Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 756 Jurus Rahasia (2)

Rasa sakit yang luar biasa menstimulasi saraf Dimas Wu, punggungnya terasa panas seperti baru saja dikupas. Dalam sekejap, seluruh punggungnya berdarah dan mengerikan.

Dimas Wu melarikan diri dengan sangat cepat, tidak peduli seberapa cepat atau jauh Dimas Wu menghindar, dia bisa dikejar.

Dimas Wu benar-benar terperangkap dalam pusaran darah, sepanjang matanya berwarna merah darah. Di sekelilingnya ada air berdarah, kental, seperti rawa darah yang mengikat erat manusia.

Yang lebih menakutkan lagi, darah dan air yang kental menimbulkan kekuatan aneh, menyebabkan Dimas Wu terkekang, dan energi sejati dalam tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Kini dia tidak bisa bergerak cepat, dan dia tidak bisa mengalahkannya, tali yang tak terlihat mengikat di udara, dan energi di dalamnya sepertinya dialirkan oleh sesuatu. Dia terjebak dalam hutan darah, tidak dapat menemukan jalan keluar, juga tidak dapat melihat cahaya.

Namun, keinginan untuk bertahan jauh di lubuk hatinya tetap mendukung Dimas Wu, membuatnya tidak rela tenggelam, tidak menyerah pada dirinya sendiri, dan berusaha sekuat tenaga untuk meledakkan energi sejati dalam tubuhnya, berusaha melepaskan diri dari kendali berdarah.

Tapi pada saat itu, Argus Feng tiba-tiba menghilang, dia tidak terlihat di manapun di aula, tapi darah yang mengelilingi Dimas Wu terisi oleh auranya.

Dia sepertinya ada di mana-mana.

Jurus rahasia hutan darah menggunakan kolam darah sebagai hutan.

Pada saat ini, Dimas Wu melihat darah kental di depannya dan merasakan bahwa semua darah ini terkondensasi oleh jiwa-jiwa mati di bawah tangan Argus Feng, dan setiap bagiannya mengungkapkan atmosfir yang menakutkan dan berdarah.

Di lautan darah tebal, naga darah terbentuk dengan aneh, berenang bebas di lautan darah, memancarkan aura yang sangat berbahaya, jelas mereka berada di bawah kendali Argus Feng, tetapi Argus Feng tidak terburu-buru menyerang. Ingin mengapresiasi penampilan Dimas Wu yang berjuang tapi tak berdaya.

Perjuangan Dimas Wu terus mendorong tubuhnya untuk mengeluarkan energi sejati dengan keras, namun sekeras apapun ia mengerahkannya tetap sia-sia.

Dan naga darah yang menakutkan itu semua menatap Dimas Wu, dan mereka bisa memberikan pukulan fatal kapan saja.

Situasi Dimas Wu sangat berbahaya.

Silvia Bai melihat bahwa Dimas Wu terjebak oleh teknik rahasia hutan darah. Dia tidak bisa tetap acuh tak acuh. Dia meremas pedang es ungu dan mengayunkannya dengan keras. Kecepatannya sangat cepat, dan ayunannya cukup besar. Dengan gerakannya, udara sedingin es yang tak berujung keluar.

Ketika dingin mencapai titik ekstrim, Silvia Bai berteriak dengan kagum: "Es penghalang!"

Setelah percakapan, dia memegang pedang di kedua tangannya dan menebas hutan darah.

Dia ingin menggunakan trik membekukan segalanya untuk membekukan kekuatan darah dan air untuk membantu Dimas Wu keluar dari masalah.

Namun, tidak menimbulkan gelombang sedikitpun. Air darah tidak terbelah atau beku. Naga darah yang tak terhitung jumlahnya masih berkeliaran dengan bebas.

Wajah Silvia Bai berubah drastis, dia merasa putus asa.

Dimas Wu juga merasakan rasa putus asa yang tak berdaya di dalam hatinya, namun ia tetap tidak menyerah dan masih berjuang mati-matian, namun apapun yang ia lakukan tetap tidak berhasil.

"Jika kamu tidak bisa melarikan diri, aku bisa memberimu cara yang nyaman untuk mati."

Tiba-tiba, suara Argus Feng terdengar santai, melayang di kehampaan aula.

Dimas Wu terlihat buas, menggertakkan gigi dan berkata: "Jangan bermimpi."

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, aura Dimas Wu tiba-tiba meledak, aura megah mengguncang lautan darah, dan naga darah sedikit menyusut.

Namun, Dimas Wu masih dalam lautan darah dan belum bisa lepas.

"Kalau begitu, bersiaplah untuk mati!"

Suara samar Argus Feng terdengar di kehampaan lagi.

Setelah kata-kata itu terlontar, tiba-tiba sosok Argus Feng muncul. Dengan aura membunuh yang tak terhingga, ia menyerang dahi Dimas Wu dengan telapak tangan.