Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 62 Keberadaan Angel Xia

Deretan mobil yang panjang seperti seekor naga masuk ke gang Hudong.

Akhirnya sampai di sebuah rumah petak dan berhenti di sana.

Semuanya langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah tersebut.

Langkah mereka terhenti di halaman rumah itu. Keluarga Xia dan Keluarga Wang menyuruh bawahan untuk mengecek keberadaan Dimas Wu. Tetapi hasilnya seperti tadi pagi, rumah ini kosong tidak ada satu orang pun, hanya melihat kondisi rumah ini yang begitu berantakan.

Seseorang bertanya: “Kenapa tidak ada orang?”

Randi Xia tiba-tiba mengulurkan tangan, menunjuk atap rumah dan berkata: “Pasti di atap rumah, tadi pagi dia melompat dari atap rumah dan langsung menghajar aku.”

Rumah itu adalah rumah petak beratap semen dan tidak ada lantai atas, juga tidak ada tangga untuk naik ke atap rumah. Semuanya tidak dapat menebak dia akan bersembunyi di sana.

“Tidak ada tangga? Bagaimana caranya dia naik ke atas?” Seseorang bertanya karena merasa heran.

Saat ini, Elven Pan berjalan keluar dan berkata: “Aku akan naik ke atas dan memeriksanya!”

Setelah itu, badannya terbang ke atas seperti anak panah.

Dia langsung melompat, kaki menginjak dan memantul dari tembok, seketika tangannya meraih genteng rumah, lompatan terakhir langsung mencapai atap rumah.

Gerakan Elven Pan sangat lincah, satu kali lompatan langsung mencapai tempat tujuan.

“Sangat hebat!” Orang yang melihat dari bawah merasa kaget dan kagum. Elven Pan ternyata bisa mencapai ketinggian kurang lebih 3 meter dalam satu lompatan, dia benar-benar hebat.

Elven Pan berdiri di atap rumah sambil melihat sekelilingnya, setelah itu dia melompat lagi ke bawah dan berkata kepada semua orang: “Tidak ada siapapun.”

“Astaga, dia sudah kabur!” Mata Randi Xia memerah, dia mengepalkan tangannya.

Jhony Wang kecewa dan marah, dia bersumpah di depan semua orang: “Dimas Wu, aku pasti menemukanmu!”

------

Saat itu, kereta yang melaju di jalur cepat.

Dimas Wu yang duduk di dekat jendela sambil melihat keluar jendela, dia merasa sangat gelisah dan panik.

Akhirnya Dimas Wu mendapatkan kabar tentang Angel Xia. Seperti dugaannya, orang yang menculik Angel Xia dan Felicia Huang ternyata adalah orang yang sangat profesional, bisa dikatakan orang itu sangat terampil dalam kasus pembunuhan, dia dari killer group yang sangat kejam.

Killer group ini disebut “Organisasi Prilod”.

Para pembunuh dari Organisasi Prilod sangat menakutkan, mereka seperti dewa kematian.

Dan merupakan organisasi yang cukup aktif di kabupaten Jiangdong.

Bagi Organisasi Prilod, Gail Dao hanyalah pembunuh biasa yang tidak ada apa-apanya.

Semua pembunuh dalam Organisasi Prilod sangat profesional dan terlatih. Julukan untuk pemimpin mereka adalah "Shadow".

Kehebatan Shadow sama seperti julukannya. Dia seperti bayangan di kegelapan dan membunuh tanpa meninggalkan jejak.

Ada yang mengatakan dia adalah iblis penghisap darah.

Ada yang mengatakan dia adalah pria yang ramah dan sopan.

Ada yang mengatakan dia adalah orang gila.

Dan ada yang mengatakan dia adalah orang yang sangat cerdik.

Di Jiangdong, banyak kisah yang menceritakan tentang Shadow. Tapi ada satu hal berani dipastikan, yaitu kehebatan dia yang sangat luar biasa dan tidak ada bandingnya. Sebagai pemimpin Organisasi Prilod, kemampuan dia dalam membunuh tidak perlu diragukan. Jika bayarannya sesuai, maka orang itu akan terbunuh tanpa ketahuan. Dia adalah raja neraka di Jiangdong.

Markas Organisasi Prilod berada di kota kuno Baiyun kabupaten Jiangdong.

Walaupun kota kuno Baiyun hanyalah sebuah kota kecil, tetapi termasuk daerah yang berkembang. Usaha begitu lancar dan banyak orang kaya di sana. Di kota itu ada stasiun kereta api dan juga ada bandara, kota ini termasuk kota hebat jika dibandingkan tempat lain.

Kota kuno ini, masih ada keluarga yang klasik, yaitu keluarga Ouyang.

Kisah keluarga Ouyang sudah turun temurun sejak ratusan tahun silam. Kekayaan keluarga ini tidak pernah merosot dan tidak pernah terpengaruh oleh perubahan zaman. Bagaimana kota ini berubah, keluarga Ouyang di Jiangdong tetap berada di urutan teratas.

Dengan adanya keluarga sehebat ini, perekonomian kota ini tentu saja terbantu.

Kota kuno Baiyun, memiliki sejarah dan keadaan alam yang unik, termasuk tempat wisata. Banyak wisatawan yang memilih berwisata di kota kuno Baiyun sehingga membuat tempat ini selalu ramai.

Markas Organisasi Prilod sudah berdiri lama di kota kuno Baiyun, tetapi hal ini sangat tertutup. Bisa dikatakan, markas Organisasi Prilod sangatlah misterius. Begitu banyak kejahatan yang dilakukan organisasi tersebut, tetapi mereka tidak pernah diincar.

Penyelidik telah menemukan keberadaan Angel Xia dan Felicia Huang yang telah diculik oleh pembunuh. Mereka telah dikurung di kota kuno Baiyun. Akan tetapi, hal ini hanya bisa diselesaikan oleh Dimas Wu, karena tim penyelidik tidak bisa ikut campur dengan masalah ini. Kalau tidak, tawanan akan langsung dibunuh.

Setelah Dimas Wu mendapatkan kabar, dia langsung berangkat dengan kereta cepat menuju kota kuno Baiyun.

“Bella Tang, kita ganti tempat duduk dengan salah satu penumpang. Aku tidak ingin di sini.” Karena tempat duduk Dimas Wu adalah satu kursi untuk bertiga, kebetulan yang duduk di sampingnya adalah seorang wanita gendut. Wanita gendut ini mengatakan hal ini kepada temannya yang berambut kepang.

Wanita gendut ini bernama Nadia Fang, wanita dengan rambut kepang adalah Bella Tang. Mereka berdua adalah teman kuliah, hubungan mereka sangat akrab.

Bella Tang memalingkan wajahnya dan bertanya kepada Nadia Fang dengan penasaran: “Kenapa?”

Nadia Fang mengerutkan dahi dan berkata: “Aku tidak tahan dengan bau busuk di sini.”

Bella Tang melihat Dimas Wu yang duduk di sebelah Nadia Fang, dia langsung mengerti Nadia Fang tidak suka duduk di samping Dimas Wu. Maka dia langsung membalas Nadia Fang: “Di kereta cepat tidak boleh sembarangan ganti tempat duduk, kalau kamu memang mau ganti, aku akan ganti denganmu.”

Kemudian Bella Tang langsung ganti tempat dengan Nadia Fang.

Setelah itu, Nadia Fang masih mengerutkan dahi dan berkata kepada Bella Tang: “Apakah kamu tidak mencium bau busuk itu?”

Bella Tang merenggangkan bahu dan berkata dengan santai: “Tidak masalah!”

Nadia Fang cemberut dan mengeluh: “Sungguh sial duduk dengan orang seperti dia.”

Bella Tang mengecilkan suara dan menjawab: “Sudahlah, bekerja sebagai buruh juga tidak gampang, jangan terlalu memandang rendah orang lain.”

Nasehat Bella Tang sangat logis, dia tidak pernah merendahkan orang lain, walaupun terhadap pengemis sekalipun, dia tidak pernah memandang rendah.

Dalam perjalanan, Bella Tang mengeluarkan makanan dari tas, dan membagi makanan itu kepada Nadia Fang.

“Paman, makanlah roti ini.” Bella Tang memberikan roti kepada Dimas Wu.

Dimas Wu hanya berkata: “Tidak perlu.”

Bella Tang masih berusaha dan melanjutkan perkataannya: “Raut wajahmu begitu pucat, kami pasti belum makan. Jangan sungkan, makanlah roti ini, seberat apapun hidup ini, jangan biarkan dirimu kelaparan.”

Tatapan Bella Tang begitu perhatian dan tulus.

Dimas Wu sudah dua hari tidak makan, dia sekarang sangat lapar. Walaupun lapar, dia tetap saja tidak ada selera makan. Perkataan Bella Tang membuat dia sadar. Benar, seberapa besar kekhawatirannya terhadap Angel Xia, tetap harus menjaga kesehatan, dia tidak boleh sakit sebelum menemukan Angel Xia.

Terpikir sampai di sini, Dimas Wu juga tidak sungkan lagi, dia langsung menerima roti yang diberikan Bella Tang sambil berkata: “Terima kasih.”

Dia membuka kemasan dan memakan roti tersebut.

Setelah Nadia Fang melihat hal ini, dia merasa kurang setuju dan mengatakan: “Bella Tang, kamu terlalu baik, selalu memberi bantuan kepada siapa saja, terlalu banyak orang yang perlu dikasihani, apakah kamu sanggup membantu semuanya?”

Bella Tang tidak mengatakan apapun.

Setelah satu jam, kereta cepat ini tiba di kota kuno Baiyun.

Bella Tang dan Nadia Fang juga turun di sini. Sebelum turun, Bella Tang juga sempat menyapa Dimas Wu: “Sampai jumpa paman.”

Dimas Wu juga berdiri dan turun dari kereta cepat, dia berjalan ke pintu keluar.

“Bella Tang, kamu lihat saja sendiri, buruh itu juga turun di sini, jangan-jangan dia melihat kamu bisa dibodohi dan ingin memperalat kamu!” Nadia Fang menunjuk Dimas Wu dan bersikap waspada.

Bella Tang hanya menjawab: “Apa yang kamu pikirkan, mungkin tujuannya juga tempat ini.”

Nadia Fang menarik Bella Tang dan berhenti melangkah, dengan waspada berkata: “Biarkan dia jalan duluan.”

Dimas Wu tidak melihat ke tempat lain dan berjalan melangkahi kedua wanita itu.

Di luar stasiun kereta ada banyak kereta tarik (kereta yang ditarik dengan tenaga manusia). Setelah Dimas Wu berjalan keluar, dia langsung menaiki salah satu kereta tarik dan berkata: “Pergi ke tempat yang paling ramai.”

Orang itu membawa Dimas Wu ke pusat kota kuno Baiyun.

Ini adalah tempat perdagangan tertua dan merupakan tempat paling ramai di kota kuna Baiyun. Di jalan ini terdapat berbagai kios dan dipadati oleh para pengunjung sehingga menyebabkan kemacetan.

Dimas Wu membayar dan turun dari kereta tarik.

Selanjutnya, dia jalan-jalan sambil mengamati seluruh tempat ini dengan sangat waspada, termasuk semua pengunjung di sekitarnya.

Terlalu banyak orang yang berada di sini, tetapi Dimas Wu dapat mengingat wajah setiap orang.

Dimas Wu berjalan ke kios makanan dan menghentikan langkahnya.

Usaha kios ini sangat lumayan, di dalamnya banyak wisatawan yang sedang makan. Dan di luar kios ada beberapa preman yang sedang berkumpul. Di antara mereka ada satu preman yang bernama Hengky Lei.

Hengky Lei adalah preman yang disegani di kota kuno Baiyun, dia terkenal sebagai orang yang sangat kuat. Dengar-dengar, satu tinjuan dari dia bisa langsung membunuh seekor sapi. Dia menjadi terkenal karena hal ini, maka dia mempunyai banyak pengikut dan punya daerah kekuasaan sendiri.

Sekarang, Hengky Lei hidup dengan hasil pungutan liar.

“Sudah saatnya kalian membayar uang keamanan.” Hengky Lei berdiri di depan kios dan berteriak kepada pemilik kios

Wajah pemilik kios begitu lugu, terlihat memang adalah orang baik dan penurut. Saat melihat Hengky Lei, dia langsung meletakkan makanan yang berada di tangannya dan berkata: “Kakak Lei, apakah bisa kurangi pungutannya, harga bahan makanan naik drastis, untungku tidak banyak.”

Hengky Lei merasa tidak puas dan berkata: “Jaga kata-katamu! Apakah kamu percaya aku akan menghancurkan kios ini sekarang juga?”

Hengky Lei emosi, pemilik kios tidak berani melawan dan langsung mengeluarkan uang, memberikan uang itu kepada Hengky Lei.

“Kamu punya uang, tetapi masih tawar menawar dengan aku, lain kali jaga sikapmu!” Setelah itu, Hengky Lei pergi dengan semua anggotanya.

Sewaktu Hengky Lei pergi, Dimas Wu langsung melangkah masuk ke dalam kios.

“Tuan, kamu ingin makan apa?” Pemilik kios menyambut Dimas Wu sambil bertanya padanya.

Dimas Wu hanya melihat dia dan berkata: “Aku merasa kamu mampu mengalahkan preman-preman itu, kenapa masih berpura-pura takut dan memberikan uang kepada mereka?”

Pemilik kios menjawab: “Kamu suka bercanda, aku tidak jago berkelahi!”

Dimas Wu tidak mengatakan apapun, dia langsung meninju dada pemilik kios dan orang itu langsung terjatuh di lantai.

Hal ini mengejutkan seluruh pengunjung yang sedang makan di sana, semua melihat Dimas Wu, raut wajah semua orang menjadi panik karena tidak mengerti keadaan.

Dimas Wu mengabaikan keberadaan para pengunjung, dia berdiri di depan pemilik kios, dan menginjak badannya sambil bertanya dengan tegas: “Jawab pertanyaan aku! Di mana markas Organisasi Prolid?”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu