Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 892 Hancur Menjadi Bubuk.

Aura Mayat yang kuat dilepaskan oleh Raksasa Mayat itu secara bersama-sama dan Devil Dragon meletus dengan Dimas Wu dengan keras bertabrakan di bagian tempat yang runtuh, memicu timbulnya gelombang yang bergolak.

Saat debu-debu itu meluap, ekspresi wajah Dimas Wu tiba-tiba berubah, serangan gabungan dari para Raksasa Mayat ini terlalu kuat, Dimas Wu tidak bisa menyangkal bahwa kekuatan Devil Dragonnya menjadi lebih kecil dan tidak berarti, dalam sekejap, Devil Dragon milik Dimas Wu mulai menghilang.

Saat itu, Dimas Wu merasakan perasaan tidak enak, kekuatan Devil Dragonnya benar-benar dikalahkan, serangan gabungan dari para Raksasa Mayat itu, seperti pisau tajam yang memotong bambu yang terus menyerang tubuh Dimas Wu.

Dimas Wu tidak sempat untuk melawan, dia benar-benar tidak bisa menghindarinya, kemudian, serangan gabungan dari Raksasa Mayat itu menghantam tubuh Dimas Wu dengan kuat.

Puff!

Dimas Wu dipukul oleh serangan kuat itu, segenggam darah muncrat dari mulutnya, tubuhnya berhuyung-huyung di dalam udara, lalu perlahan-lahan jatuh kebawah seperti tumbuhan putih yang melayang.

Kekuatan serangan gabungan ini terlalu berat, kekuatan di tubuh Dimas Wu di kuras semua, otot-otot tubuhnya seperti patah, seketika, isi otaknya kosong, kesadarannya juga semakin menipis, tubuhnya akhirnya menyentuh tanah, menimbulkan suara tabrakan antar tubuhnya dan tanah.

Begitu Dimas Wu mendarat, para Raksasa Mayat yang menatapnya dengan penuh semangat, segera memiliki aura yang mengila, dengan pikiran yang kejam dan serakah, di sertai mata hijau dan gigi terbuka serta cakar, mereka tidak sabar untuk menerkam Dimas Wu.

Mereka adalah roh jahat dengan kebencian yang mengerikan, serigala yang telah kelaparan selama ribuan tahun, mereka tidak memberi Dimas Wu sedikitpun waktu untuk beristirahat, satu demi persatu dari mereka bergegas menuju ke arah Dimas Wu dengan ganas, mereka ingin mencabik-cabik Dimas Wu dan memakannya hidup-hidup.

Tiba-tiba, Raksasa Mayat itu bergetar, lorong besar itu bergetar semakin keras, aura pembunuh yang kejam mengisi seluruh udara disana.

Dimas Wu telah menjadi makanan untuk para Raksasa Mayat.

Melihat ini, Taotie dengan putus asa mengepakkan sayap merahnya, menerobos Raksasa Mayat yang mengelilinginya dan menjadi gila, kemudian mengambil Dimas Wu dari atas tanah.

Pada saat ini, aura Taotie sudah mencapai puncaknya, dengan kecepatan yang sangat cepat, seperti sinar laser yang melintasi udara, dalam sekali kedipan mata, dia terbang di atas tubuh Dimas Wu, saat Raksasa Mayat itu hendak menyerang Dimas Wu yang sudah kritis, Taotie selangkah lebih depan dari mareka dan menggunakan cakarnya yang kuat meraih tubuh Dimas Wu di atas tanah.

Raksasa Mayat yang telah mengepung mereka dengan cepat menyaksikan Dimas Wu di bawa pergi dengan cakar Taotie di depan mereka, mereka semua bergegas mengarahkan tubuhnya ke udara.

Taotie menangkap Dimas Wu, kemudian terbang menjauh mungkin dari para Raksasa Mayat itu dalam sekejap, menghindari kondisi bahaya ini.

Semua itu hanya terjadi dalam sekejap.

Jika Taotie terlambat sedetik saja, mungkin Dimas Wu sudah dimakan oleh para Raksasa Mayat itu.

Hidup dan mati hanyalah di putuskan dalam sekejap.

Taotie dalam kondisi panik, tapi sekarang dia tidak memikirkan apapun, dia menahan tubuh Dimas Wu, kemudian terbang ke keluar dengan secepat mungkin.

Namun, begitu ia terbang ke pintu masuk lorong, komandan Raksasa Mayat yang berdiri di dekat tempat itu tiba-tiba melompat di antara lampu listrik dan batu api, membungkungkan tubunya dan lompat ke langit, kemudian muncul tepat di depan Taotie dan Dimas Wu, menutupi jalan Taotie.

“Kamu masih berpikir untuk pergi seperti ini? Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa kami ini vegetarian?” komandan Raksasa Mayat itu yang tergantung di udara, melihat Taotie, kemudian berkata dengan nada dingin.

Taotie terpaksa berhenti terbang, nafasnya tiba-tiba tersendat, meski ukuran komandan Raksasa Mayat tidak sebesar Taotie, tapi Taotie merasa bahwa komandan Raksasa Mayat yang berdiri di depannya adalah sesuatu yang tidak dapat di perkirakan, tekanan yang dibawa oleh pihak lawan juga membuat dirinya merasa sangat tercekik dan sangat tidak nyaman, dia menahan ketidaknyamanan di tubuh, menatap tajam ke komandan Raksasa Mayat dengan sangat gugup.

Pada saat ini, Dimas Wu, yang di pegang oleh cakar Taotie, tiba-tiba berkata: "Kamu benar, kita seharusnya tidak pergi begitu saja seperti ini."

Begitu kata-kata itu terucapkan, Dimas Wu diam-diam mengerahkan kekuatannya, melepaskan dirinya dari cakar Taotie, kemudian melompat ke depan tubuh Taotie, menghadap komandan Raksasa Mayat.

Setelah terdiam dengan singkat, Dimas Wu telah mendapatkan kembali ketenangannya dan memulihkan kembali luka-lukanya dengan teknik pemulihan, dia berdiri di udara, seperti Raja Iblis yang tidak terkalahkan, roh jahat yang sangat besar dan agung, dengan padangan dingin dia memandang komandan Raksasa Mayat, kemudian melanjutkan kalimatnya: "Jika kami tidak membunuh kalian semua, bagaimana kami bisa pergi."

Saat berbicara seperti itu, Roh Jahat Kuno mengerikan dari Dimas Wu dengan cepat menyebar, menyebar dengan hebat, langsung menyelimuti seluruh bagian Gua Mayat, membuat Aura mayat yang sangat kental itu hilang semua.

Roh Jahat Kuno milik Dimas Wu sangat kuat.

Komandan Raksasa Mayat memiliki jarak paling dekat dengan Dimas Wu, secara otomatis tekanan pada dirinya yang paling kuat ekspresi wajahnya sedikit berubah, kilatan perasaan terkejut muncul di mata hijaunya, tetapi perasaan terkejutnya ini dengan cepat berlalu, dengan cepat dia pulih kembali, dia memandang Dimas Wu dengan meremehkan, kemudian berkata dengan kagum: "Huh, sombong sekali, kamu sepertinya telah lupa, barusan kamu hampir saja ditelan oleh kami, sekarang kamu memiliki pemikiran apa sehingga berani berkata seperti itu dengan kurang ajar."

Raksasa Mayat yang tidak takut mati itu, bagaimana bisa dia takut pada Dimas Wu, sekuat apapun Dimas Wu, komandan Raksasa Mayat tidak akan peduli.

Mata Dimas Wu memancarkan cahaya gelap dan berkata dengan penuh arti: "Kamu akan segera tahu."

Begitu kalimat itu terucap, Dimas Wu membuka lengannya lebar-lebar, kemudian tertutup lagi, tangannya tiba-tiba bersatu di depan tubuhnya.

Tiba-tiba, kekuatan besar antara langit dan bumi semua berkumpul dan mengalir ke gua besar itu, setelah memasuki gua, semua kekuatan langit dan bumi berubah menjadi gumpalan asap hitam.

Dimas Wu mengubah kekuatan langit dan bumi menjadi roh jahat untuk dia gunakan.

Untaian roh jahat yang mengalir melalui gua akan mengalir ke tubuh Dimas Wu, mengembun menjadi pedang sihir hitam dengan pegangan.

Dengan aliran kekuatan dari langit dan bumi yang sangat kuat, dia terus membentuk pedang sihir hitam.

Dimas Wu seperti penguasa langit dan bumi, berdiri di antara pedang sihir hitam yang tidak terhitung jumlahnya, hal ini mengejutkan langit semua orang disana, dia tersenyum bangga di atas udara.

Gelombang aura mengerikan memenuhi seluruh tubuh Dimas Wu, kekuatan langit dan bumi yang terpancar dari pedang sihir hitam itu membuat para Raksasa Mayat di tempat itu menjadi terkejut.

Bagian lorong yang sudah berantakan, terkena kekuatan langit dan bumi itu, akhirnya tidak bisa tahan lagi, setiap bagiannya menjadi runtuh.

Pada saat ini, tangan Dimas Wu yang terlipat tiba-tiba terbuka, kemudian menganyunkannya dengan kencang, dan berteriak: "Serang!"

Jeer!

Dalam sekejap, pedang sihir hitam yang tidak terhitung jumlahnya yang terpasang di sekitar tubuh Dimas Wu semuanya meluncur, dengan kekuatan yang mengejutkan, mereka dengan keras menyerang ke arah para Raksasa Mayat itu.

Komandan Raksasa Mayat adalah mayat pertama yang menghindari serangan pedang sihir itu, Raksasa Mayat lainnya menghabiskan seluruh kekuatannya, mengeluarkan kekuatan penuh mereka, meledakkan serangan terkuat, memukul pedang sihir hitam yang datang dengan kekuatan yang besar.

Bang bang bang!

Boom boom boom!

Suara tabrakan dan retakan bergema satu demi satu, pedang sihir hitam yang tidak terhitung jumlahnya bertabrakan bersama serangan yang sangat kuat dari para Raksasa Mayat itu dengan sengit.

Serangan dari para Raksasa Mayat itu tidak lemah, tetapi ketika mereka bertabrakan dengan pedang sihir hitam, serangan ini menjadi tidak berarti apa-apa, pedang sihir hitam yang tidak ada habisnya, dengan kekuatan menghancurkan yang bisa menhancurkan dunia, langsung menghancurkan dan menembus serangan dari para Raksasa Mayat itu, kemudian karena tidak ada penghalang lagi, maka pedang itu menembus tubuh kurus para Raksasa Mayat itu.

Dalam sekejap, hampir semua Raksasa Mayat ditusuk oleh pedang sihir hitam.

Ekspresi wajah komandan Raksasa Mayat berubah, dia tidak menyangka bahwa pedang sihir hitam yang dikeluarkan Dimas Wu kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya, Raksasa Mayat sama sekali tidak bisa menahannya, hanya bisa tertusuk oleh pedang sihir itu.

Namun, setelah kejadian mengerikan itu, komandan Raksasa Mayat dengan cepat menjadi tenang kembali, dia menatap Dimas Wu dengan sedikit meremehkan dan berkata dengan tenang: "Kamu pikir dengan cahaya pedang ini, kamu bisa membunuh diri kami yang abadi? kamu terlalu naif. "

Komandan Raksasa Mayat mengakui bahwa serangan pedang sihir Dimas Wu memang sangat kuat, tetapi dia juga tahu bahwa Raksasa Mayat tidak akan pernah binasa, bahkan jika tubuh mereka dihancurkan, mereka akan dapat dengan mudah disusun kembali.

Dimas Wu mendengar apa yang dikatakan komandan Raksasa Mayat, tapi tiba-tiba ada senyuman yang muncul di sudut bibirnya, dia memandang komandan Raksasa Mayat seperti sebuah lelucon, kemudian berkata dengan meremehkan: "Menurutku, orang yang naif itu adalah kamu."

Setelah itu, ekspresi wajah Dimas Wu berubah, pandangan matanya mendadak menjadi dingin, dia berkata dengan tajam: "Ledakan!"

Sebuah kata itu bergema di langit.

Dengan sebuah perintah, semua pedang sihir hitam yang dimasukkan ke tubuh Raksasa Mayat itu, seperti bom kuat, meledak di tubuh para Raksasa Mayat, meledak dengan suara keras.

Bang bang bang!

Para tubuh Raksasa Mayat itu semuanya meledak di bawah ledakan cahaya pedang pedang sihir hitam.

Hanya saja kali ini, tubuh Raksasa Mayat tidak lagi berubah menjadi cairan lengket hijau, melainkan langsung tertiup menjadi debu, terbang di udara ruangan itu, berangsur-angsur terjatuh dan menghilang.

Dimas Wu tidak memberikan Raksasa Mayat itu kesempatan untuk menyusun kembali tubuh mereka lagi, dia meledakkan semuanya sampai tidak ada bagian yang tersisa.

Dalam ledakan yang menggelegar ini, para Raksasa Mayat di lorong itu satu persatu diledakkan menjadi bubuk, yang mati tidak bisa hidup lagi.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu