimas Wu benar-benar tidak bisa diumpamakan, dia tidak akan berdiam diri dan hanya menunggu kabar dari ayahnya.

Dari bujukan anaknya, akhirnya Riky Wang dan Merda Yu mengizinkan Jhony Wang untuk ikut ke sana.

Seluruh kerabat keluarga Wang beserta 20 lebih bodyguard profesional dibagi dalam puluhan mobil. Mereka bersiap-siap berangkat ke gang Hutong.

Jam 2 sore di depan gang Hutong, dua deret mobil dari keluarga Xia dan keluarga Wang saling berhadapan dan menyebabkan kemacetan.

“Ada apa? Kalian menyamping dulu, karena kami yang datang duluan.” Kepala Randi Xia yang masih dibalut kain kasa dengan emosi turun dari mobil dan berteriak kepada deretan mobil keluarga Wang.

Randi Xia mengabaikan luka di badannya, sekarang dia hanya ingin balas dendam. Karena tergesa-gesa dan melihat banyak mobil yang menghalangi mobil mereka, tentunya dia sangat marah.

Saat ini, Jhony Wang juga turun dari mobil dan menghampiri Randi Xia sambil berkata: “Brengsek, berani meneriaki aku, cepat menyingkir dari sini, beri jalan kepada kami.”

Jhony Wang juga terburu-buru. Dia juga sangat marah karena terhalang di tengah jalan, menyebabkan emosinya meledak.

Randi Xia mengenal Jhony Wang. Jhony Wang adalah tuan muda keluarga Wang. Dulu Randi Xia selalu bersikap sopan dengan Jhony Wang, tetapi sekarang sudah berbeda. Karena masalah yang terjadi di restoran Breeze membuat dia semakin berkuasa di Kota Xiyuan. Lagipula, keluarga Xia juga mengandalkan kekuasaan keluarga Cai, maka Randi Xia semakin sombong, sekarang dia sangat meremehkan Jhony Wang.

“Kami yang datang duluan! Seharusnya kalian yang harus menyingkir dari sini.” Randi Xia berteriak karena tidak mau mengalah.

Mata Jhony Wang memerah dan berteriak: “Benar-benar mencari masalah, apa kamu percaya aku akan membunuhmu sekarang juga?”

Randi Xia menerima tantangan: “Ayo, siapa takut?”

Dua orang yang terluka saling marah-marahan di depan gang Hudong.

Karena emosi yang meluap, maka mereka mulai berkelahi di sana.

“Hentikan!”

“Hentikan!”

Melihat kondisi yang mulai keruh, semua kerabat keluarga Xia dan keluarga Wang juga ikut turun dari mobil.

Mereka berusaha memisahkan Randi Xia dan Jhony Wang.

Saat nyonya besar melihat Riky Wang dari Keluarga Wang Group, dia juga tidak bersikap segan dengan keluarga Wang. Lagipula Jhony Wang pernah mempermainkan keluarga Xia dan membuat kesalahan besar sehingga mempermalukan nyonya besar. Saat melihat Riky Wang dan Jhony Wang, nyonya besar tidak menyapa mereka, dia hanya bersikap dingin dan bertanya kepada mereka: “Presdir Wang, kenapa kamu datang ke sini?”

Riky Wang juga mengenal nyonya besar. Karena keluarga Wang termasuk keluarga berkelas di Xiyuan, maka Riky Wang juga tidak terlalu menghargai keluarga Xia. Tetapi kondisi hari ini berbeda dari biasanya, dia tahu keluarga Xia dan keluarga Cai akan mengadakan pernikahan antara putra putri mereka, maka hubungan mereka akan semakin akrab. Donny Cai juga berada di sini, maka Riky Wang tidak bisa terlalu sombong, dia hanya berkata: “Aku ada urusan di sini, dan kalian kenapa datang ke sini?”

Nyonya besar tentunya tidak leluasa menceritakan masalah keluarga bahwa cucunya juga telah dihajar oleh Dimas Wu, dan tujuan mereka datang ke sini adalah ingin membalas dendam, dia hanya sekilas menjawab: “Kami juga ada urusan di sini.”

Setelah Riky Wang mendengar perkataan nyonya besar, dia tiba-tiba berpikir, tempat seperti ini tidak akan membuat keluarga Xia tertarik untuk hadir di sini. Kemungkinan besar, mereka juga datang mencari Dimas Wu.

Berpikir sampai di sini, Riky Wang langsung mengerutkan dahi dan berkata dengan serius: “Kita tidak perlu berbelit-belit, aku jujur saja, Dimas Wu melukai anakku, aku ke sini untuk membuat perhitungan dengan Dimas Wu, apakah keluarga Xia datang untuk membela dia? ”

Nyonya besar melihat luka Jhony Wang dan merasa panik, tetapi dia juga tidak bersikap ceroboh sambil menjelaskan: “Presdir Wang sudah salah paham, Angel Xia sudah diusir dari keluarga Xia, Dimas Wu juga tidak lagi menjadi bagian dari keluarga Xia. Bagaimana kami bisa melindungi dia? Jujur saja, Dimas Wu juga melukai cucuku, aku datang ke sini juga ingin membalaskan dendam cucuku.”

Salah paham kedua pihak sudah terselesaikan dan tiba-tiba terdengar: “Sialan, Dimas Wu memang anjing, dia menggigit siapa saja yang bisa digigitnya.”

“Benar, dulu si bodoh ini sangat ramah, kenapa sekarang semakin bertingkah.”

“Perlu diberi pelajaran, jika dibiarkan begitu saja, maka akan membahayakan yang lain.”

“Ya, setidaknya harus lumpuhkan dia.”

Kedua pihak awalnya saling menentang, tetapi dikarenakan Dimas Wu maka mereka tiba-tiba mempunyai musuh yang sama. Sekarang mereka kompak untuk menyerang Dimas Wu si bodoh itu.

Keluarga Xia dan keluarga Wang sepertinya sudah menjadi satu tim.

“Jika demikian, kita tidak perlu menghabiskan waktu di sini, kita tangkap Dimas Wu dulu.” Riky Wang tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan langsung menyusun rencana.

Nyonya besar menganggukkan kepala dan menjawab dengan serius: “Baiklah, kita tangkap Dimas Wu dulu.”

Sekarang mereka mempunyai tujuan yang sama dan akhirnya terlepas dari perdebatan.

“Semuanya masuk ke dalam mobil!” Nyonya besar dan Riky Wang memerintahkan orang-orangnya.

Semua anggota masuk ke dalam mobil, tim keluarga Xia dan tim keluarga Wang telah bergabung dan terlihat kompak. Deretan mobil dengan rapi masuk ke gang Hudong, dengan cepat menuju ke sebuah rumah petak...

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu