Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 53 Kembali ke Kota Xiyuan

Di kamar pasien rumah sakit rakyat Jiangzhou.

Prosedur keluar dari rumah sakit telah selesai, barang-barang juga sudah dibereskan, semuanya sudah siap, tinggal menunggu mobil datang menjemput, tapi sangat disayangkan, tiga orang ini sudah menunggu setengah jam, dan tidak ada yang berubah. Felicia Huang tidak bisa menahan amarahnya, dan mengeluh: “Kenapa sampai sekarang mobil belum datang juga?”

Angel Xia berjalan keluar dari kamar pasien, bertanya kepada Dimas Wu: “Kapan mobil akan datang?”

Dimas Wu melihat waktu, sudah lewat dari jam perjanjian, dan dia membalas: “Aku akan menelepon untuk bertanya.”

Setelah selesai berbicara, kemudian mengeluarkan telepon, mencari nomor telepon Jeremy Li: Maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif.

Ekspresi Dimas Wu berubah, ini sebuah kesalahan, sangat tiba-tiba, dan tidak masuk akal, telepon Jeremy Li tidak pernah tidak aktif, yang terpenting lagi, Jeremy Li yang bertugas mengantarkan Dimas Wu ke Kota Xiyuan, dia tidak mungkin mematikan teleponnya.

Dimas Wu meneleponnya sekali lagi, tapi tetap saja tidak aktif.

Dimas Wu tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Sambil meletakkan teleponnya, dia berkata kepada Angel Xia: “Tidak dapat dihubungi.”

Kata-kata ini terdengar oleh Felicia Huang, dengan cepat keluar dari kamar, dan menatap Dimas Wu dan Angel Xia lalu berkata: “Angel, lihatlah, orang bodoh ini bisa diandalkan kah? Kamu bilang kepadaku bahwa penyakit dia sudah sembuh, kamu lihat dia bukankah terlihat seperti orang bodoh? Dia jelas sedang mempermainkan kita?”

Angel Xia mengerutkan kening, dia tidak mengira akan terjadi seperti ini, kemudian berkata: “Lalu bagaimana?”

Dimas Wu berkata: “Kalau tidak, aku menyuruh orang lain mengantarkan?”

Felicia Huang sangat marah, sambil memarahi Dimas Wu dan berkata: “Kamu diam saja, kamu masih ingin membuang waktu kita kah?”

Selesai memarahinya, Felicia Huang bertanya kepada Angel Xia: “Apakah ada halte bus di dekat sini, bagaimana kalau kita naik bus pulang?”

Angel Xia menganggukkan kepala, dan menjawabnya: “Baiklah!” Bahkan jika Dimas Wu benar bisa mendapatkan orang lagi untuk mengantar mereka, Angel Xia juga tidak ingin merepotkan orang lain, naik bus pulang juga lebih cepat.

Setelah Felicia Huang mendengar jawabannya, langsung bersiap-siap, sebelum pergi, dia berteriak kepada Dimas Wu: “Bawa barang-barang itu.”

Dimas Wu melihat ke koper yang berada di dalam kamar pasien, ada banyak tas besar dan tas kecil, dan pakaian lama juga ada, tidak bisa menahan diri untuk mengatakan: “Barang yang tidak berguna buang saja, nanti baru beli lagi.”

Felicia Huang berkata dengan marah: “Beli lagi tidak butuh uangkah? Kamu kira kita orang kaya?”

Angel Xia melihat situasi seperti ini, berkata: “Sudahlah, bawa semuanya.” Angel xia dari kecil sudah hemat, tidak suka boros, barang yang ada di dalam koper, semua berguna baginya, dia tidak rela membuangnya.

Setelah selesai berbicara, dia mengambil kopernya.

Dimas Wu yang tidak ingin Angel Xia kelelahan, langsung merebut kopernya, dan membawa semuanya sendiri.

Pada saat ini, Dimas Wu seperti seorang buruh yang baru saja datang ke kota.

Angel Xia melihat Dimas Wu membawa semuanya sendirian, kemudian berkata: “Kamu bawa begitu banyak, aku bantu kamu bawakan sedikit.”

“Tidak perlu.” balas Dimas Wu.

Felicia Huang ikut berbicara: “Orang bodoh ini selain mengerjakan pekerjaan kuli, pekerjaan lain tidak bisa dia kerjakan, biarkan dia yang membawanya, kita pergi!”

20 menit kemudian, tiga orang ini sampai di loket tiket bus, setelah selesai membeli tiket, memasuki stasuin bus, kemudian menaiki bus besar dan berangkat.

Tempat duduk di dalam bus hampir penuh, di tengah ada jalan lorong, kedua sisi hanya bisa duduk 2 orang, Angel Xia duduk dengan Felicia Huang, Dimas Wu memasukkan koper-kopernya, di bus hanya tinggal sisa satu kursi terakhir. Dekat dengan jendela, di sampingnya duduk seorang perempuan.

Dimas Wu berjalan ke arahnya, baru menyadari bahwa kursi kosong itu ada sebuah tas besar, Dimas Wu menoleh ke perempuan itu.

Seorang mahasiswa, rambutnya dicat warna coklat kekuningan, dengan anting besar seperti sebuah tanda, tapi orang melihat seperti seorang gadis tomboi, sangat tidak rapi. Dimas Wu berdiri di sampingnya, berharap dia bisa sadar, tapi gadis ini sangat tidak peka, dia sama sekali tidak melihat Dimas Wu.

Dimas Wu membuka suara: “Bisakah kamu pindahkan tasmu, aku ingin duduk.”

Gadis ini bernama Alicia Liu, namanya terdengar elegan, tapi sifatnya tidak elegan, dikenal dengan gadai tomboi. Sebelumnya saat Dimas Wu sedang membereskan koper-kopernya, dia sudah memperhatikan Dimas Wu, dia sangat membenci orang buruh, makanya sengaja menaruh tasnya di kursi sebelahnya, agar tidak duduk dengan Dimas Wu.

Sekarang Dimas Wu menyuruhnya untuk mengeser tasnya, dia sangat tidak ingin, kemudian langsung berkata dengan marah: “Aku menaruh tas ku di sini tidak boleh kah? Pergi saja sana.”

Dimas Wu sudah malas meladeninya, kemudian berjalan masuk, melempar tas itu ke badan Alicia Liu, kemudian duduk di kursi itu.

Alicia Liu sangat marah, dan berseru: “Pergi dari sini, Aku tidak ingin duduk denganmu.”

“Kalau begitu kamu berdiri saja sana!” balas Dimas Wu.

Alicia Liu adalah orang suka berbuat hal yang tidak masuk akal, tetapi ketika bertemu dengan Dimas Wu, dia sama sekali tidak punya solusi, dia hanya bisa berkata: “Hei orang desa, kamu liat saja nanti.”

Dimas Wu tidak peduli dengannya, yang dia pikirkan sekarang, adalah masalah Jeremy Li, teleponnya tiba-tiba tidak aktif, ada yang aneh.

Setelah hening sebentar, Dimas Wu mengelurkan teleponnya, lalu menelepon kembali nomor Jeremy Li, tapi teleponnya tetap saja tidak aktif. Dimas Wu berpikir, pasti sudah terjadi masalah pada Jeremy Li, kalau tidak dia tidak mungkin menghilang begitu saja.

Tiba-tiba, Dimas Wu mengirimkan pesan, menyuruh orang mencari tahu kabar Jeremy Li.

“Menggunakan telepon kuno, masih berani berpura-pura di depanku.” Alicia Liu melihat telepon gengam Dimas Wu sangat kuno, kemudian mengejeknya.

Dimas Wu menyimpan teleponnya, menutup matanya, menganggap Alicia Liu seperti angin lewat.

Tanpa sadar, bus besar mulai bergerak, menuju Kota Xiyuan.

Di tengah jalan, Alicia Liu mengeluarkan seputung rokok, menyalakannya, kemudian mengisapnya.

Jendela di bus besar semua tertutup, peraturan dalam bus tidak boleh merokok, tapi Alicia Liu tidak peduli, kemudian merokok. Dengan cepat, seluruh bus tercium aroma rokok dan asap rokok.

Orang di dalam bus, tidak tahan lagi dan memarahinya: “Kenapa masih ada yang merokok di dalam bus?”

“Benar, sangat tidak menghargai orang lain.”

“Tidak lihat jika ada larangan kah? Tidak boleh merokok di dalam bus.”

Alicia Liu tidak peduli dengan keluhan dari mereka, dia mengenakan headphonenya, dan mendengarkan lagu dengan santai.

Semakin lama aroma rokok semakin tajam, Angel Xia mulai batuk, Felicia Huang yang duduk di belakang Alicia Liu tidak tahan lagi, menepuk Alicia Liu dan membujuknya: “Gadis kecil, bolehkah kamu mematikan rokoknya, asapnya sangat menganggu.”

Alicia Liu menjawabnya dengan marah: “Jangan mencampuri urusan orang.”

Pendangan pertama melihat Alicia Liu adalah seorang perempuan bajingan, Felicia Huang terlihat berani tapi sebenarnya juga seorang penakut, dia mana berani menantang Alicia Liu, kemudian langsung menutup mulutnya.

Dimas Wu yang daritadi menutup matanya, kemudian membuka matanya, tanpa berbicara apapun, langsung mengambil putung rokok dari mulut Alicia Liu, dan membuangnya keluar jendela.

Orang-orang di dalam bus melihatnya, sangat senang.

Hanya saja, Alicia Liu sangat marah kepada Dimas Wu.

“Kamu ingin cari mati?” teriak Alicia Liu dengan nada tinggi.

Dimas Wu sama sekali tidak memedulikannya, kemudian menutup matanya kembali.

“Baik, baiklah, melihat aku adalah seorang anak perempuan makanya mudah digertak, kuharap kamu tidak akan menangis saat turun dari bus ini.” kata Alicia Liu sambil menatap Dimas Wu dengan amarah.

Sore hari, di mana cahaya matahari perlahan mulai terbenam, hanya menyisakan setengah langit.

Malam akan datang.

Bus besar telah sampai di halte Kota Xiyuan.

Bus berhenti, pera penumpang terburu-buru turun dari bus.

“Hei orang desa, kamu akan mati.” setelah mengatakannya, dengan cepat Alicia Liu turun dari bus.

Saat Felicia Huang turun dari bus, tidah tahan memarahi Dimas Wu: “Kamu orang bodoh, hanya tahu cari masalah saja.”

Dimas Wu sambil mengangkat tas besar dan tas kecil, diam-diam mengikuti Angel Xia dan Felicia Huang turun dari bus.

Begitu ketiganya telah keluar dari halte Bus, kemudian melihat Alicia Liu.

Kali ini, Alicia Liu tidak seorang diri, di sampingnya berdiri beberapa pria, yang dipimpin oleh Derren Liu.

Derren Liu adalah orang yang dikhususkan di dalam casino untuk mengumpulkan uang, bisa disebut juga seorang preman, memiliki beberapa anak buah, yang kuat-kuat, dia adalah orang sombong, tidak mempunyai tujuan hidup, dan sering mencari masalah.

Alicia Liu adalah adik perempuan Derren Liu, dia mempunyai kakak yang dapat diandalkan, dan tidak takut.

Setelah melihat Dimas Wu keluar, Alicia Liu langsung menunjuk Dimas Wu, dan berkata kepada Derren Liu: “Kak, dialah orang desa yang menggertakku.”

Setelah mendengarnya, Derren Liu membawa anak buahnya menghentikan Dimas Wu.

Memperhatikan Dimas Wu dari atas sampai bawah, kemudian melihat ke Angel Xia dan Felicia Xia, berkata: “Kalian berani menggertak adik perempuan Derren Liu?”

Mengenai Felicia Huang, Derren Liu sangat jelas, saat berada di casino sering melihat Felicia Huang, terakhir kali Felicia Huang berhutang 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah), dan dia juga yang menagihnya, daftar tagihan, dia masih membawanya.

Felicia Huang melihuat Derren Liu, langsung merasa pusing, dia takut dengan Derren Liu, tamparannya terakhir kali, masih dia teringat dengan jelas, menurut dia, Derren Liu adalah setan, dan dia tidak pernah berpikir, bahwa Alicia Liu ternyata adalah adik Derren Liu.

Pada saat ini, Felicia Huang sangat panik, dia menarik Angel Xia kesamping, dan menunjuk Dimas Wu: “Kakak Derren, aku tidak mengenal orang ini, dialah yang menggertak adikmu, tidak ada hubungan sama sekali denganku.” kata Felicia Huang tidak tahu bagaimana mengatakannya yang benar, hanya berpikir tidak ingin terlibat dengan Dimas Wu.

Tapi, Derren Liu bukan orang yang mudah dibohongi, mendengar perkataan Felicia Huang, Derren Liu memandang Dimas Wu, kemudian berkata: “Bukankah ini menantu bodoh si Dimas Wu? Kamu kira aku tidak tahu?” tanya Derren Liu sambil menatap Felicia Huang.

Felicia Huang merasa ketakutan, menundukkan kepala, tidak berani berkata apa-apa lagi.

“Ternyata dia adalah orang bodoh, pantas saja orang ini tidak takut mati!” kata Alicia Liu.

Derren Liu bertanya kepada Alicia Liu: “Adikku, apa yang ingin kamu lakukan kepadanya?”

Alicia Liu sambil memegang pingang, sambil berkata: “Karena dia bodoh, memukulnya juga tidak ada artinya, jadi biarkan dia berlutut di hadapanku!”

Ini adalah halte bus, banyak orang lalu lalang, terlebih lagi baru saja turun dari bus besar itu, beberapa orang sudah menyaksikan situasi ini dari sampai, jika membuat Dimas Wu berlutu di depan orang banyak, dia bukan saja sangat marah, tapi sangat malu.

Derren Liu menunjuk Dimas Wu, sambil berkata: “Dengar tidak, ikuti kemauan adikku, kalau tidak aku akan membuat keluargamu sengsara.”

Sebagai seorang preman, Derren Liu mempunyai kekuasaan, setiap perkataannya, sangat menakutkan, dan tidak perlu dipertanyakan lagi.

Alicia Liu merasa bangga, berdiri disamping kakaknya, sambil menunggu Dimas Wu berlutut untuknya.

Orang-orang sekitar yang sedang menonton, semuanya melihat ke arah Dimas Wu.

Di hadapan para penonton, Dimas Wu meletakkan tas-tasnya, kemudian, berjalan selangkah, menuju ke arah Derren Liu.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu