Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 721 Bahaya yang Berturut-turut (1)

Semuanya membeku, dan hanya Kimbo Situ yang terbang terbalik di udara.

Keterkejutan semua orang mencapai titik ekstrem, dan mereka terbengong untuk sementara waktu.

Selain syok, Sesepuh kedua dan Franky Yin sangat marah, depresi, tidak rela, dan juga menjadi panas kepala. Keduanya baru saja berkeyakinan bahwa Silvia Bai akan dikalahkan oleh Sesepuh besar, dan dia tidak akan bisa meloloskan diri dari kematian. Tetapi dalam sekejap mata, situasi pun berubah. Silvia Bai bahkan hanya menggunakan satu jurus untuk membunuh Sesepuh besar dalam sekejap, dan akhir itu seperti tamparan keras yang dipukul di wajah mereka berdua. Ekspresi mereka seketika sangat tidak enak untuk dipandang.

Sebaliknya, ekspresi Dimas Wu menjadi sangat cerah. Awalnya, dia mengira bahwa meskipun Silvia Bai memiliki kesempatan untuk menang, tetapi kesempatan itu pasti sangatlah kecil. Namun tanpa diduga, Silvia Bai menjadi begitu kuat, memberikan Dimas Wu kejutan yang tiba-tiba, dan membuatnya merasa sangat senang.

Ekspresi pria bergigi tajam juga sedikit lega, dan ekspresi keyakinan pun terlihat di matanya.

Kimbo Situ yang terlempar membalikkan badannya pada saat terakhir, dan akhirnya mendarat di tanah dengan stabil.

Dengan mendarat dengan stabil, dia masih mempertahankan sedikit martabatnya, tetapi mulutnya berlumuran darah, wajahnya pun pucat, dan terlihat dengan jelas bahwa dia terluka berat. Dia adalah seorang Sesepuh besar yang tidak pernah mendapatkan penghinaan yang seperti itu. Ekspresinya menjadi sangat menakutkan, seolah-olah ada hujan badai yang datang menyerang. Dia menatap Silvia Bai dengan tatapan yang dalam, dan berkata dengan serius, “Silvia Bai, kamu benar-benar menyembunyikannya dengan baik, sepertinya aku terlalu meremehkanmu.”

Tanpa ekspresi apapun, Silvia Bai berkata dengan sinis, “Baguslah jika kamu tahu.”

Sebagai pemenang dari ronde ini, Silvia Bai seharusnya bangga dan percaya diri, namun hatinya sama sekali tidak rileks. Dia tahu bahwa Kimbo Situ memang telah meremehkan dirinya. Oleh karena itu, dia belum mengeluarkan semua kekuatannya. Tetapi Kimbo Situ telah mendapatkan kerugian saat ini, selanjutnya dia tidak akan pernah menunjukkan belas kasihannya lagi, dan yang harus dihadapi oleh Silvia Bai adalah badai yang lebih kuat.

Tatapan Kimbo Situ menjadi dalam, dan dia pun berkata dengan kasar, “Selanjutnya kamu tidak akan seberuntung ini lagi.”

Setelah mengatakan itu, Kimbo Situ tiba-tiba membuka kedua lengannya, dan aura seperti gunung api yang meletus pun tiba-tiba meledak keluar dari tubuhnya. Kedua lengannya terentang lebar, dadanya sedikit tegak, dan dia terlihat seperti sedang menyerap esensi dari langit dan bumi. Aura dan esensi yang mengepul pun mengalir ke arahnya. Dalam sekejap, dia seperti telah menjadi dewa iblis yang penuh dengan aura pembunuh dan energi yang terkumpul.

Kemudian, dengan membawa kekuatan dewa iblis itu, Kimbo Situ berlari dengan brutal ke arah Silvia Bai.

Begitu Sesepuh besar dari Sekte Tianqi menunjukkan kekuatannya, segala macam iblis pun akan ketakutan. Auranya benar-benar menakutkan, dan saat dia berlari, seluruh dunia pun tampak bergetar. Semua aura di tempat itu bergerak seiring dengan pergerakannya. Kecepatannya sangat cepat itu menimbulkan kekuatan yang mengerikan seperti badai yang menyapu seluruh dunia.

Mereka yang menyaksikan pertarungan itu pun merasakan perasaan yang menakutkan.

Silvia Bai juga sedikit mengerutkan keningnya. Tanpa ragu-ragu sedikit pun, dia langsung mengeluarkan energi sejati cahaya putihnya yang tak berujung. Cahaya putih itu menyelimuti tubuhnya, dan dia bergerak bersama dengan cahaya itu. Sosoknya melintas dengan cepat dan langsung menghadapi Kimbo Situ yang datang berlari untuk menyerangnya.

Boom boom boom!

Dalam sekejap, mereka berdua pun bertarung bersama. Kimbo Situ diselimuti dengan aura ribuan esensi, dan energi tak terbatas pun meledak keluar dari tubuhnya. Setiap jurus yang dia keluarkan dapat menyebabkan gunung dan tanah runtuh. Jika orang kuat biasa berlawanan dengannya, mungkin saja orang kuat itu akan dimusnahkan olehnya.

Kehebatan Silvia Bai bukanlah kehebatan yang biasa saja. Meskipun tubuhnya ringan dan langsing, tetapi aura yang dikeluarkannya tidak tertandingi. Selain itu, dia sangat kuat, gerakannya sangat cepat, dan juga misterius. Karena itu, dalam menghadapi Kimbo Situ, dia juga bisa melakukan dengan baik.

Keduanya bertarung dengan sangat sengit. Untuk sesaat, bumi berguncang, langit bergemuruh, suara pertarungan tidak berhenti, dan energi mereka tidak ada habisnya. Sisa gelombang yang disebabkan oleh serangan keduanya itu berguling-guling seperti ombak yang seakan-akan bisa menyapu ke seluruh dunia.

Itu adalah duel yang menegangkan, dan juga pertarungan hidup dan mati yang mendebarkan. Sedikit saja kecerobohan yang dilakukan oleh salah satu dari mereka, maka akan langsung mati di tempat.

Pada awalnya, keduanya tampak seimbang, dan tidak ada satu pun yang mengalah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tanda-tanda kekalahan dari Silvia Bai perlahan terlihat. Dia sedikit kewalahan dalam bertarung, gerakannya sedikit kesulitan, dan dia sepertinya akan kalah dari Kimbo Situ.

Saat ini, Kimbo Situ pun langsung menyindirnya dengan berkata, “Kenapa? Kekuatanmu sudah tidak cukup?”

Silvia Bai tidak berbicara omong kosong dengan Kimbo Situ. Matanya berubah, dan dia pun berteriak, “Bentuk kedua dari Cool breeze punch, musnahkan semuanya!”

Begitu selesai berteriak, serangan tinjunya pun dilancarkan. Silvia Bai mengumpulkan kekuatan tak terbatas di tangan kanannya, dan kemudian mengayunkan tinjunya ke Kimbo Situ.

Tiba-tiba, angin aneh bertiup. Angin itu terkadang menjadi besar dan kecil, dan terkadang menjadi dingin dan panas. Angin yang bertiup itu seakan bisa membuatmu merasakan empat musim dalam sekejap, tetapi empat musim yang berubah itu membuat semua makhluk mati dan hidup, dan aura yang tidak bisa diprediksi itu membuat orang-orang tidak bisa menduganya.

Ketika angin aneh itu berlalu, cahaya warna-warni yang bersinar itu muncul seiring dengan bayangan tinju itu keluar, dan seiring dengan angin itu menyerang ke arah Kimbo Situ.

“Kemampuan yang kecil!” kata Kimbo Situ.

Dia menghina dengan remeh, tetapi hatinya menjadi waspada. Karena kecerobohannya yang meremehkan musuhnya sebelumnya, dia pun dikalahkan oleh Cool breeze punch Silvia Bai. Sekarang, dalam menghadapi bentuk kedua dari Cool breeze punch Silvia Bai, Kimbo Situ sama sekali tidak berani untuk lengah lagi.

Dia tiba-tiba menghimpun auranya, tangan kananya mengepal dengan erat hingga urat-uratnya keluar, dan kabut hitam pun muncul di atasnya. Kemudian, dia menggunakan seluruh tenaganya untuk melancarkan tinju yang paling ganas. Begitu serangan tinjunya keluar, bayangan hitam pun mengikuti tinjunya itu. Kemana pun dia lewat, udara menjadi pecah, tanah menjadi runtuh, dan semuanya pun hancur.

Boom!

Tinju keduanya seperti dua meteroit yang bertabrakan dengan dahsyat, dan mengeluarkan suara keras yang mengguncang bumi. Cahaya yang bercampur dengan berbagai warna melesat dari celah kedua tinju itu seperti kembang api bermekaran yang menyilaukan dan membuat seluruh langit menjadi indah.

Setelah itu, udara pun bergoyang, dan kekuatan dari keduanya yang sebanding dengan ledakan bom atom itu pun meledak sepenuhnya.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu