Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 705 Pertarungan Selesai (1)

Pedang dewa petir, pedang bergemuruh, angin bertiup kencang, langit berubah drastis.

Kuat dan menekan.

Seluruh dunia pikiran penuh dengan kehancuran, seolah langit akan runtuh, tanah akan terbelah, dan semuanya akan hancur.

Pria bergigi tajam, seolah-olah berubah menjadi Dewa petir yang agung, menghancurkan angin dan awan dengan pedang, memicu guntur dan petir, dan mengguncang langit. Dengan kekuatan alam yang tak terbatas, dia menerobos awan, menembus kehampaan, dan menebas ke arah ketiga sesepuh.

Ketiga sesepuh itu sudah gelisah dan cemas, pada saat itu ketika melihat pria bergigi tajam muncul, mereka tiba-tiba sembuh, tiba-tiba semangat mereka terguncang dan semangat juang mereka melonjak, sekuat apapun serangannya, ketiganya tidak akan takut.

Sesepuh kedua mengangkat langit dengan satu tangan dan membanting kail cirrus ke atas, tiba-tiba cahaya keemasan yang megah keluar dari kail cirrus tersebut menuju pedang dewa petir pria bergigi tajam yang jatuh.

Kali ini, serangan Sesepuh kedua juga tidak terkalahkan.

Sesepuh ketiga dan ketujuh juga meledakkan aura yang luar biasa, mengeluarkan senjata magis, dan mencoba yang terbaik untuk membuat serangan terkuat.

Gemuruh!

Serangan ketiga pria itu meledak pada saat yang sama, dengan dampak ke atas, dengan potensi untuk menghancurkan langit.

Pria bergigi tajam dan pedang tulang naga menghantamnya, dengan jurus pedang dewa petir, mereka menebas dan langsung memukul serangan gabungan ketiga tetua itu.

Banggg!

Cahaya pedang yang agung, dimana ketiganya bekerja sama, dipukul oleh pedang tulang naga, namun meledak, roboh, dan menghilang seketika.

“Bagaimana mungkin?” Wajah Sesepuh kedua tiba-tiba berubah dan berseru.

Sesepuh ketiga dan ketujuh, wajah mereka juga berubah drastis, dan mereka terkejut.

Tanpa menunggu reaksi mereka selanjutnya, pedang dewa petir pria bergigi tajam sudah menyerang dengan ganas.

Banggg! Banggg!

Mereka bertiga terkena serangan pedang dalam sekejap, Sesepuh ketiga dan Sesepuh ketujuh, karena tidak mampu menahan tekanan pedang tirani ini, langsung memuntahkan darah dan jatuh ke tanah.

Sesepuh kedua memiliki tubuh bercahaya keemasan, kemampuannya untuk melawan jauh lebih kuat. Oleh karena itu, ia tidak jatuh, tetapi ia terkejut mundur beberapa langkah untuk menstabilkan sosoknya.

Pria bergigi tajam mengalahkan mereka bertiga, kemudian berbalik dan melompat dengan mantap di tanah, masih ada cahaya guntur samar di tubuhnya, dan auranya masih megah dan perkasa.

Sesepuh kedua mendapat banyak syok. Tubuhnya sudah terluka dan wajahnya pucat. Matanya dipenuhi kejutan dan kebencian. Dia menatap pria bergigi tajam, berkata: "Kamu masih menyembunyikan kekuatanmu?"

Ketika pria bergigi tajam mendengar ini, dia berkata perlahan, "Kalau tidak, menurutmu apakah kamu benar-benar bisa melawanku dengan keahlianmu?"

Kalimat singkat, ini menunjukkan kepercayaan diri pria bergigi tajam yang tak terbatas, dan keseluruhan pribadinya menjadi sangat mendominasi.

Mata Sesepuh kedua tajam, dan dia berkata dengan getir: "Heh, sombong sekali, lalu kenapa kalau kamu menyembunyikan kekuatanmu, hari ini kamu pasti akan mati di tangan kami."

Sesepuh kedua ini jelas meremehkan pedang dewa petir pria bergigi tajam sebelum ia dikalahkan, ia percaya bahwa jika ia siap dan mengerahkan seluruh tenaganya, ia pasti akan mengalahkan pria bergigi tajam.

Pria bergigi tajam mengerutkan bibirnya dengan dingin, dan berkata, "Oh ya? Aku ingin melihat, bagaimana kalian akan membunuhku?"

Setelah mengucapkan kata-kata, pria bergigi tajam menatap tajam, dan tangan kanannya bergerak tiba-tiba. Dia dengan cepat melambaikan pedang tulang naga miliknya. Dalam waktu singkat, udara yin dan yang, terbentuk dari kehampaan, udara yin, sangat dingin dan sangat membekukan, membekukan hati dan jiwa manusia. Energi Yang, sepanas matahari, melelehkan segalanya, dua energi yang saling berlawanan bersatu, berubah menjadi pakua.