Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 481 Sesepuh Utama Telah Mati (1)

Begitu bayangan merah itu keluar, samar-samar seperti terdengar suara nyanyian naga di udara. Kemudian, terlihat bayangan merah pekat yang seketika berubah menjadi seekor dewa naga ganas yang menelan dengan brutal ke arah Dimas Wu.

Orang-orang di sekitar yang menyaksikan adegan itu tiba-tiba terbelalak dan sesak napas, dan tidak ada yang mampu untuk menyelamatkan Dimas Wu. Jika Dimas Wu tidak menyelamatkan dirinya sendiri, maka dia pasti akan mati kali ini.

Suasana di tempat itu seketika menjadi sangat menegangkan.

Boom!

Dewa naga merah yang ganas itu seketika menghantam ke bawah dan mengeluarkan suara ledakan yang sangat keras.

Tempat di mana Dimas Wu terbaring seketika menjadi lubang yang besar, tetapi Dimas Wu yang terluka parah dan lemah itu telah menghilang, dan serangan itu tidak mengenainya.

Dimas Wu berhasil menghindari serangan mematikan dari Sesepuh utama.

Setelah melihat itu, semua orang seketika menghela napas lega, dan hati mereka yang tegang pun seketika menjadi lega. Tidak peduli bagaimanapun, Dimas Wu masih memiliki kemampuan untuk melarikan diri, dan mereka semua masih memiliki harapan.

Pada saat hidupnya terancam, Dimas Wu berhasil lolos dari malapetaka itu dengan menggunakan Quick shifting.

Semua orang melihat Dimas Wu berdiri sekitar sepuluh meter jauh dari Sesepuh utama. Tidak hanya tidak mati, tetapi dia juga kembali berdiri lagi.

Cahaya harapan di hati semua orang pun kembali cerah.

Begitu serangan Sesepuh utama gagal, kulit wajahnya yang tua itu bergetar beberapa kali. Dia tiba-tiba berbalik menatap Dimas Wu dengan tatapan yang memancarkan kedinginan, dan ekspresi terkejut melintas di dasar matanya. Dia sedikit membuka mulutnya dan berkata dengan suram, “Kamu bahkan masih bisa berdiri?”

Blood God Slash Sesepuh utama merupakan seni bela diri dewa yang sangat kuat, dan kepala naga merah yang terakhir itu bahkan lebih kuat lagi. Meskipun Dimas Wu tidak mati setelah diserang oleh kepala naga merah, tetapi dia seharusnya juga sudah kehilangan setengah hidupnya. Namun, Sesepuh utama tidak menyangka bahwa Dimas Wu bahkan masih bisa menggunakan Quick shifting dalam situasi seperti itu dan kembali berdiri. Betapa mengerikannya tubuh orang itu!

Dimas Wu memandang Sesepuh utama dengan wajah tanpa ekspresi, dan berkata dengan serius, “Tidak mudah untukmu membunuhku.”

Dimas Wu yang tadinya terbaring di tanah jelas telah terluka dan setengah mati, tetapi pada saat ini, keadaannya benar-benar berbeda. Tubuhnya berdiri dengan tegap, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan aura pembunuh yang mengerikan. Tatapan matanya penuh dengan kedingingan yang tak ada habisnya, dan auranya pun seketika meningkat dengan tajam.

Hatinya penuh dengan niat bertarung yang melonjak. Dia sudah terlalu lama bertarung dengan Sesepuh utama dan itu menyebabkannya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk transformasi iblisnya. Energi inti dari tubuhnya telah terkuras terlalu banyak, dan jika dia menundanya lagi, tanpa perlu serangan dari Sesepuh utama pun, dia sendiri akan mati tanpa bertarung karena menghabiskan terlalu banyak energi intinya itu.

Oleh karena itu, dia harus cepat dan melakukan serangan terakhirnya.

Ketika aura seluruh tubuhnya meningkat hingga puncaknya, dia tiba-tiba mengambil langkah besar ke depan, menginjak tanah, dan bumi pun seketika bergetar. Udara di sekitarnya meledak karena auranya yang terlalu kuat. Otot tubuhnya membengkak, pakaiannya semua sobek, dan menjadi potongan-potongan kain yang terbang jatuh ke tanah.

Semua orang melihat dengan jelas bahwa kulit Dimas Wu merah seperti api, matanya yang semerah darah itu menunjuk kebrutalannya, dan itu membuatnya terlihat seperti dewa iblis kuno yang mendaki keluar dari neraka. Sosoknya sekarang benar-benar sangat menakutkan.

Dimas Wu telah memasuki kondisi puncak transformasi iblisnya.

Kondisi puncak transformasi iblis merupakan kondisi tertinggi yang dapat ditahan oleh tubuh manusia. Pada saat ini, tubuh dan kekuatan manusia itu telah mencapai puncak kekuatan tertingginya, dan bahkan telah memasuki kondisi yang tidak sadarkan diri. Dia tidak akan bisa merasakan sakit, kegembiraan, amarah, dan kesedihan, dan hanya bertarung untuk bertarung.

Terlihat dengan jelas bahwa kondisi puncak itu bisa membuat seseorang menjadi yang terkuat. Tetapi pada saat yang bersamaan, kondisi itu juga akan mendorongmu ke jurang kematian. Jika kamu sedikit saja tidak bisa mengendalikannya dengan benar, tubuhmu akan meledak dan kamu akan mati.

Dimas Wu telah menggunakan nyawanya untuk bertarung.

Suasana hati orang yang menyaksikan pertarungan itu menjadi sangat rumit dalam sekejap. Mereka semua merasa Dimas Wu telah menjadi lebih kuat dan super kuat, dan itu merupakan hal yang baik. Tetapi, kondisi Dimas Wu itu membuat mereka khawatir. Dia benar-benar menguji kesabaran dewa kematian, dan hidupnya dapat diambil oleh dewa kematian kapan saja.

Steve Wu dan Bella Tang sangat gugup hingga tidak berani bernapas, keduanya sangat tegang dan terus menatap Dimas Wu. Mereka hanya berharap kondisi Dimas Wu yang seperti itu bisa segera berakhir, dan mereka juga berharap agar Dimas Wu bisa mengalahkan Sesepuh utama dalam waktu yang singkat, dan kemudian kembali ke keadaan semula.

Dalam menghadapi Dimas Wu yang gila, Sesepuh utama menyipitkan matanya dan berkata dengan sinis, “Kamu benar-benar cari mati.”

Sesepuh utama sama sekali tidak takut dengan kondisi puncak transformasi iblis Dimas Wu, dan nada bicaranya pun masih penuh dengan penghinaan. Jalan pintas Dimas Wu menuju kematian hanya akan membuatnya lebih cepat mati, dan Sesepuh utama sepertinya telah memprediksi bahwa akhir dari pertarungan ini akan diakhiri dengan Dimas Wu yang meledak dan mati.

Mata Dimas Wu memerah, dan dia berkata dengan sinis, “Sudah waktunya untuk mengakhiri ini, sekarang aku akan mengantarmu ke jalan kematian!”

Setelah mengatakan itu, Dimas Wu mengambil satu langkah lagi ke depan.

Boom!

Seluruh villa seperti terguncang hebat karena injakan kaki Dimas Wu, dan ledakan bergejolak di udara itu menyebabkan tanah dan debu beterbangan penuh di langit.

Sesepuh utama sedikit tercengang, kemudian dia mendengus dengan sinis dan berkata dengan murka, “Cih, bocah sombong, yang harus pergi ke jalan kematian adalah kamu.”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu