Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 611 Penerobosan (1)

Zaver Mu pada dasarnya memiliki gangguan kekuatan dan saat ini terluka parah oleh thunder punch Dimas Wu, dia terluka sangat parah, tubuhnya mengeluarkan asap sesaat dia tersambar petir dan bahkan mengeluarkan aroma daging hangus, tubuhnya seakan hancur berkeping-keping, sudah cukup membuatnya menderitakan kesakitan yang amat sangat, yang membuatnya hidup segan mati tak mau.

Dalam tatapannya terdapat sebuah penderitaan dan sebuah ketidakrelaan dan kemarahan.

Dia yang notabenenya seorang ketua dari sekte Tianqi, tetapi dapat dikalahkan oleh Dimas Wu, yang membuatnya terjatuh ke gerbang kekalahan yang sangat dalam, inilah alasan yang membuat Zaver Mu merasa malu dan kehilangan harga dirinya, jika teknik menghisap energinya tidak ada kesalahan, maka sudah dipastikan bahwa Dimas Wu hanyalah seekor semut yang tak berdaya saat ini, tetapi yang membuatnya terheran adalah teknik penghisap energi tidak dapat membantunya menyerap energi Dimas Wu, tetapi malah menyebabkan dia mengalami pengalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu kegagalan dan rasa malu, dan ini benar-benar membuatnya marah dan kesal.

Dimas Wu menatap Zaver Mu yang terkulai di tanah dengan tatapan datar, dan berkata dengan dingin: “Aku bertanya untuk terakhir kalinya, di mana kakek moyangku Larvis Wu sekarang?”

Saat ini, Dimas Wu sudah tidak dapat bersabar lagi, nada bicaranya keras dan tajam, aura pembunuh yang menggebu-gebu keluar dari tubuhnya, jika Zaver Mu bersikeras tidak menjawab pertanyaannya, maka dia akan menghabisi Zaver Mu.

Zaver Mu perlahan bangkit dari tanah dan bersandar pada tembok, dia dengan tatapan mengerikan menatap Dimas Wu, dengan sekuat tenaga membuka mulutnya dan berkata: “Apakah kamu pikir dengan mengalahkanku, maka kamu sudah dapat membuatku membuka mulut dan memberitahu keberadaan Larvis Wu? Bukankah kamu terlalu naif?”

Setelah mengatakan itu, ekspresi Zaver Wu tiba-tiba berubah dan tertawa dengan sangat keras, tawanya sombong, bahkan tidak menunjukan bahwa dia seorang pecundang yang sudah dikalahkan.

Aura membunuh dari Dimas Wu meledak-ledak, dan diapun berkata: “Sepertinya kamu benar-benar ingin mati!”

Zaver Mu sambil tertawa berkata: “Apakah kamu pikir kamu dapat membunuhku?”

Setelah berkata. Zaver Mu mengulurkan tangannya dan mengibaskan tangannya kepada tembok besar yang berada tepat di belakangnya.

Dalam sekejap dari tembok besar itu terbentuk sebuah lubang besar, seperti lubang binatang buas berlalu lalang, dan dengan cepat menelan tubuh Zaver Mu.

Zaver Mu dalam sekejap menghilang dalam lubang besar itu.

Lubang tadi dengan cepat menghilang dan tembok yang awalnya berlubang kembali tertutup lagi.

Itu terjadi hanya dalam sekejap mata,begitu cepat, bahkan Dimas Wu masih belum bereaksi atas peristiwa itu, Zaver Mu ditelan dan menghilang.

Dimas Wu mengerutkan keningnya dan dengan seksama memperhatikan tembok itu.

“Dimas Wu, anggap saja kamu beruntung kali ini. Tunggu ketika aku datang lagi, maka aku akan menghabisimu.” Walaupun Zaver Mu sudah menghilang, tetapi suaranya masih dapat terdengar dari dalam tembok.

Dimas Wu tidak memedulikan apa yang Zaver Mu katakan, dia hanya menatap tembok yang sulit ditembus itu.

Tidak peduli seberapa berat rintangan di depannya, dia harus keluar dari penjara ini, jika tidak, maka apapun tidak dapat ia lakukan, dan hanya bisa terbelenggu di dalam ruang kedap udara ini, dan hanya menunggu seseorang untuk mencabut nyawanya. Dia tidak bisa hanya berdiam diri saja, dia harus mencari dan menemukan jalan keluar, dengan begitu dia baru bisa hidup dengan tenang dan menemukan Larvis Wu.

Tanpa ragu lagi, Dimas Wu menghantam tembok dimana Zaver Mu gunakan untuk kabur tadi dengan tinjuan yang sangat keras.

Pung!

Sebuah hantaman tinjuan yang menggunakan energi yang sangat ganas, mengeluarkan suara ledakan yang menembus langit dan memekakkan telinga.

Namun yang terdengar hanya suara ledakan yang begitu keras, tembok itu masih tetap utuh tak bergeming, Tinjuan Dimas Wu kali ini seolah-olah seperti sebuah kerikil kecil yang menghantam batu besar, benar-benar tidak berguna.

Tembok ini jelas bukan terbuat dari bahan biasa, kekokohannya tak terbayangkan. Selain itu terdapat sihir pelindung di atas tembok itu. Dan Dimas Wu sudah menduga kenapa tinjuannya tidak memberikan dampak kepada tembok itu karena lapisan sihir yang melindungi tembok itu. Dan yang sudah dipastikan bahwa sihir itu adalah sihir pemblokir energi dan menghisap energi.

Pembatas dan tembok adalah pertahanan ganda, penjara bawah tanah ini sangat sulit ditembus, sulit baginya untuk kabur.

Tetapi Dimas Wu tetap percaya bahwa di dunia ini tidak ada perisai yang tidak dapat ditembus terlepas dari seberapa kuat tembok tersebut, singkatnya, untuk menerobos pertahanan tembok tersebut, pertama-tama dia harus menerobos penghalang ini, baru setelah itu dia dapat melanjutkan ke langkah berikutnya.

Memikirkan hal ini, Dimas Wu mulai mengamati dan memperhatikan dengan cermat penghalang di penjara bawah tanah ini. Prinsip penghalang ini dan lingkaran sihir tidak jauh berbeda. Dia cukup memahami tentang lingkaran sihir ini. Dimas Wu percaya bahwa dia pasti akan menemukan titik lemah sihir ini.

Setelah meneliti dalam waktu yang cukup lama, ekspresi wajah Dimas Wu seketika berubah, terlihat sebuah kelegaan tersirat, dia beranjak dan berjalan menuju tepat di tengah penjara bawah tanah, dia duduk bersila dan mulai bermeditasi.

Dia memejamkan kedua matanya, dan berkonsentrasi, segera, dia mengeluarkan aura sejati, tenaga dalamnya, dan kekuatan guntur dan petirnya, dan menggabungkan semuanya.

Ketika semua kekuatan bergabung, tiba-tiba Dimas Wu membuka matanya dan membuka kedua tangannya.

Telapak tangannya tiba-tiba menghadap ke titik tengah dinding kiri dan kanannya.

Syut! Syut! Syut!

Dalam sekejap, kedua telapak tangannya mengeluarkan energi gabungan yang luar biasa, dari penjara bawah tanah terpancar cahaya petir yang menerangi dari bawah penjara bawah tanah.

Dua kekuatan, menuju pusat dua tembok, dibombardir dengan cepat.

Pung! Pung!

Dua suara keras meledak hampir pada saat yang sama. Seluruh penjara bawah tanah bergetar hebat seolah-olah terjadi gempa bumi. Dua kekuatan kuat menghantam bagian tengah dari dua dinding masing-masing, mengeluarkan cahaya petir dan api yang berkilau.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu