Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 458 Sterling Tang Mati (2)

Suara Dimas Wu terdengar dingin dan tak berperasaan, nada bicaranya tegas. Tubuhnya memancarkan aura kejam yang dingin bagaikan es. Dimas Wu pada saat ini bak dewa kematian dari neraka yang begitu menyeramkan.

Sesepuh besar selama hidupnya bersikap angkuh. Kekalahan hari ini telah menjadi cambuk yang paling memalukan dalam hidupnya. Dimas Wu sudah mengalahkan dirinya, bahkan juga mengalahkan Sterling Tang, adiknya. Semua ini membuat sesepuh besar tak kuasa menahan lagi. Saat ini, Dimas Wu dengan sombongnya mengancam dirinya. Hal ini membuatnya lebih berapi-api. Ia menggertakkan giginya dan melihat Dimas Wu dengan tatapan melotot, lalu berkata gusar: “Kamu…”

“Kakak, minggirlah.” Belum selesai berkata, Sterling Tang tiba-tiba membuka suara dan memotong pembicaraan mereka dengan nada bicara yang lemah.

Sterling Tang telah memakan obat yang membuat pendarahan pada dadanya berhenti, tetapi ia masih berada pada kondisi yang sangat lemah. Suaranya saja masih sangat serak.

Mendengar ucapan Sterling Tang, sesepuh besar pun mengerutkan alis. Setelah bimbang beberapa detik, ia pun akhirnya minggir.

Anggota keluarga Tang yang lain juga satu per satu mundur dan memberi jalan bagi Dimas Wu.

Dimas Wu berjalan mendekat, lalu menghentikan langkahnya. Ia mengangkat Blood Dragon Knife dan mengarahkan lurus ke Sterling Tang, lalu berkata dingin: “Aku akan mengampunimu, asal dengan satu syarat, kamu harus berjanji padaku mulai detik ini jangan pernah lagi mencari masalah dengan keluarga Wu.”

Suara Dimas Wu sangat dingin. Darah Sterling Tang masih menetes dari ujung pisau Blood Dragon Knife.

Darah merah segar yang menetes itu menusuk masuk ke mata Sterling Tang, tetapi lebih menusuk lagi ke dalam hatinya. Ia menatap Dimas Wu dalam-dalam, lalu berkata kata demi kata dengan jeda: “Dimas Wu, kamu jangan bermimpi. Keluarga Tang-ku tidak akan pernah mungkin melepaskan keluarga Wu.”

Suara Sterling Tang masih sangat lemah dan serak, tetapi nada bicaranya sangat tegas. Keluarga Tang telah menguasai dunia selama beberapa tahun, ini adalah pertama kalinya keluarga Tang kalah dengan begitu telak. Dendam yang besar seperti ini mana mungkin tidak dibalaskan oleh Sterling Tang. Keluarga Tang dan keluarga Wu tidak akan bisa berdamai selamanya.

Sorot mata Dimas Wu sedikit berubah. Ia pun berkata dengan nada dingin: “Apakah kamu tahu apa akibatnya jika kamu menolak permintaanku?”

Tentu saja, jika Sterling Tang tidak menyetujuinya, Dimas Wu akan langsung menghabisi nyawanya saat itu juga.

Sterling Tang bisa merasakan keinginan Dimas Wu untuk membunuhnya, tetapi ia tidak ada niat untuk mundur sedikit pun. Ia lalu lanjut berkata teguh: “Apakah kamu mengira latar belakang keluarga Tang benar-benar hanya segini saja? Aku katakan padamu, kalau kamu berani membunuhku, maka kamu dan keluarga Wu akan hancur selamanya.”

Selesai berkata demikian, sesepuh besar juga ikut berlari mendekat, lalu berkata dengan tegas: “Benar. Dimas Wu, sesepuh utama keluarga Tang lah orang hebat yang sesungguhnya. Jika kamu benar-benar berani membunuh anggota keluarga Tang kami, maka…”

Namun demikian, belum selesai sesepuh besar berbicara, tiba-tiba satu sinar berwarna merah darah melesat menggorok lehernya dan memercikkan darah merah segar.

“Kamu, kamu…”

Sesepuh besar bergegas menutup lehernya dan menatap Dimas Wu dengan penuh ketakutan. Matanya melotot sebesar lonceng tembaga, hanya ada rasa tidak percaya yang terpancar dari sorot matanya. Bagaimanapun juga ia tidak menyangka bahwa Dimas Wu ternyata benar-benar begitu angkuh hingga berani membunuh dirinya di hadapan banyak orang.

Bruukk!

Sesepuh besar baru saja mengatakan satu kata ‘kamu’, lalu ia tak lagi membuka suara. Tubuhnya langsung jatuh terkapar di atas tanah.

Sesepuh besar pun meninggal.

Sampai ia menghembuskan napas terakhir, ia tidak menutup kedua matanya yang penuh dengan keterkejutan dan ketidakpuasan itu.

Melihat kondisi tersebut, orang-orang dalam keluarga Tang yang ada di sekeliling pun spontan menjerit: “Sesepuh besar!”

Akan tetapi, sesepuh besar tidak lagi memberikan respon apa-apa.

Tatapan mata Dimas Wu dingin, lalu ia kembali mengarahkan Blood Dragon Knife kepada Sterling Tang dan berkata tegas: “Untuk terakhir kalinya aku bertanya padamu, apakah kamu setuju bahwa mulai saat ini keluarga Wu dan keluarga Tang tidak akan saling melukai dan mencari masalah?”

Pada saat mengucapkan hal ini, aura keji yang ada di tubuh Dimas Wu sudah begitu kuat. Blood Dragon Knife yang ada di tangannya itu juga penuh dengan aura pembunuh yang haus akan darah.

Anggota keluarga Tang begitu kaget hingga separuh jiwa mereka melayang. Seluruh tubuh mereka dipenuhi dengan rasa dingin yang menusuk tulang. Rasa terkejut yang ada di hati mereka sulit untuk diungkapkan. Di momen ini, merekalah yang paling menyadari betapa menyeramkan Dimas Wu itu.

Sterling Tang yang tersungkur di tanah juga tercengang hingga membelalakkan mata. Ia terpaku melihat mayat sesepuh besar yang mengenaskan. Kemudian, ia memalingkan pandangannya dan menatap Dimas Wu sambil berkata dengan amarah yang meledak-ledak: “Terakhir kalinya juga aku katakan padamu, ingin menyuruhku melepaskan keluarga Wu, itu tidak akan mungkin terjadi!”

Sterling Tang dari awal memang sudah sangat membenci Dimas Wu dan keluarga Wu. Sekarang, Dimas Wu malah berani membunuh kakak kandungnya sendiri di hadapannya. Hal ini membuat Sterling Tang benar-benar membenci Dimas Wu hingga kebencian itu merasuk ke daging dan kulitnya. Ia tidak mungkin akan berkompromi dengan Dimas Wu.

Baru selesai ia berbicara, Dimas Wu mengangkat pisaunya, lalu melayangkan satu tebasan ke Sterling Tang.

Puuufff!

Bersamaan dengan pisau di tangan Dimas Wu yang turun ke bawah, dari leher Sterling Tang juga seketika mengalir darah segar keluar. Darah tersebut muncrat dari luka itu dan membasahi udara.

Sterling Tang pun mati.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu