Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 497 Kalah Telak (1)

Shiuuuu!

Dalam sekejap, Dimas Wu mengelak dengan kecepatan yang tidak terlihat oleh mata telanjang, dan mampu menghindar dari energi sejati telapak tangan raksasa Maverick Tang yang tak terhentikan.

Namun, saat Dimas Wu berhasil menghindar dari serangan itu, tangan Maverick Tang yang satunya menyerang Dimas Wu sekali lagi dengan kekuatan telapak tangan yang dahsyat.

Telapak tangan itu sangatlah kuat dan cepat, dan sama sekali tidak memberi Dimas Wu kesempatan untuk bernapas.

Energi sejati menakutkan dengan aura yang suram pun keluar dari telapak tangannya.

Dimas Wu seketika merasakan aura kematian yang kuat datang menyelimutinya. Selain itu, aura telapak tangan Maverick Tang menyerang Dimas Wu hampir dari segala arah, dan itu membuat Dimas Wu tidak bisa mengelak ke manapun.

Dimas Wu tidak punya waktu untuk ragu-ragu. Dia berusaha keras untuk menyambut serangan itu dengan telapak tangannya tanpa memedulikan apapun, dan telapak tangannya pun diselimuti dengan wild power serta kekuatan energi sejati keras miliknya. Saat ini, dia benar-benar telah mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Boom!

Telapak tangan kedua orang itu sekali lagi saling menghantam satu sama lain dan menimbulkan suara yang sangat keras.

Dalam kekuatan telapak tangan Maverick Tang terdapat kekuatan pengikis yang dapat menelan vitalitas tubuh manusia. Selain itu, kekuatan itu bersifat korosif dan dapat merusak tanpa batas.

Kekuatan energi sejati Dimas Wu saling bertabrakan dengan kekuatannya. Tetapi kekuatan Dimas Wu sama sekali tidak memiliki keunggulan apapun, dan malah ditelan sedikit demi sedikit.

Namun, Dimas Wu tidak menunjukkan kelemahannya. Dia terus mengerahkan kekuatannya, dan mati-matian menahan serangan kekuatan penghancur Maverick Tang.

Kekuatan kedua orang itu seperti dua orang yang adu panco dan terus-menerus bersaing tanpa saling tidak mengalah.

Namun, seiring dengan berlalunya waktu, kekuatan telapak tangan Maverick Tang yang besar itu memancarkan aura yang tak tertandingi, dan perlahan maju ke arah Dimas Wu. Kekuatan itu terus-menerus memberikan tekanan, dan membuat Dimas Wu berangsur-angsur merasa kesulitan hingga mengeluarkan keringat di dahinya.

Terlihat dengan jelas bahwa kekuatan Maverick lebih kuat daripada Dimas Wu.

Jika terus berlanjut seperti itu, Dimas Wu pasti akan dikalahkan oleh Maverick Tang.

Karena debu dan pasir yang beterbangan di langit telah jatuh, orang-orang yang ada di dalam pentagram penenang akhirnya dapat melihat dengan jelas dua orang yang saling bertarung itu. Penglihatan mereka menjadi sangat jelas hingga dapat melihat keringat Dimas Wu yang mengucur deras. Pada saat ini, mereka semua spontan menjadi cemas dan sangat khawatir Dimas Wu tidak bisa bertahan, karena begitu Dimas Wu kalah, maka mereka semua juga akan berakhir. Oleh karena itu, semua orang diam-diam bersorak untuk menyemangati Dimas Wu.

Namun, ekspresi kesulitan Dimas Wu semakin lama menjadi semakin hebat. Keningnya berkerut dengan dalam, dan matanya tiba-tiba tertuju ke arah Blood Dragon Knife yang membeku di udara.

Dalam sekejap, pupil Dimas Wu tiba-tiba mengecil.

Krak!

Blood Dragon Knife yang ada di udara seperti menerima instruksi dan langsung menghantam es yang menyegelnya.

Begitu terlepas dari kurungan, Blood Dragon Knife langsung menembus udara dengan kecepatan kilat dan meluncur ke bawah.

Bilah berwarna merah darah yang bersinar dengan cahaya merah menyilaukan itu membelah udara, dan dengan aura penghancur yang kuat, pisau itu seolah-olah memberikan bantuan pada Dimas Wu dengan menebas ke arah telapak tangan Maverick Tang dengan ganas.

Setelah melihat itu, Dimas Wu segera mengeluarkan energi terakhirnya, meningkatkan kekuatannya dengan cepat, dan melancarkan serangan tambahan pada Maverick Tang.

Pada saat yang bersamaan, aura pisau dari Blood Dragon Knife juga menyerbu dengan cepat, dan bersama dengan kekuatan Dimas Wu menyerang energi sejati telapak tangan Maverick Tang.

Tiba-tiba, energi sejati telapak tangan Maverick Tang bergetar dengan hebat dan kemudian roboh.

Dimas Wu akhirnya berhasil bertahan dari serangan berat Maverick Tang.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Blood Dragon Knife pun dengan cepat terbang kembali ke tangan Dimas Wu.

Begitu serangannya gagal, ekspresi Maverick Tang langsung berubah menjadi murka. Dia menatap Dimas Wu dengan tatapan yang dingin, dan berkata dengan sinis, “Cih, perlawanan tanpa rasa takut, aku ingin melihat berapa lama kamu bisa bertahan.”

Setelah mengatakan itu, sosok Maverick Tang langsung berubah menjadi kilatan petir dan menyerang ke arah Dimas Wu.

Aura kehancuran memancar keluar dari tubuh Maverick Tang. Aura itu mengandung kekuatan magis yang menakutkan, dan bahkan niat membunuh yang tak terbatas. Aura pembunuh itu memenuhi langit dan menyelimuti Dimas Wu dari segala arah.

Dimas Wu sama sekali tidak berani lengah. Dia memegang Blood Dragon Knife dengan erat dan menyambut serangannya dengan cepat.

Keduanya langsung bertarung lagi.

Meskipun Maverick Tang hanya menggunakan tangan kosong, tetapi kekuatannya tidak terbatas, sementara Dimas Wu memiliki Blood Dragon Knife di tangannya, dan kekuatannya juga tidak dapat diremehkan. Begitu bertarung, mereka berdua langsung mengeluarkan aura yang menakjubkan.

Sisa gelombang energi sejati itu terus melonjak dan menyapu ke segala arah, dan tempat yang besar itu seolah-olah terjadi badai yang menderu dengan ganas.

Dimas Wu dan Maverick Tang seperti mata badai yang ada dalam pertarungan itu. Semakin ganas pertarungan mereka, semakin kuat aura yang mereka keluarkan, dan semakin kuat juga angin yang bertiup di sekitar mereka. Seluruh tempat yang besar itu tersapu oleh gelombang aura mereka, bahkan orang-orang yang bersembunyi di pentagram penenang pun terguncang karena pertarungan mereka.

Serangan Maverick Tang terus menjadi sengit. Setiap serangan yang dia lancarkan adalah serangan mematikan, dan jika Dimas Wu lengah sedikit saja, dia akan terbunuh dengan hancur berkeping-keping. Oleh karena itu, Dimas Wu tidak ragu-ragu, dia selalu berhati-hati dalam bergerak, dan mengatur kekuatannya. Selain itu, Dimas Wu terus-menerus merangsang energi tersembunyinya selama pertarungan itu berlangsung.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu