Menantu Bodoh yang Hebat - Gelombang Demi Gelombang (1)

Luna Leng telah mati.

Namun, pada saat Luna Leng terbunuh, tubuhnya langsung berubah menjadi kehampaan dan benar-benar menghilang di depan mata Dimas Wu.

Sama seperti monster bertanduk empat yang muncul sebelumnya, Luna Leng menghilang tanpa menyisakan apapun.

Ekspresi Dimas Wu tiba-tiba berubah. Dia baru menyadari bahwa Luna Leng itu bukanlah Luna Leng sendiri, melainkan tokoh dalam ilusi saja. Semua itu hanyalah ilusi belaka, seperti halnya dunia es dan salju yang dia tinggali saat ini, serta monster bertanduk empat itu.

Dia masih belum bisa keluar dari dunia ilusi ini, dan Luna Leng juga belum mati. Akhir ini merupakan pukulan besar bagi Dimas Wu, dan ekspresinya pun menjadi sangat serius.

Boom, boom!

Tepat pada saat Dimas Wu termenung, gua es itu tiba-tiba bergetar dengan hebat.

Semua untaian es yang menggantung terbalik itu seperti pedang tajam yang jatuh dengan brutal.

Dimas Wu tiba-tiba tersadar, dan tanpa menunda waktu, dia pun langsung berlari ke luar dari gua es itu.

Tidak berapa lama, Dimas Wu pun keluar dari gua es, tetapi begitu dia keluar dari gua es, kakinya tiba-tiba tidak menginjak apa pun, tubuhnya seketika kehilangan keseimbangan, dan dunia di depannya menjadi gelap gulita.

Selama terjatuh, Dimas Wu telah lepas dari dunia es dan salju, dan rasa dingin di tubuhnya juga menghilang. Namun, dia seperti jatuh ke tungku api dari gua es, dan gelombang panas pun tiba-tiba melonjak di sekitarnya. Hawa panas itu seperti bisa melelehkan orang, temperaturnya sangat tinggi, bahkan jauh melebihi temperatur di tungku api.

Tubuh Dimas Wu menjadi sangat panas hingga tak tertahankan. Dalam sekejap mata, dia pun menetap di dunia merah yang menyilaukan. Setelah melihat sekeliling, seluruh tanah datar berwarna merah darah, bahkan langit dan udara juga berwarna merah, dan mata Dimas Wu pun terlihat menjadi merah.

Mata Dimas Wu sakit karena sengatan merah yang menyilaukan itu. Setelah beberapa saat, dia akhirnya terbiasa dengan warna merah yang menyilaukan itu. Kemudian, dia melihat ada sungai di depannya, tetapi bukan air yang mengalir di dalamnya, melainkan magma yang menyala dengan temperatur yang super tinggi seperti baja cair yang baru dipanggang, warnanya merah menyilaukan dan terus menggelembung. Seluruh sungai lava itu seperti mendidih sepanjang waktu dengan mengeluarkan uap yang sangat panas hingga membuat kelompok-kelompok api samar-samar muncul di udara di dalamnya, dan membakar dengan sangat panas dan merajalela.

Tempat itu benar-benar seperti neraka tingkat delapan belas.

Dimas Wu tahu bahwa ini adalah dunia lain yang diciptakan oleh Luna Leng.

Dunia es dan salju sebelumnya telah membuat Dimas Wu menderita banyak kesulitan, dan sekarang dunia panas ini membuat Dimas Wu sangat tidak nyaman. Seluruh tubuhnya seperti terbakar dan juga seperti akan meleleh, dan suhu panasnya tidak dapat dijelaskan.

Dimas Wu berusaha sekuat tenaga untuk bertahan agar tidak pingsan karena panas. Dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak memikirkan sensasi sakit dan terbakar itu, dan berkonsentrasi mengamati sekelilingnya.

Setelah mengamati sejenak, dia berusaha untuk melangkah maju dan berjalan dengan hati-hati.

Namun, begitu kakinya melangkah, sebuah bayangan merah tiba-tiba loncat dari sungai lava dan menerkam ke arah Dimas Wu.

Dimas Wu terkejut, dan begitu dia melihat lebih dekat, dia menyadari bahwa bayangan itu sebenarnya adalah monster buas yang terbuat dari magma. Ukurannya sangat besar, dan magma di tubuhnya masih menggelembung, dan monster itu terlihat sangat menakutkan.

Dimas Wu yakin jika dirinya disentuh oleh monster magma itu, maka tubuhnya pasti akan langsung terbakar.

Dia tidak berani ceroboh. Karena itu, dia segera menghimpun tenaganya, mengepalkan tinjunya dan melancarkan serangan.

Begitu pukulan itu keluar, kekuatan petir yang menakjubkan seketika menyambar keluar dan langsung mengenai monster magma itu.

Monster magma itu terlihat ganas dan juga menakutkan, tetapi ketika terkena kekuatan petir Dimas Wu, dia tetap tidak tahan, dan langsung kembali ke sungai lava bersatu dengan lava lainnya. Dengan kata lain, monster itu kembali ke tempat aslinya.

Dimas Wu menghela napas lega setelah dia menjatuhkannya kembali ke bentuk aslinya dengan satu pukulannya.

Namun, sebelum napasnya selesai dihela, sungai lava tiba-tiba mendidih lagi, dan empat bayangan merah menyala keluar dari sungai dan naik ke langit.

Empat bayangan itu lagi-lagi adalah monster magma yang menakutkan. Mereka melompat ke udara dan menyerang Dimas Wu secara bersamaan.

Dimas Wu sekali lagi terkejut. Tanpa pikir panjang, dia pun mengepalkan kedua tangannya secara bersamaan dan melancarkan serangannya.

Dia melancarkan empat gelombang kekuatan petir dengan tergesa-gesa dan menyerang masing-masing dari empat monster magma itu.

Duar duar duar duar!

Empat gelombang kekuatan petir itu langsung menghantam keempat monster magma itu. Kemudian, keempat monster magma itu terserang dan jatuh kembali ke sungai lava itu.

Namun, tidak berapa lama setelah mereka kembali ke sungai lava, lava di sungai itu mendidih dengan hebat sekali lagi, dan kemudian banyak bayangan merah yang naik ke langit.

Kali ini, belasan monster magma keluar dari sungai itu. Magma di tubuh mereka masih menggelembung dengan temperatur yang luar biasa tinggi, dan kekuatan mereka pun sangat besar.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu