Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 370 Tanpa Belas Kasihan (2)

Setiap kata-kata yang diucapkan oleh Bella Tang sangat tegas, Tekadnya untuk melindungi Dimas Wu sangat kuat, Dimas Wu adalah suaminya, seseorang yang selaras dengan bibir, gigi dan jiwanya, ia harus berbagi penderitaan bahkan kematian dengan Dimas Wu.

Mendengar kata-kata Bella Tang, hati Dimas Wu yang putus asa tersentuh, hatinya seakan menangis dan meraung, dia ingin membujuk Bella Tang sekali lagi, dia ingin sekali membuka mulutnya, tetapi dada dan tenggorokannya seakan tersumbat sesuatu yang membuatnya sulit berbicara.

Di sisi lain, sesepuh keenam benar-benar tidak sabar. Dia menatap Bella Tang dan berkata dengan tajam: "Aku telah memberi kamu kesempatan. Karena kamu tidak tahu bagaimana menghargainya, jangan salahkan aku karena bersikap kasar."

Setelah berkata, sesepuh keenam pun mengulurkan tangan kanannya, dan seketika api energi sejati terbentuk, dia ingin menggunakan api energi sejati membakar mereka bertiga.

Tetapi, sebelum dia melepaskan api energi sejati itu, tiba-tiba suara keras datang dari pintu masuk halaman: “Sesepuh keenam, kamu menggunakan senjata mematikan di dalam rumah ku, apakah itu tidak keterlaluan?”

Suara ini terdengar penuh dengan energi dan keagungan yang luar biasa, bercampur dengan sedikit amarah, yang langsung menghentikan gerakan di tangan Sesepuh Keenam.

Bersamaan dengan terdengarnya suara itu, muncul juga sosok orang, dia sedang melangkah memasuki halaman kediaman keluarga Tang.

Dia adalah Zander Tang.

Bella Tang melihat Zander Tang datang, dadanya seperti melepaskan sebongkah batu yang sedari tadi menindihnya, akhirnya dia memiliki seseorang yang dapat diandalkannya, dan ada secercah harapan untuk menyelamatkan Dimas Wu.

Sesepuh keenam segera mencari keberadaan suara itu, dan dia menatap Zander Tang yang melangkah maju ke dalam halaman, dan dengan wajah yang sangat serius berkata: “Dimas Wu telah membunuh Newt Tang, dia telah melanggar peraturan keluarga Tang, maka dari itu, hari ini dia harus mati.”

Tidak peduli siapa yang datang, itu tidak akan dapat membuat sesepuh keenam mengurungkan niatnya untuk membunuh Dimas Wu, dia sebagai sesepuh penegak hukum harus tegas menghadapi seseorang yang telah melanggar peraturan keluarga Tang, dan memberikan hukuman terberat dan tanpa belas kasihan.

Zander Tang berhenti, menghadap sesepuh keenam, dan berkata dengan suara yang dalam: "Aku ingin tahu apakah sesepuh keenam bisa tidak untuk jangan membuat aku malu? Bagaimanapun, Dimas Wu sekarang sudah menjadi menantuku. aku tidak bisa membiarkan putriku menjadi janda begitu dia menikah, kan?"

Zander Tang saat ini memang sedang marah besar, namun dia tidak meluapkannya sekarang, dia tetap menahannya, karena dia tahu bahwa sesepuh keenam memiliki status yang luar biasa di keluarga Tang, dia juga harus berhati-hati dalam bertindak, oleh karena itu, bahkan jika sesepuh keenam bertindak semaunya di kediaman keluarga Tang saat ini, dia juga tidak akan peduli dengan keberadaan Zander Tang, maka dari itu Zander Tang dengan sekuat tenaga menahan amarahnya, dan berbicara dengan baik dan bersahabat dengan sesepuh keenam, dan dia berharap bahwa sesepuh keenam dapat menghargainya.

Namun sebaliknya, sesepuh keenam malah tidak menunjukkan ekspresi bersahabatnya, dia dengan sinis menatap Zander Tang, dan dengan sadis berkata: “Zander Tang, anakmu masih muda dan tak tahu apa-apa, dia dengan lancang menghalangi penegak hukum seperti aku. Jangan bilang kamu juga akan melanggar peraturan keluarga Tang? Dan lagi, apakah kamu berpikir bahwa dengan kompetisi pemuda dua tahun lalu, apakah kamu ada muka untuk berbicara di sini?”

Terlihat jelas, maksud dari sesepuh keenam adalah gugurnya anak Zander Tang di medan kompetisi pemuda.

Hal ini merupakan sebuah penyesalan terbesar Zander Tang, dua tahun yang lalu pada kompetisi pemuda, bukannya hanya membuatnya kehilangan putra semata wayangnya, juga menyebabkan statusnya dalam keluarga Tang anjlok. Dari saat itu, siapapun anggota keluarga Tang bisa dengan seenaknya menghina dan menginjak harga dirinya, statusnya dalam keluarga Tang sudah seperti sosok yang tidak dianggap.

Pada saat itu juga, sesepuh keenam tidak menghormati Zander Tang, dia bagaikan menampar Zander Tang dengan lantang membeberkan aib dan luka lama Zander Tang.

Zander Tang masih menahan emosinya yang meledak-ledak ketika mendengar ucapan sesepuh keenam.

Sesepuh keenam tampak tak peduli akan membuat Zander Tang marah, dia tidak memperhatikan raut wajah Zander Tang dan lanjut berkata: “Jika kamu benar-benar mempertimbangkan putrimu, maka aku sarankan kamu untuk menariknya pergi, kalau tidak, jangan salahkan aku yang tidak memberinya belas kasihan.”

Ini merupakan peringatan sesepuh keenam kepada Zander Tang, dan juga kesempatan hidup yang diberikannya kepada Bella Tang.

Zander Tang menggertakkan giginya lagi, menatap sesepuh keenam dengan tatapan penuh arti, dan dengan segera melangkah ke arah Bella Tang.

Bella Tang yang melihat ayahnya melangkah medekatinya, hatinya menjadi semakin berat, secercah harapan yang diharapkannya seakan seketika sirna.

Namun, setelah Zander Tang datang ke Bella Tang, dia tidak menarik Bella Tang, dia malah berdiri di samping Bella Tang, menghadap sesepuh keenam dan berkata dengan dingin: “Hari ini aku tiba-tiba ingin melihat seperti apa tanpa belas kasihanmu itu.”

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu