Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 611 Penerobosan (2)

Ketika hantaman masih membombardir, terlihat bahwa penghalang di tembong mulai muncul, terdapat dua celah di antara penghalang itu.

Namun, dua celah itu baru saja terlihat, dengan cepat kembali menyatu kembali.

Celah itu menghilang.

Dimas Wu melihat hal itu, segera meningkatkan serangannya, sekarang dia lebih terfokus menghantam ke arah di mana celah itu muncul, sekali lagi menyerang dan kali ini menyerang dengan serangan yang bertubi-tubi.

Serangan demi serangan tanpa henti, tanpa berhenti memborbardir.

Pung! Pung! Pung!

Satu persatu suara ledakan saling bersambutan, getaran semakin terasa di penjara bawah tanah, dan cahaya petir berkilauan.

Hanya saja, pada awalnya terlihat celah pada kedua tempat itu, namun saat ini, tidak peduli seberapa kuat serangan Dimas Wu, celah itu tak terlihat lagi, tembok penjara bawha tanah masih tak bergeming seperti sedia kala.

Semakin Dimas Wu menyerang, maka semakin kuat serangannya, semakin dia memukul, maka semakin ganas pukulannya, kekuatannya benar-benar tak tertandingi. Namun, penghalang itu tampaknya seperti pusaran tanpa dasar, yang mampu menyerap semua kekuatan.Tidak peduli seberapa kuat kekuatan Dimas Wu, dia tidak bisa lagi menimbulkan reaksi apapun terhadap penghalang ini.

Setelah menyerang begitu lama, tembok itu masih berdiri tegak, Dimas Wu mulai kesal, dia tahu bahwa jika serangan ini dilanjutkan, maka hasil yang diperolehnya akan sama saja, ini hanya membuang-buang waktu dan tenaganya saja. Yang membuatnya terengah-engah adalah serangan tanpa henti itu tidak membuahkan hasil.

Pada akhirnya, Dimas Wu menghentikan serangannya, segera mengatur suasana hatinya, selanjutnya, sekali lagi dia memejamkan matanya dan perlahan mengatur napas, mengontrol kekuatan yang sedari tadi berkecamuk.

Bergemuruh!

Karena Dimas Wu yang tiada kata menyerah menyerang dan berlatih, maka sekitar penjara itu terdengar suara gemuruh dan sinar kilat.

Dimas Wu sangat beruntung karena mendapat berkah dapat melawan dan menyerap kekuatan Zaver Mu. Dia menyerap kekuatan Zaver Mu, ini merupakan kekuatan yang sangat besar dengan sempurna, Namun, dia tidak bisa menggunakan kekuatan ini dengan mudah dan tidak bisa mengendalikannya sesuka hati, Sekarang, dia ingin menstabilkan kekuatan ini terlebih dahulu.

Saat ini, Dimas Wu memiliki kekuatan Zaver Mu, kekuatan guntur dan kilatnya, wild power, dan energi sejatinya sendiri, kekuatan luar biasa yang bergabung dalam satu tubuh, benar-benar tidak terkendali. Dan Dimas Wu berusaha untuk menjinakkan kekuatan Zaver Mu, kemudian menggabungkan kekuatannya dan kekuatan Zaver Mu.

Ini merupakan proses tersulit, keempat kekuatan tersebut seakan saling berperang di dalam tubuh Dimas Wu, pada akhirnya, kekuatan guntur dan kilat mendominasi. Ia berhasil menelan energi sejati dan wild power dalam tubuh Dimas Wu. Dan kekuatan Zaver Mu yang telah stabil. Ini juga membuat guntur dan kekuatan petir Dimas Wu semakin besar dan menakutkan.

Kekuatan guntur dan kilat yang mengerikan berdampak pada tubuh Dimas Wu, menyebabkan tulang dan sel Dimas Wu berubah. Segala sesuatu di tubuhnya mulai memancarkan cahaya yang meledak-ledak, begitu cepat sehingga tubuh Dimas Wu hampir tidak bisa menahannya, seolah-olah tubuhnya akan meledak.

Dimas Wu sekuat tenaga menahan ledakan kekuatan dari dalam tubuhnya, menekan dan menjinakkan kekuatan guntur dan petir.

Menurut Dimas Wu, berdiam diri dalam penjara ini sama saja dengan dia menunggu kematian menjemputnya, maka dia mau tak mau memang harus memaksakan dirinya mengalahkan kekuatan yang ada dalam tubuhnya, menggunakan kekuatan itu untuk keluar dari penjara ini, dengan begitu dia masih memiliki harapan hidup.

Untuk harapan sekecil ini, dia rela menahan rasa sakit yang begitu besar akibat kekuatan petir yang saat ini menggerogoti tubuhnya.

Proses yang sangat menyiksa, bahkan wajah Dimas Wu saat ini sudah pucat pasi, keringat mengucur dari keningnya, matanya tetap tertutup, alisnya berkerut, terlihat dia sangat kukuh, tidak peduli seberapa sakit siksaan yang dirasakannya, dia tidak akan menyerah.

Waktu berlalu begitu lambat.

Suasana sepi menyelimuti penjara.

Geleduk! Suara gemuruh menggema.

Tiba-tiba, suara guntur terdengar lagi, dan tubuh Dimas Wu tiba-tiba meledak, tulang-tulangnya juga berderit, terlihat cahaya listrik yang masih menyengat tubuhnya. Kedua matanya terbuka, tersirat cahaya merah dalam tatapan matanya, seolah-olah seekor naga raksasa seribu tahun yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.

Akhirnya dapat menjinakkan kekuatan petir dan gunturnya, dia telah menerobos batas maksimal dirinya sendiri.

Dimas Wu saat ini benar-benar bukan Dimas Wu yang sebelumnya, auranya semakin kuat tak tertandingi, kini dia telah mengembalikan rasa percaya dirinya dan senyum kebanggaan terlihat jelas dari wajahnya.

Setelah beberapa saat, Dimas Wu perlahan berdiri. Dia menatap dalam-dalam ke tembok penjara, matanya penuh dengan keganasan. Baginya saat ini, tembok ini bukan lagi tembok sederhana, melainkan sebagai musuhnya yang sangat kuat.

Dalam menghadapi musuh, Dimas Wu benar-benar tidak dapat memberi ampun, matanya menjadi semakin memerah, cahaya merah itu sangat menakutkan, tatapannya bengis, dan genggaman tangannya semakin mengencang.

“Thunder punch”

Tiba-tiba, Dimas Wu berteriak dengan keras.

Mengikuti suara teriakannya, genggaman tangan Dimas Wu menyerang tepat di bagian tengah tembok

Boom!

Kekuatan guntur dan kilat yang bermutasi langsung menembus dinding ruang bawah tanah dan penghalang itu.

Segera setelah itu, hanya dengan satu ledakan keras, seluruh penjara bawah tanah runtuh dan berubah menjadi puing-puing.

Penjara bawah tanah telah hancur, Dimas Wu berjalan keluar dari reruntuhan dan debu...

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu