Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 722 Bahaya yang Berturut-turut (2)

Ekspresi wajah Silvia Bai tiba-tiba berubah. Mulutnya terbuka, dan segumpal darah keluar dari mulutnya. Tubuhnya juga seperti terkena serangan peluru meriam dan langsung terpental keluar.

Tinju Kimbo Situ sangat merajalela dan sama sekali tidak berbelas kasihan. Bentuk kedua dari Cool breeze punch Silvia Bai awalnya masih memiliki ledakan kekuatan berikutnya, tetapi sekarang dia telah terpental karena tinju Kimbo Situ, dan sama sekali tidak sempat untuk mengeluarkan kekuatan selanjutnya.

Setelah melihat adegan itu, jantung Dimas Wu tiba-tiba menyusut seolah-olah ada tangan tak terlihat yang meremas seluruh jantungnya, dan dia pun sangat gugup hingga tidak bisa bernapas untuk beberapa saat. Dia baru saja sangat terkejut dengan kemenangan Silvia Bai, tetapi situasi berubah dengan sangat cepat, dan dalam sekejap mata, Silvia Bai telah ditekan oleh Kimbo Situ, dan itu benar-benar mengejutkan Dimas Wu.

Silvia Bai pun terpental di udara. Dia menggertakkan giginya, membalikkan seluruh tubuhnya, dan terbang kembali. Dia sama sekali tidak berhenti, dan saat terbang di udara, dia langsung melayangkan tinju berat ke Kimbo Situ yang berada di tanah.

Begitu tinju itu dilayangkan, situasi pun berubah. Auranya bergejolak, energi sejatinya yang sangat besar pun meledak dan menyerang ke arah Kimbo Situ.

Tanpa pikir panjang, Kimbo Situ pun menyambut serangan itu dengan tinjunya.

Duak!

Tinju keduanya yang saling menghantam di udara itu meledak dengan kekuatan yang mengguncang dunia, dan sisa gelombang aura pun berguling-guling menyebar ke segala arah.

Tepat pada saat ini, Silvia Bai yang melancarkan serangan di udara tiba-tiba menghilang begitu saja.

Ekspresi wajah Kimbo Situ pun tiba-tiba berubah. Dia menatap sisa gelombang aura yang berguling-guling di udara dengan alis yang berkerut dan mata yang tajam.

Orang-orang yang menonton juga terbelalak dan menatap tempat di mana Silvia Bai menghilang dengan tidak percaya.

Ketika semua orang berkonsentrasi menatap ke langit, Silvia Bai tiba-tiba muncul di depan kanan Kimbo Situ seperti hantu. Dia mengatupkan kedua tangannya dan mendorong ke depan dengan kuat.

Pada saat yang bersamaan, dia juga berteriak, “Teknik pengasingan!”

Tiba-tiba, kekuatan ganas mengamuk keluar. Seiring dengan dorongan tangan Silvia Bai, kekuatan itu berubah menjadi lubang hitam dan tiba-tiba muncul di depan kanan Kimbo Situ. Lubang hitam besar itu seperti monster buas dengan mulut terbuka lebar yang ingin menelan Kimbo Situ.

Di dalam lubang itu terdapat kekacauan, tetapi seperti ada sesuatu yang mengisap jiwa manusia. Kimbo Situ merasakan kekuatan pengisap yang tidak terlihat dan aura pembunuh yang sangat dingin. Hatinya bergetar, dan dia segera mengalihkan tatapannya dengan melihat ke depan kanannya. Ketika melihat lubang hitam itu, Kimbo Situ merasakan rasa ngeri yang tidak tertahankan, dan itu membuatnya tercengang beberapa saat.

“Pergilah!”

Silvia Bai tiba-tiba mengucapkan sepatah kata, dan lubang hitam tak berdasar yang penuh dengan bau darah itu langsung meraung ke arah Kimbo Situ dan menelannya.

Kimbo Situ langsung merasa ngeri. Tanpa sempat berpikir, dia langsung mengeluarkan aura merajalela dalam sekejap, dan energi sejati yang tak ada habisnya pun meledak keluar dari tubuhnya. Energi sejati yang menakjubkan itu membentuk menjadi perisai tebal di sekelilingnya, dan cahaya perisai yang begitu terang itu langsung menghentikan lubang hitam itu bergerak maju.

Lubang hitam itu berhenti, tetapi semburan energi dahsyat keluar dari dalam lubang itu. Semburan energi itu seperti untaian es yang menyerang perisai energi sejati di sekitar Kimbo Situ.

Untaian es itu tidak ada habisnya. Sebatang demi sebatang es itu melesat dengan brutal, dan menghantam ke perisai energi sejati Kimbo Situ. Hantaman itu menyebabkan suara yang keras, dan menimbulkan serangkaian gelombang aura dari energi sejatinya.

Awalnya, perisai energi sejati Kimbo Situ masih tidak bisa dipecahkan, tetapi seiring dengan untaian es yang menyerang dengan lebih padat dan ganas, perisai energi sejati yang tebal dan stabil itu mulai bergoyang, dan retakan-retakan pun muncul di atasnya.

Bahaya berturut-turut seperti ular berbisa yang mengeluarkan bisanya menyerang ke arah Kimbo Situ. Ekspresi wajah Kimbo Situ berubah sekali lagi. Tanpa ragu-ragu, ujung kakinya menginjak tanah, dan tubuhnya pun terbang ke belakang dengan tergesa-gesa. Setelah membuka jarak dari serangan untaian es Silvia Bai, dia segera menstabilkan tubuhnya dan dengan cepat menggerakkan kedua tangannya di depan dadanya.

Seiring dengan gerakan tangan Kimbo Situ, tempat di depan pun berubah bentuk, dan akhirnya berubah menjadi burung besar. Burung itu memiliki tiga kepala yang besar, dan masing-masing kepala memiliki wajah yang bengis. Sayapnya yang sangat besar tidak berhenti mengepak, dan energi angin yang ditimbulkannya berubah menjadi bilah angin yang tak terhitung jumlahnya.

“Pergilah!”

Kemudian, Kimbo Situ berteriak dengan keras, dan kedua tangannya tiba-tiba mendorong ke depan.

Dengan membawa bilah angin yang tak terhitung jumlahnya, burung aneh itu pun menyerang ke arah serangan untaian es Silvia Bai.

Boom boom boom!

Untaian es yang tidak ada habisnya dan bilah angin yang dibawa oleh burung aneh itu membentuk area mencekam yang tidak dapat ditembus di langit. Keduanya bertarung tanpa bisa dipisahkan, dan area yang besar itu menjadi sangat berantakan karena pertarungan mereka.

Tepat pada saat ini, bayangan tinju yang ganas menembus area mencekam itu dan menyerang ke tubuh Kimbo Situ.

Terlihat dengan jelas bahwa itu adalah Silvia Bai yang melakukan serangan secara langsung.

Kimbo Situ yang merasakan bahaya pun segera mengepalkan tangan kanannya untuk menyambut serangan yang mendatanginya.

Boom!

Kedua tinju itu bertabrakan dan mengeluarkan suara yang keras. Pukulan Silvia Bai telah disiapkan sebelumnya, dan energi yang terkandung di dalamnya tidak tertandingi. Sementara pukulan Kimbo Situ yang dilancarkannya untuk menyambut serangannya sangat tergesa-gesa. Oleh karena itu, kekuatan tinjunya sedikit kalah dari Silvia Bai.

Setelah hantaman yang kuat itu, energi langsung meledak keluar, dan Kimbo Situ pun mendapatkan dampaknya. Seluruh tubuhnya terpental keluar, lalu jatuh menghantam tanah dengan kuat.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu