Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 52 Karma Tidak Bisa Dihindari

Felicia Huang meninggal?

Kata-kata ini bagaikan sebuah bom atom yang dalam waktu singkat mengebom keluarga Huang, sehingga membuat mereka semua pun terdiam, dan raut wajah mereka satu persatu pun berubah. Tadi baru saja mereka memprotes dan menggunakan Felicia Huang untuk dijadikan tameng mereka, apa lagi hasilnya sangat bagus, karena bagaimana pun Angel Xia tidak berperasaan, dia juga tidak mungkin tidak berperasaan dengan Felicia Huang. Dan saat ketika keadaan sudah mulai ingin berbalik, tiba-tiba saja datang kabar buruk, yaitu Felicia Huang meninggal, dan dia matinya pun di dalam kediaman keluarga Huang? Dengan masalah ini, sudah tentu makin menjeremuskan mereka ke dalam lubang kesalahan.

Seluruh anggota keluarga Huang pun ketakutan dan langsung panik.

Angel Xia yang mendengar kata-kata itu, tubuhnya pun langsung bergemetaran, otaknya seperti berhenti bekerja dan tidak dapat lagi berpikir banyak, dia langsung merespon bawahan keluarga Huang: “Di mana ibuku, di mana dia?” suara Angel Xia menjadi serak.

Bawahan keluarga Huang ini jugalah sangat panik, karena dia hanya bertanggung jawab untuk melihat-lihat orang yang berada di pondok kayu, dia pun tidak menyangka akan memakan korban jiwa, dengan suara buru-buru dan panik, dia pun menjelaskan: “Di pondok kayu, dia memuntahkan darah, dan napasnya juga sudah tidak ada.”

Mendengar hal itu semua orang pun dengan tergesa-gesa pergi ke arah pondok kayu.

Di antara mereka Angel Xia lah yang paling cepat berlari, dia sudah seperti orang gila dan seperti terbang ke sana, sesampainya di pondok kayu itu, dia pun melihat tubuh Felicia Huang sudah tersungkur di lantai dengan rambut yang menggerai, dari sudut mulutnya keluar darah segar, serta terlihat juga kakinya yang terikat oleh tali. Air mata Angel Xia pun langsung terjatuh dan menangis dengan kuat, berteriak dan memegang ibunya: “Ibu, ibu!”

Kesedihan Angel Xia membuat Dimas Wu juga merasa sangat bersedih.

Dimas Wu pun mendekat ke arah mereka dan memegang nadi Felicia Huang, saat itu raut wajahnya menjadi sangat terkejut, dengan segera dia pun berkata: “Siapa yang ada jarum besi, berikan kepadaku.”

Mendengar hal itu Toni Huang pun dibuat tergesa: “Cepat, ambil jarum besi kemari.”

Terhadap anak perempuannya ini, Toni Huang sama sekali tidak mempunyai perasaan, tetapi saat itu Toni Huang sangat panik, karena dia menyadari jika Felicia mati di rumahnya sendiri, dia bukan hanya harus berhadapan dengan pembalasan dendam yang gila oleh Dimas Wu, tetapi dia juga harus menerima hukuman negara. Toni Huang pun tidak bisa lagi membayangkan akhirnya, dia hanya berharap agar Felicia bisa diselamatkan, walaupun harapan itu sangatlah kecil.

Begitu mendengar perkataan Dimas Wu, Angel Xia yang dari tadi diliputi rasa kesedihan pun langsung berhenti menangis, dan dengan perasaan senang bertanya kepada Dimas: “Apakah ibuku masih bisa tertolong?”

Dimas Wu dengan wajah serius berkata: “Aku coba.”

“Dia sudah tidak bernapas, bagaimana mungkin bisa tertolong.” Penjaga pondok kayu itu saat ini hanyalah bersedih dan panik, dia tidak tahu lagi mesti berkata apa.

Orang-orang yang ikut datang ke sana pun muncul rasa kebingungan, semua orang tahu bahwa Dimas Wu bukanlah orang yang biasa, tetapi kata-katanya yang barusan, tentu saja mereka tidak percaya, tetapi mereka pun tidak berani untuk berkata apapun dan hanya berdiri di samping melihat dengan diam.

Tidak butuh waktu lama, datanglah seseorang dengan mengambil sebuah kotak obat di sana, di dalamnya terdapat berbagai macam obat-obatan serta pelengkapan kedokteran, tentu saja jarum besi pun juga berada di sana.

Tanpa ragu-ragu Dimas Wu pun langsung dengan cepat mengeluarkan sebuah jarum besi itu dan langsung menusuk ke dalam bagian hidung bawah Felicia Huang.

Memasukkan jarum ke dalam bagian bawah hidung adalah metode paling mendasar di akupuntur, tetapi dalam akupuntur, yang paling penting adalah gerakan tangan. Setelah Dimas Wu memasukkan jarum besi itu, jari jempol telunjuk dan tengah tangannya pun mencubit daerah jarum itu, terkadang dia membuat gerakan memutar, terkadang juga dia seperti menarik lepas dengan ringan.

Gerakan ini terlihat mudah, tetapi kenyataannya setiap gerakan itu harus dilakukan dengan sangat detail dan sangat berhati-hati, lalu tidak bisa sedikit pun terjadi kesalahan. Hal ini bukanlah hanya saja menguji gerakan tangan Dimas Wu, tetapi juga menguji perasaannya. Jika perasaannya tenang, gerakannya gesit dan tepat, maka akan bisa membawa hasil.

Orang-orang yang berada di sekitar sana pun melihat Dimas Wu tanpa berkedip, sampai-sampai mereka pun tidak berani menghelakan napas.

Felicia Huang yang tersungkur di lantai itu tiba-tiba saja tubuhnya bergemetar dan terlihat tanda-tanda kesadaran, denyut nadinya serta napasnya juga kembali ada, dia pun hidup kembali.

Dimas Wu melepaskan jarum besi itu dan berkata dengan kuat: “Panggil mobil ambulans!” Felicia Huang pun baru saja ditarik kembali oleh Dimas Wu dari gerbang kematian, bukan hanya nyawanya saja kembali, tetapi dirinya pun masih dalam keadaan koma, tubuhnya juga sangat melemah, sehingga dia memerlukan cairan vitamin dan makanan yang bergizi.

Hidup dari kematian!

Mata orang-orang yang berada di sana pun menjadi melotot, mereka sangatlah terkejut, hanya dengan menggunakan sebuah jarum besi, Dimas Wu bisa menyelamatkan nyawa Felicia Huang, hal itu sangatlah aneh, sehingga mereka sama sekali tidak bisa mempercayainya.

Di antara mereka semua, Angel Xia lah yang paling dibuat terkejut, matanya yang sudah basah oleh air mata, begitu melihat Felicia hidup kembali, hatinya pun merasa sangat gembira, serta ketakutan setelah kejadian tadi, dia benar-benar tidak tahu bahwa Dimas Wu punya keahlian seperti itu yang bisa membawa kembali ibunya dari genggaman dewa kematian.

“Bukankah ibuku sudah meninggal? Kenapa masih bisa ditolong?” dengan suara yang bergemetaran, Angel Xia pun bertanya dengan keraguan hatinya. Dia masih tampak kebingungan, dia sangatlah ketakutan karena ibunya hampir saja meninggal.

Dimas Wu pun menjawab: “Dia tidak meninggal, hanya saja mentalnya menerima banyak tekanan, perasaannya tidak stabil, sehingga menyumbat darah ke jantung dan menyumbat pernapasannya.”

Kata-kata Dimas Wu memasukki semua pikiran orang, sehingga penilaian mereka terhadapnya pun menjadi berubah, dia bukan hanya bukanlah orang bodoh, tetapi kekuatannya juga sangatlah hebat, kekuasaannya tidaklah biasa, dan juga dia pun berpengalaman dalam bidang kedokteran. Semua ini pun meningkatkan kharismanya.

Tampak perubahan sorot mata dari seluruh orang.

Setelah melewati kejadian yang menakutkan dan mengejutkan itu, dengan perlahan Toni Huang pun kembali sadar atas masalahnya, dia masih mempunyai kesempatan karena Felicia Huang tidak mati, jadi dia dengan cepat berbicara kepada Angel Xia: “Ibu kamu tiba-tiba menggila, jadi aku tidak punya cara lain, sehingga aku pun mengurungnya di pondok kayu ini, aku juga tidak tahu kenapa dia bisa memuntahkan darah dan syok, sehingga hal ini tidak ada hubungannya denganku.”

Sudah seperti ini pun orang luar yang tidak ada hubungannya dengan mereka juga bisa melihat dengan jelas, keluarga Huang yang tidak mempunyai perasaan serta kejahatan mereka, tetapi Toni Huang malah masih membela dirinya dan tidak ingin mengakui kesalahannya.

Angel Xia yang mendengar kata-kata itu pun matanya memerah, dia berdiri dan berkata dengan marah kepada Toni Huang: “Ibuku adalah putri kandungmu, dan kamu malah mengikatnya di pondok kayu ini yang sangat gelap, sedangkan kamu di luar sana berpesta dan berkumpul dengan senang, malah semua tanggung jawab kalian limpahkan di dirinya. Dan sekarang nyawa ibuku hampir saja hilang, dan kamu masih tidak merasa bersalah dan masih membela dirimu sendiri, kamu benar-benar tidak bisa disebut sebagai manusia!”

“Walaupun ibuku salah, dia sudah mendapatkan pelajarannya, jadi kalian juga sudah seharusnya mendapatkan hukuman yang setimpal.”

Angel Xia pun benar-benar sudah kecewa dan mati rasa terhadap keluarga Huang.

Mendengar kata-kata itu, Dimas Wu pun tidak lagi sungkan, dia langsung berkata kepada anggota keluarga Huang: “Hasil perbuatan kalian sendiri tidak bisa lagi dihindari, kalian keluarga Huang lain kali jangan berharap untuk membalikkan badan lagi.”

Hari kematian sudah tiba.

Arti kata-kata Dimas Wu adalah kejayaan keluarga Huang sudah sampai di ujung tanduk. Mulai saat ini, keluarga Huang yang begitu sukses hanya akan selalu berjalan di arah kegagalan.

“Habislah, keluarga Huang benar-benar sudah habis.”

Setiap anggota keluarga Huang yang berada disana pun sangatlah bersedih dan sangatlah menyesali perbuatan mereka.

40 menit kemudian Felicia Huang pun diantar ke rumah sakit, dokter sedang memeriksa Felicia secara menyeluruh.

Di luar kamar pasien, Angel Xia melihat dan bertanya kepada Dimas: “Kamu juga bisa ilmu medis?”

Dimas Wu pun mengakuinya: “Pernah belajar sedikit.” Dimas Wu sangat berbakat dalam segala hal, semua hal pun pernah dipelajarinya, termasuk teknik medis.

Angel Xia pun semakin lama semakin tidak bisa menebak Dimas Wu, tetapi dia tahu dengan perlahan, mungkin dia akan mengerti seluruhnya tentang Dimas. Setelah berdiam sejenak, dia pun kembali membuka suara dengan tulus dan berkata: “Terima kasih karena kamu telah membantuku, dan juga terima kasih karena kamu sudah menolong ibuku.”

Dimas Wu pun dengan serius berkata: “Itu semua hal yang seharusnya aku lakukan.”

Saat mereka sedang berbicara, akhirnya dokter pun keluar dari kamar pasien dan berkata kepada Angel: “Saat ini tubuh pasien hanyalah terlalu lemah, tetapi tidak ada bahaya yang besar, beliau harus dirawat di rumah sakit dalam waktu dua hari.” Setelah itu dokter pun pergi.

Dimas Wu dan Angel Xia pun masuk ke dalam ruang pasien.

Di atas ranjang, terlihat keadaan Felicia yang masih koma dan dokter memberinya sebuah gantungan botol infus, terlihat juga raut wajahnya yang sudah lebih cerah dari pada sebelumnya.

“Ibuku mungkin saat itu bingung sehingga berlaku jahat, sekarang dia pasti sangatlah menyesal, aku harap kamu jangan menyalahkannya.” Angel Xia melihat Felicia Huang yang berada di ranjang tersebut.

Dimas Wu pun menganggukkan kepalanya: “Sudah terlihat.”

Saat hari menjelang malam, Felicia Huang pun tersadarkan, begitu membuka matanya, dia melihat Angel Xia duduk di tepi ranjang untuk menjaganya, Felicia pun terdiam dan dengan tidak percaya bertanya: “Angel? Aku tidak bermimpi kan?”

Angel Xia pun menggenggam tangan Felicia dan berkata dengan lembut: “Ibu, kamu sedang tidak bermimpi, ini adalah diriku.

Felicia yang merasa kehangatan dan kekuatan di dalam tangannya itu, seketika air matanya pun terjatuh, dia menangisi penyesalan dan berkata: “Angel, ibu tahu ibu salah, dan aku sangat menyesalinya, dua hari ini aku sedang mencarimu kemana-mana, kemanakah dirimu nak, kamu sudah membuat ibumu khawatir, dan kamu tahu tidak aku sangat merindukanmu.”

Perasaan Felicia Huang menjadi sangat senang, sampai-sampai berbicara pun terbata-bata.

Angel Xia berkata dengan sedikit bersedih: “Ibu, aku tidak menyalahkanmu.”

Walaupun Felicia Huang berbuat banyak kesalahan, tetapi Angel Xia yang melihat ibunya itu hampir mati hari ini, dia juga menyalahkan dirinya sendiri. Yang penting bagi Angel Xia adalah ibunya bisa hidup dengan baik.

Saat ibu dan anak itu sedang berbicara dengan sedih, Dimas Wu yang dengan membawa nasi bungkus pun masuk ke dalam kamar pasien.

Begitu Dimas Wu masuk, kesedihan Felicia seketika langsung hilang dan berubah menjadi emosi, dengan mata melotot dia memarahi Dimas Wu: “Hei kamu orang bodoh, kenapa kamu berada di sini, kenapa kamu masih berani muncul di depanku, lihat saja aku akan memukulmu sampai mati.”

Perasaan Felicia Huang saat ini mendadak berubah menjadi emosi yang besar, kondisi dia saat itu pun bukanlah seperti orang yang sakit, malah sudah seperti seekor harimau yang mengamuk.

Setelah berbicara seperti itu, dia masih ingin berdiri dan memukul Dimas Wu.

Angel Xia pun langsung menahan tubuh Felicia dan menjelaskan: “Ibu, sakit Dimas Wu sudah sembuh, sekarang dia sudah kembali normal, dan dialah yang membantuku menyelesaikan masalah dengan Bobi Zhang, dan hari ini kamu hampir mati, dialah yang menyelamatkan nyawamu.”

Felicia Huang dengan marah berkata: “Dia yang menyelesaikan masalah dengan Bobi Zhang? Dan masih menolongku? Tidak mungkin, memangnya kamu kira aku bodoh? Angel, apakah kamu lupa bagaimana dirinya mencelakai kita? Kalau bukan karena si bodoh ini, kita tidak mungkin separah itu bukan? Aku harus membunuhnya.”

Semakin berbicara Felicia pun semakin emosi dan hampir saja tidak bisa bernapas. Felicia Huang sangatlah membenci Dimas Wu hingga ke tulang rusuknya, karena dia merasa karena Dimas Wu lah, dirinya dan Angel Xia bisa celaka sampai seperti ini.

Dimas Wu paling mengerti kondisi tubuh Felicia Huang saat ini, dia tahu untuk sementara Felicia Huang tidak boleh syok, jadi dia pun mengambil nasi bungkus itu dan keluar dari ruangan tersebut.

Di dalam kamar pasien, Angel Xia pun menghibur ibunya dalam waktu yang lama, dan akhirnya bisa dengan perlahan menstabilkan kembali emosinya.

Hanya saja apapun yang Angel Xia katakan, Felicia tetap tidak percaya bahwa Dimas Wu sudah kembali normal, saat itu karena dia terlalu percaya kepada Dimas Wu, sehingga hampir membuatnya jatuh masuk ke dalam lubang neraka dan tidak bisa kembali. Sehingga kebencian itu pun sudah sangat dalam bagi Felicia.

Setelah menghibur ibunya, Angel pun keluar dari kamar dan berkata kepada Dimas: “Aku minta maaf, karena masalah kemarin itu, ibuku sempat salah paham besar denganmu, jangan kamu masukkan ke hati ya!”

Dimas Wu pun berkata dengan santai: “Tidak apa-apa, aku mengerti.”

Keesokkan harinya, kondisi tubuh Felicia Huang sudah sembuh sangat banyak, semangatnya pun juga sudah mulai pulih, yang penting sekarang putrinya sudah ditemukan, sehingga hatinya yang gusar pun sudah menjadi tenang banyak. Felicia yang masih berbaring di atas ranjang, dengan tidak tahan berkata kepada Angel: “Angel, koper kita di mana, tubuhku gatal sekali, rasanya aku ingin mandi.”

Dalam dua hari ini Felicia berlalu-lalang di jalanan dan tidak mandi, sehingga tubuhnya pun kotor dan sangat berantakan.

Angel Xia pun segera menjawab: “Kamu tunggulah, aku akan pergi mengambilnya.”

Setelah itu Angel pun mengeluarkan koper mereka berdua dari lemari kamar itu, itu adalah barang yang diperintahkan Dimas Wu kepada Keluarga Huang untuk dibawa kemari, memang barang-barang dalam koper itu bukanlah barang yang mahal, hanya saja barang-barang yang di koper itu adalah barang-barang yang berada di rumah Angel Xia, dan terdapat juga beberapa barang yang tidak ternilai harganya, misalkan saja foto mendiang ayahnya, makanya Angel Xia ingin mengambilnya.

Felicia mengambil baju ganti itu dan langsung pergi mandi.

“Setelah ibuku keluar dari rumah sakit, kita akan kemana?” dulu di dalam keluarga itu, Angel Xia lah yang mengambil keputusan, dia adalah orang yang memiliki pandangan sendiri, tetapi setelah mengalami banyak hal, sekarang Angel Xia pun sudah terbiasa bergantung kepada Dimas Wu, sehingga dia pun meminta pendapat Dimas Wu.

Dimas pun berkata dengan santai: “Kita pergi ke kota Xiyuan!”

Dimas Wu memutuskan untuk selanjutnya pergi ke kota Xiyuan. Jhony Wang, keluarga Xia, satu persatu hutang akan dia tagih.

Dalam tiga tahun ini, Angel Xia sudah mendapatkan banyak sekali cacian dan makian, serta sudah banyak sekali menderita di kota Xiyuan, jadi dia harus membalasnya untuk Angel Xia, dan juga dia sudah menyiapkan kejutan besar untuk Angel Xia di kota Xiyuan.

Mendengar hal itu, Angel pun tanpa ragu-ragu langsung berkata: “Baik!” bagi Angel Xia kota Xiyuan adalah kota yang tidak ingin dia pergi kembali, sebenarnya dia berencana untuk pergi dari kota Xiyuan dan tidak ingin kembali. Tetapi karena sekarang sudah ada Dimas Wu yang bisa dia handalkan, Angel pun tidak lagi takut akan kota Xiyuan, lalu dia pun mengembalikan keberaniannya yang dulu.

Setelah Felicia selesai mandi, dia pun merasa sangat bugar seperti hari yang baru.

Angel Xia kemudian memanggil dokter dan kembali melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada Felicia Huang.

Setelah selesai diperiksa dokter pun memberitahukan: “Kesembuhannya sangatlah baik, dan boleh kapan pun meninggalkan rumah sakit.”

Setelah dokter itu pergi, Angel berkata kepada ibunya: “Ibu, setelah keluar dari rumah sakit, kita akan kembali ke kota Xiyuan ya?”

Tanpa berpikir panjang, Felicia pun menjawab: “Tidak masalah, kemana pun aku bersedia, aku dengarkan kamu.” Setelah mengalami karena kehilangan Angel Xia, hatinya pun sekarang sudah berubah, bagi dia yang paling penting adalah putrinya selalu menemaninya di samping, selain itu dia tidak peduli.

Setelah berkata demikian, Felicia melihat ke arah jam dan berkata: “Kalau begitu cepatlah kita berangkat, kalau malam sekali takutnya tidak keburu untuk membeli tiket.”

Angel Xia pun menjelaskan: “Tidak buru-buru, sebentar lagi akan ada mobil yang menjemput kita untuk ke kota Xiyuan.”

Felicia Huang pun kebingungan: “Siapa yang menjemput?”

Angel Xia menggelengkan kepalanya: “Aku juga tidak tahu, Dimas yang memanggil mereka.”

Mendengar nama Dimas kembali disebutkan, Felicia pun kembali marah dan berkata kepada Angel: “Kenapa kamu percaya sekali dengan Dimas Wu yang bodoh itu, dia pasti sudah memanggil taksi gelap, dan setelah itu dia akan menjual kita, ibu dan anak.”

Kemudian Felicia pun memarahi Dimas Wu yang terdiam dari tadi: “Sebenarnya obat apa yang kamu berikan kepada Angel Xia, sampai-sampai dia begitu mempercayaimu?”

Pada waktu yang bersamaan, sebuah mobil Rolls-Royce Phantom dan enam mobil Land Rover mengikutinya dari belakang, sehingga tujuh mobil mewah itu pun melaju sangat cepat di jalanan.

Jeremy Li yang duduk di mobil Rolls-Royce Phantom wajahnya tampak tegang sekali, mengingat masalah di restoran Breeze hari itu, walaupun tiba-tiba saja di luar dugaan Dimas Wu sakit, tetapi setelah itu dia pun sendiri tidak mengurusnya dengan benar, sehingga membuat Angel Xia pergi jauh dan sampai-sampai ingin bunuh diri, tentu saja hal ini adalah tanggung jawabnya. Walaupun Dimas Wu tidak menghukumnya, tetapi hati Jeremy pun juga merasa tidak nyaman.

Dan kali ini, Dimas Wu membawa kembali Angel Xia ke kota Xiyuan, tentu saja Jeremy Li tidak ingin lagi berbuat sedikit pun kesalahan. Jadi dia yang langsung turun tangan dan membawa rombongannya untuk menyambut Dimas Wu.

“Bos, kita sudah sampai di kota Jiangzhou, setelah ini kita kemana?” tiba-tiba supir itu membuka mulut dan bertanya kepada Jeremy.

Jeremy pun menjawab: “Rumah sakit rakyat Jiangzhou.”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu