Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 49 Sosok yang Menakjubkan

Sosok yang baru saja muncul tidak lain dan tidak bukan adalah seorang Deni Jin, sosok Bos yang terkenal di Jiangzhou.

Deni Jin memiliki jabatan yang kuat di Jiangzhou, paling tidak dia bisa masuk dalam jajaran atas, bahkan bisa dikatakan bahwa dia sebagai perwakilan dari dunia bawah tanah Jiangzhou.

Suasana menjadi heboh dengan datangnya Deni Jin.

“Tuan besar Jin"

"Tuan besar Jin"

"Tuan besar Jin"

Suara teriakan hormat dan ucapan selamat datang untuk Deni Jin menderu memenuhi area.

Bahkan Bobi Zhang yang tadinya masih merajalela, tiba-tiba memucat, momentumnya turun dengan cepat, dia bisa saja tidak peduli kepada Martis Yu dan pebisnis lainnya, tetapi dia tidak bisa tidak peduli kepada Deni Jin yang notabenenya adalah seorang Tuan besar. Dia dan Deni Jin memang tidak banyak berhubungan, tetapi dia juga sadar bahwa Deni Jin adalah sosok yang disegani, bahkan tidak ada satu pun orang yang berani berurusan dengan Deni Jin si pembunuh berdarah dingin ini.

Setelah Deni Jin mendekat, Bobi Zhang memasang wajah yang serius, dan dengan berhati-hati bertanya:”Tuan besar Jin, mengapa kamu datang ke sini?”

Deni Jin dengan muram berkata:”Aku mendengar kamu mengirim orang untuk menyerang Dimas Wu, aku sengaja datang untuk melihat”. Bobi Zhang telah mengumpulkan 200 lebih orang bawahan, dia tahu betul Deni Jin orang yang seperti apa, dan dia tidak tahu bagaimana dia mengelabui Deni Jin tetang masalah ini.

Jikalau Bobi Zhang berurusan dengan orang biasa, maka Deni Jin tidak akan ikut campur, tetapi mengapa Bobi Zhang harus berurusan dengan Dimas Wu, Deni Jin tentu saja tidak akan tinggal diam.

Deni Jin selalu gelisah dan merasa bersalah karena pada saat di kampung naga dia dan Dimas Wu memiliki sedikit konflik, walaupun Deni Jin sudah meminta maaf, tapi dia masih khawatir, khawatir Dimas Wu merasa tidak puas dengan perminta-maafannya. Oleh karena itu, dia memanfaatkan kesempatan ini untuk datang, pertama, dia bisa membantu menyelesaikan masalah Dimas Wu, kedua, dia juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengenal Dimas Wu lebih baik.

Mendengar ucapan Deni Jin, Bobi Zhang merasa malu, bingung dan bertanya:” Tuan besar Jin mengenal Dimas Wu?”

Deni Jin dengan serius menjawab: ”Tidak bisa dibilang kenal, tepatnya aku mengagumi Tuan Wu, aku ingin berteman dengan dia, aku hanya khawatir Tuan Wu yang tak mau berteman denganku.

Lihatlah, kata-kata ini sama persis dengan perkataan Martis Yu, orang-orang yang berada di sana kaget membeku, bagaimana mungkin sosok besar seperti Deni Jin ingin berteman dengan Dimas Wu?

Siapakah sebenarnya Dimas Wu ini?

Orang-orang mulai panik, terutama mereka yang memarahi dan mengatai Dimas Wu bodoh, pada saat ini, mereka hanya berharap mereka bisa menghilang tanpa terlihat.

Anggota keluarga Huang telah lama kehilangan kemampuan mereka untuk berpikir, berbagai hal yang terjadi sudah sepenuhnya menyimpang dari perkiraan mereka, bahkan mereka sudah tidak berani lagi untuk membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bobi Zhang sangat khawatir, dan suasana yang semakin memanas membuat semua orang tersulut emosi. Pada awalnya Bobi Zhang sangat meremehkan Dimas Wu, karena berurusan dengan orang bodoh seperti Dimas Wu akan sangat mudah baginya. Tapi lambat laun dia menyadari bahwa tidak mudah berurusan dengan seorang Dimas Wu, lagipula Dimas Wu bukanlah orang biasa yang bisa diremehkannya, bahkan Bobi Zhang sudah tidak dapat menebak lagi siapa sebenarnya Dimas Wu ini, dia hanya merasa dirinya sudah menendang sebongkah piring besi. Namun meskipun begitu, nasi sudah menjadi bubur, sudah tidak ada kata untuk mundur, tapi kalau mundur sekarang, dia tidak akan rela, dia akan sangat malu, dan berpikir masih bisakah dia menegakkan kepalanya di Jiangzhou?

Semakin dia berpikir, Bobi Zhang semakin enggan, pada akhirnya, dia menggertakkan gigi dan berkata kepada Deni Jin: ”Tuan besar Jin, aku memiliki kebencian yang sangat besar dengan Dimas Wu, dia telah memberi aku rasa malu yang sulit dihapus seumur hidupku, jadi aku harus membalas kebencian ini!”

Di Jiangzhou, tidak peduli jabatan apapun, bahkan siapapun pasti akan menghormati Deni Jin, tapi Bobi Zhang sangat berbeda, dia dengan jelas tidak menghormati Deni Jin. setelah mendengar ucapan Bobi Zhang, Deni Jin langsung naik pitam, ekspresi yang awalnya masih bersahabat berubah menjadi menyeramkan, dia dengan nada rendah mengucapkan sebuah kalimat kepada Bobi Zhang: ”Bahkan CEO Zhang tidak berniat memberiku sedikit pun muka?”

Bahkan dalam nada bicara Deni Jin pun ada makna yang mengancam.

Bobi Zhang menggila lagi, juga tidak berani melawan Deni Jin, akan tetapi dia harus tetap menuntaskan dendamnya. Situasi dia sekarang bagaikan makan buah simalakama, baik mundur atau maju dia tetap menghadapi kesulitan.

Pada saat ini, Beni Jiang keluar, berbisik di telinga Bobi Zhang: ”Kita semua adalah junior Tuan besar Jin, kalau kamu serius mau berurusan dengan Tuan besar Jin, yang bisa bantu kamu di sini tidaklah banyak.”

Maksud ucapan Beni Jiang sangat jelas, kalau hanya berhadapan dengan Dimas Wu, kita akan mengerahkan seluruh tenaga. Tetapi, jika kamu tidak ingin berada di Jiangzhou lagi, maka hadapilah Tuan besar Jin. Dengan kata lain, sekarang ada lebih dari dua ratus orang di belakang Bobi Zhang, yang tidak akan sepenuhnya mematuhi Bobi Zhang.

Wajah Bobi Zhang sangat tidak bersahabat dan dia menahan diri begitu lama sebelum berkata :”Baiklah, aku menghargai Tuan besar Jin, aku akan melepaskan Dimas Wu.” Walaupun sangat sulit bagi Bobi Zhang untuk mengucapkan kalimat itu, tapi dia juga tidak berdaya.

Setelah mengucapkan itu, Bobi Zhang langsung memberi perintah kepada bawahannya untuk mundur dan meninggalkan tempat itu.

“Siapa yang memperbolehkan kamu pergi?” Dimas Wu tiba-tiba bernada sinis bicara.

Bobi Zhang berbalik menatap Dimas Wu, dengan nada yang tidak kalah sinis berkata :”Aku tidak memperpanjang masalah dengan mu, karena aku menghormati Tuan besar Jin, kamu benar-benar tak ada habisnya?”

Dimas Wu menjawab: ”Urusan kamu dengan aku memang sudah selesai, tapi urusan aku dengan kamu belum selesai, kamu dengan angkuhnya membawa begitu banyak orang kemari, membuat istriku syok, dan kamu dengan santainya mau melupakan hal ini?”

Suara Dimas Wu memang lemah, tapi nada bicaranya kuat, bahkan ada kesombongan dalam kata-katanya yang tidak dapat disangkal.

Orang-orang di tempat itu terkejut oleh ucapan Dimas Wu. Seperti yang kita tahu, Bobi Zhang bersedia melepaskan Dimas Wu karena Bobi Zhang menghargai Deni Jin, akan tetapi siapa yang mengira bahwa Dimas Wu merasa tidak beruntung karena telah dilepaskan, dan dia bahkan menyerang balik Bobi Zhang dengan nada bicara yang angkuh, ini sangat tidak masuk akal!

“Jadi apa mau mu?” Bobi Zhang dengan tatapan penuh amarah dan tajam menatap Dimas Wu.

Dimas Wu berdiri dan berkata: ”Aku ingin kamu berlutut dan bersumpah bahwa mulai sekarang dan seterusnya tidak akan membahayakan kaum wanita lagi.”

Bobi Zhang adalah tipikal orang yang sangat peduli dengan harga diri, Dimas Wu ingin dia berlutut dan bersumpah dan mengingat pelajaran hari ini dan tidak akan pernah menyakiti orang lain seumur hidupnya lagi.

Sebuah kalimat yang cukup membuat semua orang syok karena mendengarnya.

Kata-kata yang dilontarkan Dimas Wu benar-benar mengejutkan.

Orang-orang yang berada di tempat semua menatap Dimas Wu dengan tatapan yang aneh. Semua orang sadar akan apa yang telah diucapkan Dimas Wu kepada Bobi Zhang bukanlah semua kalimat biasa, itu sangat aneh dan sangat keterlaluan. Walaupun Dimas Wu dapat membuat Deni Jin memohon kepadanya, tapi dalam situasi yang jelas saja Bobi Zhang diuntungkan, dan dia dapat mundur dalam situasi ini sudah merupakan konsesi besar, mengapa Dimas Wu masih ingin Bobi Zhang berlutut di depan umum.

Tidak ada satu orang pun yang paham dengan situasi mencekam seperti ini.

Bahkan Deni Jin sendiri terdiam, jika dia tidak tahu bahwa Dimas Wu memiliki identitas yang tidak biasa, maka dia akan berfikir bahwa Dimas Wu sakit jiwa.

Sempat terdiam sejenak, Deni Jin menghampiri Dimas Wu, memperingati Dimas Wu :”Tuan Wu, Bobi Zhang merupakan orang yang berpengaruh di Jiangzhou, dia sudah memberiku muka dengan berdamai dan melepaskan Tuan, kita sudahi saja sampai di sini?”

Kata-kata tulus Deni Jin juga mewakili suara orang-orang sekitar.

Dimas Wu tidak menunjukkan simpati. Dia menatap Deni Jin dengan dingin dan berkata pelan: ”Jangan ikut campur”, terlihat jelas bahwa Dimas Wu tidak menghargai niat baik Deni Jin dan tidak takut sama sekali.

Sikap kasar Dimas Wu terhadap Deni Jin mengejutkan semua orang, bagaimana bisa Dimas Wu bersikap seperti itu kepada Deni Jin?

Deni Jin membeku, dia dengan tulus memohon, berpikir Dimas Wu akan menerima niat baiknya, berniat untuk menolong tapi diluar dugaan bahwa dirinya hanyalah seorang yang ikut campur. Mendengar ucapan Dimas Wu, Deni Jin menghela napas panjang dan mundur dengan diam.

“Tuan besar Jin, sudah terlihatkan, Dimas Wu itu orang bodoh yang sama sekali tidak menghargai niat baik Tuan, aku karena memberi Tuan muka, maka dari itu aku melepaskan dia, sungguh orang yang tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, dalam masalah seperti ini masih sangat agresif, jadi aku tidak akan menyalahkan Tuan. Bobi Zhang si keras kepala tiba-tiba berteriak.

Bobi Zhang sangat tidak rela dipaksa untuk mundur, emosinya sudah hampir meledak. Dan sekarang ketika dia melihat si bodoh Dimas Wu yang tidak menghargai Tuan besar Jin, dan sama sekali tidak menerima niat baiknya, Tuan besar Jin tentu saja tidak dapat melindungi dia lagi, tentu saja sudah tidak ada yang membuat Bobi Zhang takut lagi.

“Benar, Dimas Wu sudah sangat merajalela, kami tidak masalah kamu tidak berterima kasih, karena telah melepaskan kamu, lancang sekali kamu meminta CEO Zhang untuk berlutut dan bersumpah, sakit jiwa.”

“Aku sudah tidak bisa tahan lagi, kita harus memberi dia pelajaran, biar dia tahu, kita bukanlah kelompok yang mudah diganggu.

“Bunuh dia!”

Jangankan Bobi Zhang, bahkan 200 lebih orang yang datang bersama Bobi Zhang sudah tidak tahan dengan kegilaan Dimas Wu yang melewati batas, alasan mereka menahan diri karena mereka sangat menghormati Tuan besar Jin, tapi Dimas Wu sangat tidak tahu diri. Mereka sebagai anggota pasukan bawah tanah, mereka tidak akan tinggal diam dan tidak akan lunak terhadap orang yang jelas-jelas telah menghina mereka.

Suasana yang di luar kendali memancing amarah mereka dan mereka mulai ricuh, tetapi Dimas Wu masih saja tidak goyah dan perduli, alih-alih mundur, dia malah melangkah maju, dengan lantang berkata:”Bobi Zhang, jika kamu menuruti perintah aku, aku bisa memaafkan kamu. Tapi jikalau kamu tidak, maka kamu akan menerima konsekuensinya.

Ada semangat yang kuat di tubuh Dimas Wu.

Bobi Zhang tersadar, Dimas Wu ahli dalam bela diri, setidaknya di sini tidak ada lawan yang sebanding dengannya, Bobi Zhang telah kehilangan seorang pengawal hebatnya, dan dia juga khawatir Dimas Wu akan menyerang dia terlebih dahulu. Oleh sebab itu dia dengan cepat melangkah kembali ke kerumunan dan kemudian dia kembali berteriak: ”Aku tidak butuh pengampunanmu, apakah kamu terlalu naïf berpikir bisa melawan orang sebanyak ini? Apa gunanya jago bela diri? Sekarang orang-orang bergantung kepada kekuasaan, kamu sudah jelas kalah jumlah, masih ada nyali untuk melawanku?"

“Kamu jelas kalah jumlah”, ketika Bobi Zhang selesai bicara, tiba-tiba, General Manager Kampung Naga berjalan masuk ke halaman dan bertepuk tangan dengan keras.

Begitu David He masuk, orang bawahan David He mendobrak masuk kediaman keluarga Huang.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu