Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 848 Jenis Berbeda

Lima pertapa jurus besar sudah menghilang, dunia yang berkabut dalam sekejap berubah menjadi sangat tenang, entah kenapa menjadi tidak bisa diprediksikan.

Taotie berdiri di sebelah, melihat semuanya dengan jelas, meskipun kejadiannya di tempat yang gelap, tapi, mata binatang buas berbeda dari manusia, semakin cahaya kegelapan, semakin dia bisa melihat dengan jelas. Jadi, dia dengan matanya sendiri melihat bagaimana lima pertapa jurus hebat tertelan oleh lautan iblis Dimas, detik ini. Taotie hanya merasa hatinya bergetar, dia melihat tatapan Dimas, dipenuhi dengan keganasan.

Ekspresi Dimas malah kembali seperti biasanya, dia melihat Gerbang Tiannan yang tertutup rapat, lalu berkata kepada Taotie: "Ayo jalan, kita masuk."

Taotie mendengar demikian, langsung tersadar, dia tidak banyak bicara, langsung berjalan cepat ke arah Dimas, selanjutnya, dia bersama Dimas berjalan ke depan pintu gerbang Tiannan.

Tatapan Dimas dalam, menatap gerbang Tiannan sejenak, setelahnya dia mengulurkan tangannya dan mendorong pelan.

Selanjutnya, gerbang Tiannan yang megah tiba-tiba terbuka.

Selain gerbang Tiannan, awan kabut bergulung, sedangkan di dalam gerbang Tiannan, ada gua lain. Begitu pintu besar terbuka, Dimas melihat sebuah lapisan awan yang panjang dan lembut, sesampainya diujung, adalah sebuah paviliun Huanyu, konstruksi yang indah, setiap konstruksinya tinggi dan agung, tergantung di atas awan, juga tampak misterius dan dalam, roh malaikatnya kuat sekali, tempat seperti ini adalah dunia lainnya yang tidak pernah Dimas sentuh, seperti negri dongeng.

Dimas berhenti diam-diam, kedua matanya tidak berkedip menatap dunia di dalam gerbang, setelah beberapa saat. Dia berjalan lagi, membawa Taotie berjalan ke jalan awan yang panjang itu.

Begitu masuk ke dalam, berjalan di atas lorong lapisan awan yang luas, dalam sekejap Dimas merasakan ada sebuah kekuatan roh langit bumi yang kuat menyerang wajahnya, dia menghisap kekuatan roh ini, seluruh tubuhnya merasa segar, pernafasannya langsung lancar.

"Pantas saja orang mengatakan bahwa gunung Tianling adalah tempat perkumpulan para malaikat, rupanya, kekuatan roh langit bumi disini sekental ini." Dimas sambil berjalan sambil bergumam.

Baru saja suaranya terlontar, gerbang Tiannan yang terbuka tiba-tiba tertutup lagi.

Dimas dan Taotie, memasuki lingkungan gunung Tianling sepenuhnya.

Memang ini adalah dunia Malaikat, seluruh tempat dipenuhi dengan kekuatan roh langit bumi, kabut putih naik mengisi setiap jengkal ruangan, di tengah kabut putih itu terdapat bangunan yang agung yang seperti tertutup seperti tampak, bagaikan istana malaikat, indah dan mempesona.

Dimas menyadari, yang diinjak kakinya jelas-jelas adalah lapisan awan, tapi kenapa lapisan awan ini seperti berbentuk padat, membuat Dimas berdiri dengan stabil diatasnya, sangat mempunyai rasa pijakan. Hanya saja, melewati setiap langkah yang nyata, hati Dimas. Malah sedikit bingung, dia tidak tau, apa yang sedang menunggunya di depan sana, dia juga tidak bisa memastikan, dirinya sudah masuk ke gunung Tianling, apakah bisa keluar sepenuhnya atau tidak.

Taotie mempercepat langkahnya, berjalan ke sebelah Dimas, dengan serius berkata: "Kamu duduk di punggung ku saja, jalanan ini sangat panjang."

Dulu Taotie pernah menerobos gunung Tianling, dia juga sudah masuk ke gerbang Tiannan, hanya saja, sampai akhirnya dia hanya berjalan sampai ujung lorong lapisan awan, setelah sampai di ujung, dia langsung terkunci, jadi sekarang, baginya lorong lapisan awan ini tidak ada bedanya dengan semacam mimpi buruk, dia sedikit takut berjalan di jalanan ini, juga tidak berani berjalan ke ujung sana yang bagaikan api penyucian Asura, tapi, dia sudah memutuskan mau menemani Dimas berjalan sampai akhir, jadi tidak boleh mundur di tengah jalan, karena itu meskipun harus sambil menangis, dia harus berjalan di jalan ini sampai habis.

Mendengar perkataan Taotie, Dimas langsung duduk di punggung Taoyie.

Taotie langsung berjalan, terbang menyusuri lorong lapisan awan, menuju ke ujung lorong.

Di tengah ruang hampa yang dipenuhi dengan kabut putih, seseorang dengan seekor binatang, berubah menjadi seberkas cahaya merah, menerobos lapisan awan, bergerak cepat ke depan.

Tidak lama. Taotie mengantarkan Dimas sampai ke ujung lorong lapisan awan/

Di ujung ini, adalah sebuah kota yang dipenuhi dengan menara paviliun.

Kota ini milik gunung Tianling, dinamakan kota Linggong.

Dimas duduk di atas punggung Taotie, tatapannya yang dalam melihat kota Linggong di hadapannya, seluruh kota itu dipenuhi kabut. Bangunan megah yang berdiri di atasnya, kabur dan tidak nyata, kebanyakan bangunan adalah berwarna putih polos, tampak khidmat dan sakral.

"Ini aalah kota gunung Tianling, kota Linggong." Ucap Taotie.

Dimas sedikit mengernyit, berkata dengan serius: "Lanjut jalan ke depan."

Kota Linggong ini, suasananya megah. Megah yang luar biasa, tapi Dimas malah tidak ada sedikit ingatan terhadap tempat ini, di dalam benaknya, ingatan yang berkabut itu juga tidak pernah ada pemandangan ini, jadi, Dimas masih ingin berjalan maju dan melihat lagi.

Taotie mengangguk pelan, melangkahkan kakinya, berjalan pelan ke depan.

Memasuki kota Linggong, Taotie membawa Dimas datang ke jalanan di dalam kota, pejalan kaki di jalanan ini ramai sekali, sangat padat, Dimas bisa merasakan dengan jelas, setiap orang disini mempunyai kemampuan yang sangat kuat, seluruh tubuh mereka bahkan mempunyai roh malaikat berwarna putih yang mengelilingi, mereka sepertinya sungguh bukan orang, tapi bidadari.

Dan juga, wanita disini sangat cantik dan aktif. Tubuh mereka ringan seperti angin, baju yang terbang sepoi-sepoi seperti dewi, penampilan yang segar, satu per satu sungguh seperti dewi yang turun ke dunia manusia, bisa menggerakkan hati orang.

Dimas yang berada di jalanan kota, melihat pemandangan orang berlalu lalang. Gambaran yang kabur langsung melintas di dalam benaknya, gambaran ini sepertinya familiar sekali tapi juga abstrak sekali, membuatnya sulit menangkap poin penting di dalamnya.

Dimas meneliti dengan seksama orang di jalanan, pejalan kaki ini juga semuanya sedang melihat Dimas.

Dimas dan Taotie, satu orang dan satu hewan, di ujung jalanan kota Linggong, berjalan dengan sombong melewati kota, ini juga bukan hal yang langka, tapi, aura yang terpancar dari tubuh mereka. Kota yang dikelilingi dengan aura malaikat, malah tampak sangat berlawanan.

Di gunung Tianling, kalau tubuh orang normal, sedikit banyak akan dikelilingi dengan roh malaikat, tapi Dimas dan Taotie malah tidak mempunyai sedikitpun roh malaikat, tidak hanya seperti itu. Tubuh mereka bahkan samar-samar menyebarkan roh iblis yang paling tabu di gunung Tianling.

Roh iblis sangat tidak cocok dengan roh malaikat, dan juga hal yang paling dilarang di gunung Tianling, oeh karena itu, semua orang kota Linggong tidak bisa tidak memperhatikan Dimas dan Taotie.

Semua orang melihat Dimas dan Taotie dari atas ke bawah, berkata:

"Mereka bukan orang kota Linggong bukan? Sepertinya aku tidak pernah bertemu."

"Melihat penampilan dan roh yang dikeluarkan tubuh mereka, juga bisa diketahui, dia bukanlah orang kota Linggong."

"Benar, orang ini dengan tubuh Taotie, sepertinya memiliki roh jahat, lima pertapa jurus hebat bagaimana bisa membiarkan orang seperti ini masuk?"

"Mana aku tau, mungkin saja mereka mempunyai Token Tianling.“

Perkataan yang datang tidak ada habisnya.

Dimas mengabaikan perkataan-perkataan ini, dia hanya melihat semua di sekeliling dengan konsentrasi. Mencoba membangunkan ingatan yang jauh di lubuk benaknya. Dia tidak ingin melewati satupun detail yang berkesan baginya, satu-satunya tujuan dia datang ke gunung Tianling adalah untuk mencari tau ingatan yang terpisah di benaknya, dia ingin tau, sebenarnya darimana datangnya roh kebenciannya.

Sedangkan Taotie hanya menurut pada Dimas sepenuhnya, Dia berjalan dengan pelan, terus berjalan maju, kalau Dimas tidak menyuruhnya berhenti, maka dia tidak akan berhenti. Meskipun ketakutan dan kepanikan di dalam hatinya tidak berkurang sedikitpun, tapi, dia tetap yakin teguh untuk berjalan terus.

Seiring Dimas dan Taotie berjalan lebih masuk ke dalam lagi, penonton di jalanan semakin banyak, komentar yang datang semakin intens, bisa dikatakan, seluruh kota Linggong sudah gempar.

Orang yang berkumpul, semuanya menatap Dimas dan Taotie, mengomentari mereka sambil menunjuk mereka, di dalam tatapan mereka dipenuhi rasa jijik dan penolak kepada Dimas.

Dari zaman kuno hingga sekarang, malaikat dan iblis adalah dua pihak yang tidak bisa bersama, gunung Tianling terlebih tidak bisa menerima keberadaan iblis, di tubuh Dimas terdapat roh jahat yang tidak bisa disembunyikan, tentunya dia sudah menjadi jenis berbeda di gunung Tianling.

Saat Dimas dan Taotie berjalan ke daerah paling ramai, tiba-tiba terdengar suara lagkah kaki yang menggetarkan tanah dari depan.

Orang yang mengelilingi beramai-ramai memberikan jalan, memberikan jalan yang luas, setelahnya, sekumpulan orang yang berpakaian seragam besi, datang dengan perkasa dan menghampiri Dimas dan Taotie.

Kecepatan mereka cepat sekali. Kekuatan mereka luar biasa, dalam sekejap mata sudah langsung datang ke hadapan Dimas dan Taotie.

"Kepung mereka berdua!"

Sebuah suara terdengar, segerombol orang yang berpakaian seragam besi, dalam sekejap mengepung Dimas dan Taotie.

Setelahnya, pria paruh baya yang memakai seragam besi perak, keluar dari kerumunan, menghadapi DImas. Kakinya berdiri tegak, tatapannya bagaikan pemindai, menatap Dimas dengan tajam.

Penonton sekeliling yang sudah mundur ke samping, begitu melihat pria paruh baya, langsung bersemangat sekali, ada yang tidak bisa menahan seruan yang mengejutkn: "Bukankah ini kepala penjaga kota Linggong, Jack Qi?"

Benar, pria paruh baya yang berpakaian seragam besi perak ini adalah kepala penjaga kota Linggong, Jack Qi, bersamaan dia juga master teratas nomor tiga di kota Linggong.

Beberapa tahun ini, kota Linggong selalu stabil dan damai, semuanya hampir berkat pengendalian Jack sekuat tenaganya, oleh karena itu, orang di kota Linggong, bertambah kagum kepada Jack, mempunyai rasa berterimakasih.

Status Jack tinggi, kemampuannya kuat, dia termasuk orang yag luar biasa di kota Linggong.

Kota Linggong selalu beredar sebuah peribahasa, dimana ada kejahatan dan kerusuhan, disitulah ada penindasan Jack.

Saat ini, Jack menampakkan diri, tanpa berbicara lebih banyak langsung mengepung Dimas, ini cukup membuktikan, kedatangan Dimas tidak baik.

Setelah menatap Dimas beberapa saat, Jack berkata, bertanya dengan suara dingin kepada Dimas: "Dimana lima pertapa jurus hebat?"

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu