Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 605 Teknik Pengurungan (1)

Begitu Zaver Mu bergegas, aura kuatnya juga muncul, membanjiri dan menekan di tempat.

Dimas Wu baru saja menghantam tanah. Sebelum sempat meredam luka-lukanya, tiba-tiba ia merasa seolah-olah ada langit yang menimpa dirinya, aura ini terlalu ganas dan menakutkan. Seluruh tubuh Dimas Wu tampak seperti Kekuatan tak terlihat ini mengunci dengan kuat, dan untuk sementara, ia benar-benar tidak bisa bergerak.

Dan Zaver Mu dalam sekejap menuju ke samping Dimas Wu. Ia tidak berhenti sejenak. Saat datang, ia mengangkat kakinya dan menginjak tubuh Dimas Wu.

Kecepatannya sangat cepat dan kakinya sangat kuat, pada saat yang sama, aura yang dia pancarkan bergolak dan luar biasa.

Dimas Wu terkulai di tanah, tidak bisa bergerak, dia tidak memiliki serangan balik sama sekali. Dia bahkan tidak bisa menghindar.

Srssh krrakk!

Suara daging dan tulang yang patah tiba-tiba terdengar, dan kaki Zaver Mu langsung menusuk dada Dimas Wu.

Tiba-tiba mulut Dimas Wu berlumuran darah hingga mengotori wajahnya. Di dadanya, darah berceceran dengan daging yang hancur, sungguh mengerikan.

Rasa sakit Dimas Wu mencapai puncaknya dalam sekejap, seluruh wajahnya berkerut, matanya melotot, urat birunya mengencang, dan bibirnya bergetar. Dia begitu kesakitan sehingga dia hampir kehilangan kesadaran seketika, yang merupakan siksaan paling kejam pada tubuhnya.

Zaver Mu begitu sakti, ia hanya menggunakan satu jurus untuk membunuh Dimas Wu dalam hitungan detik, bahkan ia tidak memberikan kesempatan lagi pada Dimas Wu, dan langsung menginjak Dimas Wu di bawah kakinya, membuat Dimas Wu putus asa.

Melihat Dimas Wu yang begitu kesakitan hingga wajahnya berubah bentuk, mata Zaver Mu tak bisa menahan sedikit pun rasa jijik. Ia menatap Dimas Wu dan berkata dengan ragu: "Aku benar-benar tidak mengerti, mengapa Thomas Zhu bisa kalah darimu?"

Dimas Wu sama sekali tidak peduli dengan hinaan Zaver Mu. Dia hanya memikirkan rasa sakitnya, rasa sakit seperti ini benar-benar sesuatu yang dapat ditanggung orang. Dimas Wu telah merasakan rasa terbakar, patah tulang, dan tak berdaya. Tetapi pada saat ini, dia masih tidak tahan, dia melayang di tepi kematian, satu kaki sudah melangkah masuk ke gerbang hantu.

Zaver Mu memandang Dimas Wu dengan dingin. Melihat bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk berbicara, Zaver Mu hanya bisa mendengus dan berkata dengan kasar, "Dasar sampah, pergilah ke neraka!"

Saat kata-kata itu dilontarkan, Zaver Mu mengulurkan tangan kanannya, telapak tangan menghadap ke atas, dan energi sejati bersinar dengan cahaya keemasan terbentuk di telapak tangannya.

Dimas Wu merasakan niat membunuh yang kuat. Dia tahu bahwa Zaver Mu akan melakukan jurus mematikan padanya. Dia ingin melarikan diri. Namun, kaki Zaver Mu seperti paku, memaku tubuh Dimas Wu dengan kuat ke tanah. Dimas Wu tidak bisa bergerak sama sekali.

Booomm!

Begitu energi cahaya keemasan sejati terbentuk, Zaver Mu tidak ragu-ragu, dengan telapak tangan menghadap ke bawah tiba-tiba, menghantam kepala Dimas Wu.

Energi sejati yang mengerikan itu, bagaikan sinar laser dan ditembakkan ke kepala Dimas Wu.

Dimas Wu langsung menahan rasa sakit yang luar biasa ini, dan seluruh tubuhnya tiba-tiba bergerak ke samping.

Karena tak bisa mencabut paku, ia hanya bisa membiarkan paku menembus tubuhnya. Dimas Wu melakukan hal ini sama saja membiarkan tubuhnya, di kaki Zaver Mu, terbelah menjadi dua hidup-hidup.

Baanng!

Ketika dikatakan sudah terlambat, Dimas Wu baru saja menjauh, dan energi sejati Zaver Mu meledak tepat dimana kepala Dimas Wu sebelumnya.

Dimas Wu tidak sempat diam sejenak pun, setelah terhindar dari bencana tersebut, ia segera menggunakan teknik pemulihan untuk secepat mungkin memperbaiki luka lukanya.

Langsung saja Dimas Wu membuang darah dan sisa dagingnya, dan semua dengan cepat melebur menjadi bagian tubuh Dimas Wu yang hilang.

Tak lama kemudian, Dimas Wu memulihkan seluruh tubuhnya. Ia segera berdiri, menghadap Zaver Mu, dan berkata dengan dingin: "Tidak semudah itu untuk membunuhku."

Dimas Wu yang baru saja berlumuran darah dan terluka parah kini kembali utuh dan penuh energi.

Zaver Mu tidak marah atau apapun, melainkan merasa tertarik. Semangat bertarungnya semakin berkobar. Matanya berbinar. Ia memandang Dimas Wu dan perlahan berkata: “Teknik pemulihan? Cukup menarik."

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu