Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 764 Berangan-angan (2)

Itu adalah dunia putih. Di mana-mana yang terlihat hanyalah putih salju yang beterbangan, dan juga hawa dingin yang sangat kuat. Saat berada di dalamnya, darah di tubuh pun seolah membeku. Argus Feng memiliki pelatihan yang sangat tinggi, dan dia memiliki kemampuan untuk menahan hawa dingin. Dia melihat sekeliling sesaat, dan kemudian berteriak, “Apa kamu pikir dengan memasukkanku ke dalam dunia pikiranmu, kamu memiliki kesempatan untuk mengalahkanku? Jangan berangan-angan!”

Begitu selesai berbicara, Argus Feng langsung mengayunkan tombak emasnya dan menyerang ke dunia salju putih itu tanpa ragu-ragu.

Tiba-tiba, cahaya keemasan yang menyilaukan dari energi sejatinya seperti kilat yang membelah dunia, menerobos segalanya, dan menyerang langit salju putih itu.

Energi sejati cahaya keemasan itu membuat lubang yang besar di udara, dan akhirnya mendarat di tanah dengan mengeluarkan suara benturan yang sangat panjang. Setelah beberapa saat kemudian, semuanya kembali ke keadaan semula. Dunia pikiran itu masih tetap ada, salju putih masih tetap beterbangan di langit, langit tetap berwarna putih dan tidak meninggalkan jejak apapun.

Bunyi itu tidak lagi ada, cahaya keemasan menghilang, dan semuanya menjadi bukan apa-apa.

Ekspresi Argus Feng sedikit berubah. Dia mengerutkan keningnya, lalu memejamkan matanya, dan mengamati dunia pikiran itu secara makroskopis dengan pikiran spiritualnya sendiri.

Secara mengamati keseluruhannya, alis Argus Feng lebih mengerut lagi.

Dia menemukan bahwa dunia seputih salju ini bukan tidak berujung. Dunia ini adalah bola seputih salju, dan dia terjebak di dalam bola seputih salju ini oleh Dimas Wu.

Bola ini sepertinya adalah pentagram yang kuat yang memotong garis pandangannya dan mencegah kekuatannya untuk menyerang orang yang berada di luar bola.

Setelah beberapa saat, Argus Feng membuka matanya. Tatapan matanya sangat tajam, dan dan dia berkata dengan nada bicara yang sangat sinis, “Baiklah, kalau begitu aku akan menghancurkan pentagrammu ini dulu.”

Setelah mengatakan itu, Argus Feng tidak lagi ragu-ragu. Dia mengangkat tombak emasnya lagi, dan menebas dengan ganas ke bola putih salju yang besar itu. Auranya sangat brutal, dan kecepatannya super cepat. Dia menggunakan tombak emas itu sebagai senjatanya, dan terus-menerus menebas bola putih itu dengan ganas.

Dalam sekejap, energi sejati cahaya keemasan yang tak terhitung jumlahnya membombardir permukaan bola bagian dalam dari bola seputih salju itu. Namun, permukaan bola itu tampaknya bukan benda yang keras, melainkan benda yang lembut dengan elastisitas dan ketangguhan yang tinggi. Tidak peduli seberapa kuatnya, serangannya hanya akan merusak bentuknya hingga menonjol keluar, tetapi setelah beberapa saat, bagian yang menggembung itu akan memantul kembali dan kembali ke bentuk semula.

Argus Feng terus menyerang dengan gila, tetapi pada akhirnya semuanya sia-sia. Tombak emasnya yang begitu kuat pun tidak bisa menghancurkan bola seputih salju itu.

Pentagram itu tidak bisa dihancurkan, dan ekspresi Argus Feng semakin lama semakin tidak enak dipandang. Dia harus mengakui bahwa pentagram itu jauh lebih kuat dari yang dia duga. Tidak peduli bagaimana dia menyerang, dia sama sekali tidak bisa menghancurkannya.

Tidak hanya itu, setelah melakukan serangan yang berulang, pentagram itu seolah-olah dikejutkan oleh serangan Argus Feng dan tiba-tiba berinisiatif memancarkan lingkaran cahaya putih yang membawa gejolak energi yang misterius dan aneh. Gejolak energi yang berlapis-lapis itu mendorong lingkaran cahaya itu, seolah-olah ingin menyelimuti Argus Feng.

Argus Feng diselimuti oleh lingkaran cahaya itu. Kekuatan di tubuhnya pun bahkan diserap oleh benda-benda yang tak terlihat, dan bergabung ke dalam lingkaran cahaya putih yang menyelimuti tubuhnya itu.

Itu adalah pertanda buruk, dan Argus Feng pun terkejut. Dia hanya merasa jiwanya terguncang, alam bawah sadarnya bergejolak, seluruh dunia bergetar, dan jiwanya seakan dilucuti.

Argus Feng segera menghentikan serangannya. Dia berdiri diam, memusatkan konsentrasinya, dan menstabilkan jiwanya yang gemetar.

Lingkaran cahaya yang mengelilinginya itu memiliki kemampuan magis yang seolah-olah dapat menyerap kekuatan serta jiwanya. Argus Feng sama sekali tidak tahu misteri macam apa yang ada di dalamnya. Dia hanya berusaha keras untuk menyingkirkan pikiran yang menganggunya, membenamkan pikirannya ke dalam alam bawah sadarnya, dan menstabilkan tiga jiwa dan tujuh bentuk fana serta seluruh kekuatan dalam tubuhnya.

Namun, psikokinesisnya pada akhirnya tetap tidak bisa melawan hisapan dari lingkaran cahaya itu.

Hanya dalam beberapa saat, Argus Feng merasa pusing. Seluruh tubuhnya seperti tidak bertenaga, dan dia pun benar-benar lemas dalam bola seputih salju itu.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu