Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 890 Pusaran Api.

Lorong itu terlihat lebar, dalam, panjang dan terpencil, bahkan penuh dengan Raksasa Mayat, setidaknya ratusan mayat disana, dan lagi setiap Raksasa Mayat memiliki aura serakah, ganas dan jahat, seperti kejahatan yang paling menakutkan di malam hari.

Dimas Wu melihat begitu banyak pasang mata berwarna hijau, tiba-tiba hatinya bergetar, keringat dinginnya bercucuran karena ketakutan, dia benar-benar merasa kaget dan takut, berjalan di sepanjang jalan, dia sangat yakin bahwa dia dan Taotie sama-sama tidak ada yang bergerak, bahkan dia melepaskan Teknik Pentagram khusus untuk menutupi auranya dengan Taotie, dapat dikatakan bahwa mereka benar-benar melakukannya dengan diam dan berusaha untuk bersembunyi, dan sebisa mungkin dia tidak menganggu Raksasa Mayat yang tertidur itu, tapi siapa yang bisa menyangka bahwa akan ada begitu banyak Raksasa Mayat tergeletak di lorong ini, secara tidak sadar, melihat ekspresi mereka masing-masing, sepertinya mereka sengaja menunggu Dimas Wu dan Taotie untuk jatuh ke dalam perangkap, hal ini membuat Dimas Wu mau tidak mau merasa terkejut.

Saat hati Dimas Wu bergetar, tiba-tiba sebuah Raksasa Mayat keluar dari kelompok Raksasa Mayat tersebut.

Raksasa Mayat ini adalah Raksasa Mayat yang lengannya telah di patahkan oleh Dimas Wu dan dia melarikan diri, dia berjalan langsung ke komandan Raksasa Mayat, dengan suara rendah dia berkata: "Mereka berdua yang baru saja melukaiku di luar tadi."

Setelah berbicara, Raksasa Mayat yang lengannya patah itu mengangkat matanya dan menatap ke arah Dimas Wu dengan mata tajam, mata hijaunya penuh dengan kebencian yang kuat.

Melihat Raksasa Mayat yang lengannya patah ini bangun, semua pertanyaan di hati Dimas Wu seketika terpecahkan, satu-satunya kekhawatirannya adalah bahwa Raksasa Mayat yang lengannya patah itu mungkin telah mengetahui pergerakkannya, sekarang tampaknya Raksasa Mayat dengan lengan yang patah itu telah memberi tahu Raksasa Mayat lainnya, dia meminta mereka untuk berkumpul di sini secara diam-diam, menunggu Dimas Wu dan Taotie masuk ke perangkap.

Ketika Dimas Wu menyentuh Teknik Pentagram di luar gua, Raksasa Mayat yang lengannya patah itu sudah tahu bawah Dimas Wu akan mengejar kesini, tentu saja secara otomatis, dia tidak akan melewatkan kesempatan besar ini, jadi dia sengaja mengundang Komandan Raksasa Mayat keluar dari gunung untuk menangani dengan Dimas Wu.

Pandangan mata Dimas Wu saat ini telah beralih ke komandan Raksasa Mayat, dia dengan jelas merasa bahwa Aura mayat komandan Raksasa Mayat itu sangat kuat, juga yang terlihat sangat agung, bahkan mata hijaunya, terlihat cahaya yang suram sehingga membuat orang takut, auranya juga menekan orang, dibandingkan dengan Raksasa Mayat yang lengannya patah itu, pasti kekuatannya dia lebih besar.

Komandan Raksasa Mayat itu mendengar apa yang dikatakan oleh Raksasa Mayat yang lengannya patah itu dan tidak dapat di pungkiri, dia melihat Dimas Wu dengan pandangan dalam, tatapannya yang menakutkan itu diarahkan ke Dimas Wu, matanya memancarkan cahaya yang lebih tajam, seolah-olah dia ingin melihat Dimas Wu secara menyeluruh.

Keduanya diam-diam saling berpandangan dalam waktu yang lama, kemudian komandan Raksasa Mayat itu perlahan-lahan membuka mulut, dia berkata dengan pelan, "Tahukah kamu, tempat apa ini?"

Komandan Raksasa Mayat lebih baik tidak berbicara, ketika dia berbicara, hal itu membuat jiwa orang bergetar, suaranya sangat jelek, seolah-olah dia tidak pernah berbicara selama sepuluh ribu tahun, dalam suaranya, ada nada yang dalam dan dingin, suara serak dan kasar yang mengejutkan membuat orang merasa sangat tidak nyaman.

Dimas Wu sedikit mengernyit, dengan suara lemah dia menjawab, "Aku tahu."

Meskipun Dimas Wu tidak ingin mengambil langkah seperti itu, tapi masalah sudah sampai tahap ini, dalam hal ini dia hanya bisa menghadapinya dengan tenang, hatinya yang awalnya telah terguncang telah mereda, perasaan tidak nyaman karena terjerat Aura mayat itu telah ditekan olehnya, dia mengeluarkan lebih banyak keberanian lagi dan memulihkan kepercayaan dirinya.

Komandan Raksasa Mayat itu mendengus dengan dingin, dia berkata dengan meremehkan: "Kamu masih berani untuk masuk kesini tanpa izin ketika kamu tahu tempat seperti apa ini, karena kamu sendiri yang berpikir untuk datang ke sini, maka kami akan menikmati pesta perjamuan ini."

Setelah berkata seperti itu, tubuh komandan Raksasa Mayat langsung memancarkan Aura mayat yang lebih kuat dan agung, seluruh bagian tubuhnya tampak diisi dengan Aura mayat.

Raksasa Mayat di belakangnya juga mengeluarkan Aura mayat yang kuat, mata hijau mereka dipenuhi dengan cahaya yang ganas, cahaya yang ganas itu membawa makna rakus dan keserakahan yang sangat kuat. Jelas, mereka semua memperlakukan Dimas Wu dan Taotie sebagai makanan, kedua makhluk hidup ini membuat semua Raksasa Mayat menjadi lapar dan tidak sabar.

Dimas Wu dengan pandangan dingin mengamati sekelompok Raksasa Mayat yang rakus itu, kemudian dia berkata dengan sinis, "Ingin menjadikan kami sebagai makanan kalian? Aku khawatir kamu tidak memiliki keberuntungan itu."

Kata-kata Dimas Wu dipenuhi dengan kepercayaan diri dan terdengar sangat tenang.

Mendengar ini, komandan Raksasa Mayat sedikit menyipitkan matanya, dia secara otomatis tahu bahwa karena Dimas Wu yang dapat melukai Raksasa Mayat hingga lengannya patah, dia pasti memiliki kekuatan yang besar, sehingga dia tidak ingin membuang waktu lagi, jadi dia langsung memerintahkan bawahannya dengan nada dingin: "Semuanya serang secara bersamaan!"

Para Raksasa Mayat itu sudah lama menunggu untuk diberi makan, begitu mendengarkan perintah ini, mereka tidak sabar untuk menyerang, mereka bergegas keluar dengan kawanannya, semuanya seperti harimau yang keluar dari kandang, dengan mulut besar terbuka, taring mereka semua keluar, mereka bergegas bergerak ke arah Dimas Wu dan Taotie.

Bahkan Raksasa Mayat dengan lengan yang patah itu, dengan penuh kebencian berlari ke arah Dimas Wu.

Raksasa Mayat yang ganas itu telah lapar selama ratusan tahun, bersaing tanpa mempedulikan sesuatu, dengan sekuat tenaga, memperebutkan mangsanya yang lezat itu.

Tubuh mereka memancarkan Aura mayat yang kuat, gerakan mereka terlihat kasar dan agresif, dengan ratusan Raksasa Mayat yang bergegas menghampiri mereka secara bersama, mereka seperti belalang melintasi perbatasan, membanjiri tempat itu.

Dima Wu tidak berani meremehkan hal ini, dia melompat ke atas lorong, tangannya tiba-tiba terlipat, bibirnya terbuka sedikit, dia berkata dengan getir, "Teknik mematikan!"

Dua kata itu bergema di seluruh gua, dengan cepat, setelah suara itu terdengar, dalam sekejap, roh jahat berwarna hitam yang bergejolak menyembur keluar dan memenuhi tempat itu, pada saat yang sama, suara pedangnya terdengar keras dan bayangan pedang gelap yang tidak terhitung jumlahnya keluar dari udara tipis itu, hal itu muncul, meraung tanpa henti, aura yang agung dan ganas itu begitu luar biasa, sehingga bahkan udara saja tidak bisa bertahan, dan semuanya hancur menjadi berkeping-keping.

Lorong besar ini, begitu pedang tajam roh jahat yang begitu kuat itu mengeluarkan serangannya, tempat itu menjadi terbelah berkeping-keping, seolah-olah tempat itu bisa berubah menjadi debu kapan saja.

Terlalu kuat!

Melihat pemandangan ini, komandan Raksasa Mayat tiba-tiba merasa takut, tatapan matanya berubah drastis, matanya penuh dengan ekspresi tidak bisa mempercayai hal itu, dia memang tahu Dimas Wu memang hebat, tapi dia tidak menyangka pemuda ini begitu kuat.

Namun, sekuat apapun Dimas Wu, itu tidak cukup untuk membuat Raksasa Mayat menjadi ketakutan.

Menghadapi Teknik Mematikan yang dapat menghancurkan dunia ini, tidak memadamkan keingin para Raksasa Mayat itu, mereka terlalu lapar, mereka hanya ingin mencabik-cabik Dimas Wu, lalu memakan hidangan mereka dengan nikmat, mereka tidak peduli seberapa kuat serangan Dimas Wu.

Srek!

Ratusan Raksasa Mayat bergegas menyerang ke depan tanpa merasa ragu-ragu, cahaya pedang berwarna hitam di sekujur tubuh Dimas Wu, langsung ditembakkannya dengan kuat.

Bayangan pedang yang tidak terhitung jumlahnya saling bersilangan, seperti hujan salju, menyapu para Raksasa Mayat itu.

Cahaya pedang yang berwarna hitam itu, di penuhi dengan roh iblis yang menakutkan dalam hujan pedang ini penuh dengan aura jahat yang menakutkan, juga menyemburkan api iblis yang ganas, apinya kuat dan serangannya tajam, seolah-olah dapat menghancurkan dan membunuh semua iblis dan monster.

Boom boom boom!

Dalam sekejap, cahaya pedang berwarna hitam itu, seperti bambu yang patah, menembak setiap Raksasa Mayat dengan perhitungan yang sangat tepat, saat cahaya pedang menghantam para Raksasa Mayat, api iblis dari cahaya pedang itu tiba-tiba meledak di tubuh mereka, cahaya hitam iblis itu memusnahkan tubuh Raksasa Mayat.

Satu demi satu, Raksasa Mayat dipukul oleh cahaya pedang itu, diledakkan oleh api iblis, berubah menjadi cairan lengket berwarna hijau.

Lorong besar itu ditelan oleh lautan api hitam, hujan pedang turun dengan sangat deras, aura pedang tajam dan aura pembunuh sangat mengerikan, semua Raksasa Mayat yang terkena cahaya pedang langsung terbakar, untuk sementara waktu, seluruh pemandangan didepan seperti pemandang neraka di bumi, jeritan menyedihkan yang tiada hentinya, cairan hijau dan lengket itu semakin lama semakin banyak, ada lebih banyak, Aura mayat yang menjijikkan itu memenuhi ruangan itu, pemandangan ruangan itu menjadi kacau.

Namun, ada sejumlah besar Raksasa Mayat, mereka masih belum hancur, beberapa Raksasa Mayat menghindari serangan Dimas Wu dan langsung pergi untuk menyerang Taotie dengan rakus.

Taotie merasakan keadaan yang sangat berbahaya, matanya langsung memerah seperti darah, di dalam tubuhnya, menimbuklan uara yang begitu hebat, sayap merahnya yang berapi-api dengan cepat bergerak, dia terbang di atas gua untuk pertama kalinya, mencoba menghindari serangan para Raksasa Mayat itu.

Segera setelah dia mencapai atas, Taotie dengan tidak ragu-ragu, dia membuka mulutnya dengan besar, mengumpulkan semua kekuatan dalam tubuhnya, dapat terlihat bahwa perutnya yang sedikit menyusut saat ini menjadi lebih membengkak lagi, tiba-tiba, ada api energi sejati yang mengerikan keluar dari semburan mulutnya, seperti tsunami, menyapu sekelompok Raksasa Mayat itu.

"Aahh!"

Hanya terdengar jeritan yang menembus gua, api energy sejati itu mengenai Raksasa Mayat pertama, seketika wajahnya langsung berbuah menjadi kering, mulutnya mengeluarkan suara teriakan, teriakannya terus berlanjut, tubuhnya yang kurus dibakar dan berubah menjadi cairan lengket berwarna hijau.

Mayat yang tersisa terkena api energy sejati milik Toatie, mereka dibakar menjadi cairan hijau di tengah teriakan menyedihkan itu.

Api iblis Dimas Wu dan api energi sejati milik Taotie, menyapu Raksasa Mayat dengan tidak segan-segan, ke mana pun api itu lewat, Raksasa Mayat itu akan segera hancur, dinding di lorong itu juga menjadi hangus, dengan cepat, lorong itu menejadi tempat mati yang tidak bisa di tumbuhi oleh rumput lagi, dan lagi daerah yang hancur juga membesar hingga sangat luas.

Serangan api secara bersaman dari Dimas Wu dengan Taotie benar-benar tidak terhentikan dan tidak terkalahkan.

Raksasa Mayat itu menjadi sasaran penyiksaan api itu, tempat itu menjadi lautan api, bau busuk di udara, dan terdengar jeritan menyedihkan yang tidak berhenti!

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu