Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 51 Felicia Huang Meninggal

Sebuah hadiah besar.

Toni Huang seketika merasa berdebar, di kepalanya seperti menjalar adanya sebuah perasaan tidak enak yang akan terjadi, kalau saja dia tidak menyinggung Dimas Wu, tentu saja saat Dimas Wu mengatakan akan memberikan hadiah besar, Toni Huang pun akan menunggu dengan senang, tetapi Dimas Wu yang datang dengan tatapan balas dendam, tentu saja hadiah besar yang akan diberikan bukanlah hadiah yang baik.

Toni awalnya mengira walaupun Dimas Wu adalah orang yang nekatan, tetapi karena dirinya sudah tua, dia yakin Dimas Wu tidak akan memukulnya, sehingga dia pun meremehkan hal ini. Tetapi sekarang jika dilihat Dimas Wu bukan hanya nekat, tetapi juga merendahkannya. Toni terdiam sejenak dan hatinya pun berdebar kencang, lalu dia bertanya kepada Dimas Wu: “Kamu mau memberiku hadiah besar apa?”

Begitu kata-katanya selesai, tiba-tiba saja muncullah seorang pria dengan memakai jas dan berjalan ke samping Dimas, serta memberikannya sebuah surat.

Setelah mengambil surat tersebut, Dimas Wu pun memberikannya kepada Toni, lalu berkata dengan dingin: “Ini adalah hadiah yang aku berikan untukmu, semoga kamu menyukainya.”

Toni Huang mengambil surat itu pun dengan tangan bergemetaran, sebuah kertas yang tipis itu bagaikan sebongkahan emas beratnya saat digenggam oleh Toni Huang, dia pun meyakinkan hatinya dan membuka surat itu dengan perlahan.

Saat itu, setiap tulisan yang berada di surat itu terbaca dengan jelas oleh mata Toni Huang.

Begitu selesai membacanya, emosi Toni Huang pun naik hingga ubun-ubun dan membuat tubuhnya jatuh ke belakang.

Yenggo Huang responnya sangatlah cepat, dia langsung menahan tubuhnya, sehingga tubuh Toni Huang pun stabil dan tidak terjatuh.

Dada Toni Huang pun terasa sangat sesak, otaknya seolah membeku, matanya seolah-olah menunjukkan rasa tidak percaya, dia pun menggelengkan kepalanya dan berkata: “Ini tidak mungkin, ini tidak mungkin.” Toni Huang pun seperti mendapatkan pukulan yang sangat besar.

Yenggo yang melihat keadaannya itu pun langsung tahu bahwa ada hal tidak baik yang sudah terjadi, dia dengan sigap mengambil surat yang berada di tangan Toni dan membacanya.

Selesai membacanya, raut wajah Yenggo juga mulai berubah menjadi ketakutan, kedua bola matanya seakan-akan ingin keluar, tatapannya pun mengatakan tidak percaya, tetapi di dalam suratnya itu tertulis dengan sangat jelas “Dikarenakan melanggar hukum, karena menghindari pembayaran pajak, maka seluruh perusahaan dan toko-toko keluarga Huang akan ditutup mulai hari ini.” Surat itu adalah surat yang ditulis langsung oleh pasar bisnis dan terdapat stempel pula.

Yenggo tidak dapat menerima kenyataan ini, dia pun melotot dan menggeramkan giginya ke arah Dimas Wu: “Kamu mempermainkan siapa dengan surat palsumu ini, bisnis keluarga Huang kami, memangnya kalau kamu berkata tutup bisa langsung ditutup?”

Keluarga Huang bisa berkembang hingga sekarang ini tentu saja sudah melewati banyak sekali rintangan dan memakan waktu yang cukup lama, bisnis itu adalah hasil darah yang dikucurkan oleh seluruh anggota keluarga Huang, setahap demi setahap bisnis itu pun dibangun, jadi dengan perusahaan Huang yang sekarang, tidaklah mudah untuk menghancurkannya.

Yenggo pun tidak percaya jika Dimas Wu mempunyai kemampuan seperti itu, walaupun dia sehebat pohon pinus, palingan hanyalah ilmu hitam, sedangkan bisnis yang dibangun susah payah selama bertahun-tahun oleh keluarga Huang, tidak mungkin segampang itu dihancurkan oleh ilmu hitam, bagaimana pun Yenggo tidak percaya jika Dimas Wu bisa melakukannya.

Begitu Yenggo selesai berbicara, tiba-tiba saja ponselnya pun berdering, setelah menerima telepon itu, wajah Yenggo pun langsung berubah menjadi kaku.

Dan mungkin pada waktu bersamaan, seluruh keluarga Huang juga menerima telepon yang sama, mereka semua yang mendengar telepon itu juga menampakkan raut wajah kekecewaan, karena berita yang mereka dengar adalah toko serta perusahaan mereka ditutup oleh pengadilan.

Kenyataan ini pun bagaikan kesambar petir bagi seluruh anggota keluarga Huang.

Mereka pun tidak bisa menerima pukulan seperti itu, seluruh bisnis ini adalah perjuangan mereka selama bertahun-tahun, tidaklah mudah dari keluarga Huang bangkit dari kekalahan menjadi keberhasilan dan kesuksesan yang hebat, bagaimana mungkin hanya dalam satu malam mereka kembali ke titik yang semula! Ini adalah mimpi buruk, mimpi yang sangat buruk.

Tidak ada satu pun orang dari keluarga Huang yang dapat menerima hal itu.

“Dimas Wu, kamu tidak bisa seperti ini terhadap keluarga Huangku.” Emosi Toni Huang pun menjadi naik dan berkata dengan kuat kepada Dimas Wu. Jika membiarkan dia memilih, dia lebih memilih agar Dimas Wu memukulnya sekali dari pada Dimas Wu menghancurkan seluruh bisnisnya.

Dimas Wu pun berkata dengan dingin: “Aku tidak melakukan apapun, ini semua karena bisnis kalianlah yang kotor, berbuat sesuatu yang tidak tranparan, dan ini adalah akibat yang harus kalian terima.”

Raut wajah Toni Huang pun semakin tidak bisa dilihat, hatinya bergetar, tentu saja dia tahu dengan jelas bahwa bisnis perusahaan keluarga Huang mereka memang bukanlah bersih seluruhnya, pasti ada sesuatu yang tidak transparan, tetapi relasi-relasi yang bersangkutan dengan keluarga Huang pasti tidak akan bermasalah. Dan tiba-tiba saja bisnis keluarga Huang diperiksa seluruhnya dan ditutup, ini tentu saja adalah kelakuan dari Dimas Wu, kehebatan Dimas Wu benar-benar tidak bisa dipandang sebelah mata!

Setelah itu Toni Huang barulah tersadarkan bahwa Dimas Wu bukanlah orang besar yang bisa dia singgung, dia pun sama sekali tidak berani lagi memberontak dengan Dimas Wu, tetapi dia juga tidak bisa dengan begitu saja melihat bisnis keluarga Huangnya runtuh.

Akhirnya Toni Huang pun luluh, dengan nada kasihan dia memohon dengan Dimas Wu: “Aku adalah kakek Angel, bisa tidak demi Angel kamu melonggarkan kami?”

Tatapan Dimas Wu tetap saja dingin dan bertanya kepada Toni: “Sekarang kamu sudah tahu bahwa kamu adalah kakeknya Angel?” walaupun kata-katanya terdengar remeh, tetapi penuh dengan ejekan.

Mendengar kata-kata itu, penglihatan Toni Huang pun seolah berkunang-kunang, kepalanya sangat sakit dan dirinya semakin panik, karena dia merasakan walaupun dirinya memohon sekuat apapun, tetap saja tidak bisa meluluhkan hati Dimas Wu.

Jadi Toni Huang pun mengalihkan tujuannya, kemudian dia berkata kepada Angel Xia: “Angel, cucu perempuanku, dulu saat kamu kecil, kakek masih menggendongmu, keluarga Huang juga adalah saudara-saudaramu, tentu saja kamu juga tidak akan tahan melihat keluargamu jadi seperti ini kan?”

Angel Xia hatinya sangat baik, dia pun sama sekali tidak tega untuk melukai hati orang lain, tetapi kebaikan hatinya tidaklah buta, sekelompok orang keluarga Huang ini sudah membuatnya sangat-sangat kecewa, kalau saja hari ini dia datang sendiri, dan keluarga Huang langsung meminta maaf kepada dirinya serta memperbaiki kesalahannya, mungkin Angel Xia akan memilih untuk memaafkan mereka, tetapi orang-orang dalam keluarga Huang terus-menerus melakukan kesalahan dan tidak sadar untuk memperbaikinya, malah mereka balik memfitnah dirinya, hal itu lalu membuat sedikit perasaan yang tertinggal kepada saudara-saudaranya pun hilang seketika, dia pun tidak akan lagi menganggap orang-orang itu sebagai keluarganya. Sehingga mendengar kata-kata Toni Huang, dia pun sama sekali tidak luluh, malah dengan tegas dia berkata: “Ini adalah akibat dari perbuatan kalian.”

Toni Huang juga tidak menyangka bahwa Angel Xia juga tidak mempunyai perasaan sekarang, saat ini emosinya sudah semakin besar, dia pun menepuk dadanya serta menunjuk dengan tegas ke arah Angel Xia: “Angel, kita semua adalah satu keluarga, kenapa kamu sama sekali tidak berperasaan?”

Keluarga Huang yang lain pun juga menatap dia, dan bersama-sama membuka suara dan marah kepada Angel Xia:

“Kamu benar-benar tidak punya hati, walaupun kamu sudah sukses setinggi langit juga jangan melupakan asalmu, kenapa kamu sampai hati menghancurkan kami seperti ini?”

“Iya, walaupun kami memang salah, tetapi tidak terlalu berat, kenapa sampai-sampai kamu harus menutup bisnis keluarga Huang?”

“Kalau keluarga Huang kami jatuh, apa untungnya juga buat kamu?”

“Kamu ingin mematikan kami? Perbuatan kamu ini sama saja dengan membunuh orang!”

“Kalau sampai keluarga Huang habis, kamu Angel Xia, adalah orang yang paling bersalah dengan keluarga Huang.”

Saat inilah emosi keluarga Huang pun meluap-luap, bagi keluarga Huang menghancurkan bisnis keluarga mereka adalah bencana yang paling besar, siapapun tidak bisa menerima kenyataan ini, mereka pun terus-terusan mengira semua ini adalah perbuatan Angel Xia, Angel Xia terlalu jahat tidak mempunyai belas kasihan dan ingin mematikan orang. Mereka menyalahkan Angel Xia dan berharap agar Angel Xia mempunyai sedikit belas kasihan kepada mereka.

“Menutup bisnis orang sama saja dengan menutup jalan orang, cara ini benar-benar sangat keterlaluan.”

“Iya, kita semua adalah satu keluarga, kamu berbuat seperti ini sama saja tidak mempunyai perasaan.”

Terdengar suara bisikkan dari orang-orang yang berada di sekitar sana.

“Kalau sudah berbuat kesalahan, sudah seharusnya menanggung resiko, tanpa terkecuali.” Saat semua orang sedang memprotes, tiba-tiba saja Dimas Wu berbicara.

Suara Dimas Wu mentulikan telinga mereka, gaya Dimas Wu pun lebih menakutkan orang-orang.

Anggota keluarga Huang yang dari tadi memprotes pun berubah menjadi diam, hati mereka penuh dengan kebencian, tetapi mereka tidak berani menghadapi Dimas Wu yang menakutkan itu.

Orang-orang yang di sekitar mereka juga terdiam karena kata-kata Dimas Wu, jangankan berbicara, bergerak pun mereka tidak berani.

Toni Huang yang sudah hidup sekian lama, tentu saja dia mempunyai pengalaman yang tidak terhitung, tentu saja dia tahu ini adalah bencana besar bagi keluarga Huang, tetapi dia tidak mungkin pasrah begitu saja, dia pun kembali berbicara dengan nada kuat kepada Dimas Wu: “Kalau begitu, aku akan berkata jujur kepadamu, masalah CEO Zhang, penanggung jawab utamanya bukanlah keluarga Huang kami, tetapi adalah ibu dari Angel Xia, Felicia Huang, dia adalah orang yang sangat curang, dia ingin rumah, dia menyuruhku untuk membantunya mencarikan pekerjaan, dan dialah yang duluan berencana untuk menjual Angel Xia, aku hanyalah membantunya saja.”

Kata-kata Toni Huang itu seketika langsung menyadarkan anggota keluarga Huang, mereka pun kembali menyemprotkan emosi mereka dan berkata dengan kuat.

“Iya, semua ini adalah permintaaan dari Felicia Huang dan tidak ada hubungannya dengan kami.”

“Dimas Wu, bukankah tadi kamu mengatakan siapa yang berbuat salah harus mendapatkan hukumannya juga? Kalau begitu hukum juga Felicia Huang!”

“Iya, yang salah bukan kami, tetapi Felicia Huang, kami hanya kasihan dengannya, sehingga kami hanya membantunya, memangnya apa salah kami?”

“Kalau kalian hanya menghukum kami dan tidak menghukum Felicia Huang, tentu saja kami tidak terima.”

Orang-orang keluarga Huang pun terus-terusan memprotes mereka, mereka hanya berkata hal bohong, semua penanggung jawab atas masalah ini pun dilimpahkan di Felicia Huang, lagipula mereka tahu Felicia Huang sedang dikurung, sehingga dia tidak bisa keluar untuk memberi kesaksian. Tentu saja keluarga Huang juga tidak segan-segan untuk membuat kebohongan tersebut.

Mereka mengatakan Felicia Huang adalah dalangnya dan mereka hanyalah membantunya, dengan begitu, Felicia Huang akan terikat dengan keluarga Huang.

Keluarga Huang tidak percaya jika Dimas Wu juga akan tidak berperasaan kepada ibu mertuanya, walaupun Dimas Wu tidak berperasaan, tetapi apakah Angel Xia juga tidak akan memedulikan ibunya sendiri?

Begitu mendengar kata-kata itu, seketika hati Angel Xia pun merasa sangat sakit, dia tidak percaya akan perkataan mereka, dia tidak percaya ibunya adalah dalang di balik semua ini, tetapi dia tahu dengan jelas, bahwa ibunya sendiri memang terlibat dalam masalah ini, karena itulah Angel Xia pun kecewa sampai ingin bunuh diri.

Jadi jika dinilai, memang ibunya sendiri tidak bisa terlepas dari tanggung jawab, jika keluarga Huang harus diberi pelajaran, tentu saja ibunya juga tidak bisa lepas begitu saja!

Kasih sayang Angel Xia kepada keluarga Huang tidaklah terlalu besar, tetapi terhadap ibu sendiri tentu saja perasaannya sangatlah dalam sekali, karena itu adalah ibunya sendiri, orang yang merawat dirinya dan bergantung satu sama lain selama-lamanya, walaupun dia kecewa dengan ibunya, tetapi dia juga tidak bisa melukai ibunya.

Saat itu Angel Xia menjadi sangat kebingungan, hatinya sangat sakit sekali, dia sama sekali tidak tahu harus bagaimana.

Setelah sekian lama akhirnya Angel Xia mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Dimas Wu, dengan suara serak berkata: “Dimas.”

Semua hal yang dilakukan oleh Dimas adalah untuk Angel Xia, melihat Angel yang begitu kebingungan, dia pun segera berkata: “Kamu mau bagaimana terserah kepadamu, apapun boleh, aku akan ikuti perkataanmu.”

Baru saja Angel Xia mau membuka suara, tiba-tiba orang bawahan keluarga Huang berlari dengan sangat panik, sambil berlari dia pun sambil berkata dengan keras: “Tuan, bahaya, Felicia Huang sudah meninggal.”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu