Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 852 Gubernur Kota

Dampak dari tabrakan yang besar ini menyebabkan gempa susulan di segala arah, yang mempengaruhi beberapa orang yang berada disana dan bangunan yang berada disekitar.

Setelah cahaya putih dan cahay hitam saling beradu dalam waktu beberapa saat, cahaya putih itu tiba-tiba meledak ditelan oleh cahaya hitam.

“Dari jaman dahulu kejahatan tidak akan bisa mengalahkan kebaikan, kamu akhirnya pasti akan ditaklukkan!”

Cahaya hitam Roh Jahat itu mengamuk di tempat kejadian, ditengah roh jahat yang tidak berujung itu tiba-tiba terdengar suara teriakan yang besar, suaran ini berasal dari Jack Qi, suara itu menggelegarkan langit dan terdengar penuh dengan rasa yang tidak terima, kesakita, kemaran dan dendam.

Setelah suara ini menghilang, udara itu penuh dengan cahaya gelap, lalu perlahan-lahan ikut menghilang, dan semuanya berubah menjadi debu.

Di seluruh jalanan Kota Linggong ini sudah tidak ada roh jahat dan aura yang menggebu-gebu, yang tersisa hanyalah sebuah reruntuhan dan sekelompok orang yang tersebar di tanah, hal ini menunjukkan tempat ini baru saja melewati peperangan yang mengenaskan.

Di tempat kejadian itu sudah tidak ada Jack Qi lagi, disana hanya tersisa Dimas Wu sendirian di tengah reruntuhan itu.

Raut wajah Dimas Wu terlihat tenang, cahaya merah di kedua mata sudah menghilang, aura membunuh di kedua matanya sudah mereda, roh jahat pada sekujur tubuhnya sudah tidak tersisa lagi, dia sekarang terlihat seperti orang biasa.

Setelah sekelompok orang yang terlempar dari sana mereka jatuh ke tanah, tapi setelah perang ini berkahir, mereka semua langsung berdiri dan melihat kearah tempat kejadian itu.

Melihat hanya ada Dimas Wu seorang disana dan tidak ada Jack Qi disana membuat semua orang merasa terkejut dan saling melihat satu saa lain, tidak ada orang yang tahu sebenarnya apa yang terjadi disana, jelas-jelas sebelumnya Jack Qi masih berteriak dengan suara yang lantang, suara itu seolah-olah masih ada di telinganya, namun saat ini dia malah tidak ada disana, hal ini benar-benar membuat orang terkejut.

Dalam keadaan tenang ini mereka mulai berkomentar :

“Kemana perginya Pemimpin Qi?”

“Tidak tahu, dia baru saja melawan iblis disini. Mengapa tiba-tiba dia bisa menghilang?”

“Apakah dia kabur?”

“Tidak mungkin, Pemimpin Qi bukanlah orang seperti itu, jika dia ingin kabur, dia pasti sudah kabur dari awal, mengapa sekarang baru pergi.”

“Apakah dia mati oleh Iblis ini?”

Semakin dipikirkan semakin membuat banyak orang ketakutan, jika dimas Wu benar-benar membunuh Jack Qi, maka hal ini sangatlah menakutkan, siapapun tidak bisa menerimanya.

Namun sepertinya Lima Pertapa Jurus Hebat yang menjaga Gerbang Tiannan sepertinya sudah menghilang, berdasarkan apa yang dikatakan oleh Dimas Wu, Lima Pertapa Jurus Hebat itu sudah dibunuh oleh Dimas Wu, jadi kemungkinan besar akhir Jack Qi akan sama seperti Lima Pertapa Jurus Hebar itu, mati tidak bersisakan bentuk setelah bertarung dengan Dimas Wu.

Sangat menyeramkan.

Tingkat mengerikan Dimas Wu benar-benar diluar pikiran semua orang.

Komentar yang mereka lontarkan perlahan-lahan mulai berhenti, tempat yang sudah hancur itu pelan-pelan masuk ke dalam keadaan yang hening.

Semua orang tidak berani menghelakan nafas dengan keras, mereka terus melihat kearah Dimas Wu tanpa bergerak sama sekali.

Dimas Wu tidak memperdulikan orang lain, dia hanya melihat kearah Taotie, berkata dengan datar : “Kita lanjutkan perjalanan kita.”

Setelah menyelesaikan Jack Qi yang menghadang jalannya, Dimas Wu tentu saja akan melanjukan perjalanannya, menjelajahi lebih dalam dan mengembalikan ingatan yang tidak ada di dalam benaknya.

Setelah Taotie mendengar kata-kata Dimas Wu. Dia langsung berjalan mendekatinya.

“Setelah membunuh orang kamu masih ingin berjalan?”

Tapi Taotie baru saja berjalan dua langkah, tiba-tiba terdengar suara yang keras di tempat yang kosong itu.

Suara ini sangat keras, lantang, kuat dan langsung mengejutkan semua orang.

Setelah itu, sosok bayangan perlahan-lahan turun dari langit.

Dia seperti seorang malikat, sekujur tubuhnya memancarkan cahaya terang, aura tubuhnya sangat berbeda dan kuat, seluruh langit dan bumi ini sepertinya disinari oleh cahaya yang keluar dari tubuhnya, ditempat itu awalnya sudah tidak memiliki aura yang baik, namun karena kedatangannya, aura itu kembali bangkit.

Ketika dia berhenti di tengah langit, semua orang mulai bisa melihat wajahnya dengan jelas, dia terlihat sangat tampan dan mempesona, dia sepertinya tidak pernah tersentuh dengan suasana yang kotor diluar sana, aura yang dikeluarkannya sangatlah murni dan bersih, di saat bersamaan, wajahnya yang bersih tanpa noda itu membawa sebuah martabat yang tidak bisa diganggu, dia seperti pejabat tinggi yang pantas dihormati oleh orang.

Semua orang sekali melihatnya langsung hormat kepadanya, berkata secara bersama : “Hormat kepada Pemimpin Luo!”

Orang ini adalah Barryy Luo selaku gubernur Kota Linggong.

Barry Luo adalah pemimpin seluruh Kota Linggong, disaat bersamaan dia juga adalah orang yang paling kuat di kota itu, dia memiliki identitas yang mulia. Dengan kemampuan yang hebat semakin membuat kedudukannya tidak bisa tergeserkan, dia adalah pemimpin kota ini dan orang yang paling tinggi disini.

Orang-orang menghormatinya, takut padanya, mengaguminya, dan juga percaya kepadanya.

Dia adalah dewa di hati semua orang di Kota Linggong ini.

Saat ini Barry Luo sudah sampai. Semua orang yang berada disana seketika bergejolak, mereka sudah menemukan pelindung mereka, selama Barry Luo berada disana, semua orang akan merasa tenang.

Jika Dimas Wu adalah perwakilan kegelapan, maka Barry Luo adalah lambang kecahayaan, dia datang untuk mengusir cahaya kegelapan, semua orang ketika melihatnya seperti melihat sebuah harapan yang besar.

Barry Luo berhenti di tengah udara dan memandang rendah Dimas Wu, berkata dengan tajam : “Siapa kamu? Berani sekali kamu menerobos Gunung Tianling, dan melakukan perang yang besar di Kota Linggong ku?”

Barry Luo berkata dengan nada bicara yang datar, tapi setiap kata-katanya terdengar tajam dan mengandung tanda Tanya, jelas sekali apa yang dilakukan oleh Dimas Wu sudah menyentuh titik perbatasan dan hal ini sudah membuatnya tidak senang.

Dimas Wu tidak merasa bersalah dan tidak mengelaknya, dia menjawabnya dengan datar : “Kamu tidak perlu tahu siapa aku, aku datang ke Gunung Tianling adalah untuk menghilangkan keraguan pada diriku, dan bukannya sengaja membunuh mereka yang tidak bersalah, mereka yang tidak mendengar tawaranku, tetap ingin menghalangi jalaku, jadi kematian mereka disebabkan oleh mereka sendiri.”

Meskipun Dimas Wu adalah iblis, tapi dia tidak kehilangan akal sehatmya, dia tidak mungkin sembarang membunuh orang, dia hanya bersikeras pada jalan yang ingin diambilnya saja. Jadi beberapa orang yang menghalangi jalannya itu tidak memanfaatkan kesempatan yang telah aku berikan, mereka tetap ingin mati, jadi Dimas Wu juga tidak memiliki jalan lain.

Setelah Barry Wu mendengar penjelasan dari Dimas Wu, matanya langsung bersinar terang, dia menatap dalam Dimas Wu, dengan tenang berkata : “Malaikan dan iblis tidka bisa berada bersamaan. Iblis adalah tabu di Gunung Tianling, kalau kamu adalah iblis, maka kamu tidak bisa memasuki Kota Linggong, tapi jika kamu bersikeras dengan perjalanan yang kamu jalani bahkan sudah membunuh orang, maka kamu sudah melakukan kesalahan yang besar.”

Barry Luo memberi hukuman kepada Dimas Wu, nada bicaranya tidak diragukan lagi, aura yang dimilikinya perlahan-lahan menyebar, cahaya putih yang berada disekitarnya semakin terang dan lebih menyilaukan.

Dimas Wu mendengar ini membuat tatapan matanya semakin dingin, dengan tajam berkata : “Sekarang kamu buka jalan. Maka aku akan membiarkanmu hidup, jika tidak maka jangan salahkan aku tidak sungkan kepadamu.”

Ini adalah tawaran baik yang diberikan oleh Dimas Wu sebelum niat membunuhnya keluar, ini juga adalah kesempatan yang diberikan oleh lawannya.

Tatapan mata Barry Luo tetap tenang, berkata dengan santai : “Kamu tidak perlu sungkan kepadaku, hari ini aku ingin menggunakan darahmu untuk memperingati jasad orang yang sudah kamu bunuh.”

Setelah itu kedua mata Barry Luo tiba-tiba bercahaya, dua buah cahaya tajam yang seperti cahaya bulan itu keluar dari bola matanya dan langsung mengarah kearah Dimas Wu.

Orang-orang yang berada disekitar itu langsung menahan nafas mereka, mereka mengarahkan tatapan mata mereka ke cahaya putih itu dengan perasaan yang penuh semangat.

Mereka semua berharap gubernur mereka bisa membunuh iblis yang tidak tahu darimana asalnya berada itu.

Dimas Wu melihat cahaya putih yang datang kearahnya, kedua matanya langsung mengeluarkan cahaya hitam Rih Jahatnya, disaat bersamaan ada sebuah cahaya merah yang haus akan darah di dalam matanya, aura yang berada pada tubuhnya semakin membuat orang ketakutan, semua tubuhnya dari atas hingga bawah sudah berubah menjadi warna hitam, Roh Jahatnya sudah benar-benar keluar, dan dalam sekejap sudah berubah menjadi Dewa Iblis

Ketika Dewa Iblis itu muncul, cahaya putih bulan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

Ssttss.

Ketika cahaya putih itu menghilang, kedua mata Barry Luo dalam seketika seperti menembus bayangan dan langsung berada di hadapan Dimas Wu.

Ini adalah sepasang mata yang mengerikan yang berada di bayangan, yang mengeluarkan cahaya redup dan langsung menatap tajam Dimas Wu.

Ruang yang berada di hadapan Dimas Wu sepertinya sudah di robek oleh sepasang mata itu, mata itu memiliki kemampuan untuk merobek langit dan bisa membuat orang berhalusinasi, lalu mata itu akan merobek tubuh orang di dalam ilusi itu, membunuh tanpa bayangan.

Teknik yang digunakan oleh Barry Luo saat ini adalah Teknik Halusinasi, siapa saja yang ditatap oleh Mata Langit itu, maka mata itu bisa membuat orang itu berhalusinasi, tidak bisa membedakan mana kenyataan, tapi jika orang itu disakiti oleh Mata Suega itu, maka orang itu bisa merasakan rasa sakit itu sampai ke dalam tulangnya dan jiwanya.

Pada saat ini dimata semua orang Barry Luo masih berada di tengah langit, tubuhnya tidak bergerak sama sekali, tapi kedua matanya seperti sudah menembus langit itu, merobek semua hal dan berada di hadapan Dimas Wu.

Kedua mata Dimas Wu juga terlihat sangat menyeramkan, di tengah matanya terdapat cahaya merah yang berdarah, juga ada cahaya hitam dari Roh Jahat, jadi dia tidak menghindari cahaya itu sama sekali. Dia juga kembali menatap tajam mata Barry Luo, menghadapi Teknik Halusinasi yang dikeluarkan oleh Barry Luo, Dimas Wu tidak merasa takut sama sekali, dia tetap terlihat sangat datar, dengan tajam berakta : “Lucu sekali, kamu ingin menggunakanTeknik Halusinasi saat menghadapi tatapan mata iblis.”

Ilmu Sihir yang dimiliki oleh Dimas Wu sangatlah kuat, kedua matanya bisa membuat orang linglung, bisa mengendalikan perasaan hati dan pikiran manusia, sehebat apapun orang itu ketika menghadapi tatapan mata ini maka orang itu pasti akan masuk ke bawah kendali iblis itu. Bagi Dimas Wu Teknik Halusinasi yang dimainkan olehnya ini benar-benar sangat lucu.

Setelah itu Dimas Wu mulai bergerak, seketika Roh Jahat yang berada dalam tubuhnya bisa menghancurkan semua hal. Roh Jahat yang berkumpul menjadi satu itu membentu sebuah Dewa Iblis, lalu tiba-tiba berteriak dan langsung meraung kearah Teknik Halusinasi yang dikeluarkan oleh Barry Luo.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu