Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 748 Mati Mengenaskan (2)

Tiba-tiba, sekujur tubuh Silvia Bai tampak kaku, dan dia tidak bisa bergerak sedikitpun, Tubuhnya benar-benar terpenjara, matanya melebar, dia meronta dan berhadapan. Argus Feng meraung: "Argus Feng, lepaskan aku!"

Saat ini, Silvia Bai benar-benar panik, dia tidak takut Argus Feng berurusan dengan dirinya sendiri, dia takut Argus Feng akan membunuh Dimas Wu, dan sekarang Argus Feng telah menahannya, bahkan jika dia ingin menyelamatkan Dimas Wu, dia tidak berdaya!

Argus Feng menatap Silvia Bai dengan ganas, menggertakkan gigi dan berkata, "Aku akan membiarkanmu melihat dengan matamu sendiri hari ini bagaimana dia mati di tanganku."

Usai percakapan, Argus Feng tidak sopan, membalikkan pergelangan tangannya, menunjuk Dimas Wu dengan telapak tangan, dan menyerang dengan kuat.

Tiba-tiba energi sinar api yang agung melonjak keluar dari telapak tangan Argus Feng dan memasuki kehampaan Energi api api sejati tiba-tiba berubah menjadi rentetan petir yang menyilaukan. Petir itu meraung, menyerupai naga, menggelengkan kepala dan mengibaskan ekornya, lalu bergegas menuju Dimas. Wu.

Ketika pria bergigi tajam melihat ini, tanpa sepatah kata pun, dia bergegas keluar untuk membantu Dimas Wu, tetapi sebelum dia dapat mengambil langkah, dia ditahan oleh Adam Fu di samping. Setelah beberapa saat, pria bergigi tajam dan Silvia Bai tampak seperti dipaku di tempatnya, sama sekali tidak bisa bergerak.

Dimas Wu merasakan napas kematian mendekat lagi, namun kali ini tubuhnya tidak terpenjara secara kasat mata. Melihat serangan ini, ia langsung melesat mundur dengan kecepatan tercepat.

Tubuhnya gesit dan cepat, dan dia mengingat kembali jarak jauh dalam sekejap mata naga air yang menyerangnya tiba-tiba menghilang dan menghilang di aula.

Tiba-tiba hati Dimas Wu panik, ia tidak berani ragu, dan segera berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan seluruh energi sejatinya, kemudian melepaskan semuanya.

Energi sejati yang kental dan agung membentuk jaring pertahanan di sekelilingnya.

Saat ini Dimas Wu hanya membela diri dengan insting saja. Silvia Bai dikendalikan oleh Argus Feng dan tidak bisa lagi membantunya. Ia harus mengandalkan dirinya sendiri. Meski, ia tahu bahwa Silvia Bai pun tidak sebaik Argus Feng. Dia bahkan lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi lawan Argus Feng, tetapi, bagaimanapun juga, dia tidak bisa berdiri di sini dan menunggu kematian, dia harus melakukan segalanya di menit-menit terakhir untuk mempertahankan hidupnya.

Segera setelah jaring pertahanan di sekitar Dimas Wu terbentuk, naga petir yang tiba-tiba menghilang muncul kembali tanpa peringatan.Mereka menyerang Dimas Wu dengan keras dari segala arah.

Satu demi satu naga air, bersinar dengan garang, dengan aura kehancuran, mengepung Dimas Wu tanpa ampun.

Bang bang bang!

Naga air petir yang tak terhitung jumlahnya semua menghantam jaring pertahanan energi sejati Dimas Wu.

Jaring pertahanan energi sejati bergetar dalam sekejap, namun naga air menjadi semakin ganas dan ganas.

Silvia Bai sangat cemas dan khawatir, dia telah meronta-ronta, tapi dia tidak bisa melepaskan belenggu yang diberikan Argus Feng padanya.

Pria bergigi tajam juga mengerutkan kening, matanya penuh beban dan ketidakberdayaan.

Argus Feng memiliki mata yang dingin dan ekspresi yang serius, ia memandang Dimas Wu seperti sedang melihat seekor semut.

Setelah beberapa saat, naga air meledak, dan jaring pertahanan sejati Dimas Wu tidak dapat lagi bertahan, benar-benar hancur dan menjadi ketiadaan.

Jaring pertahanan menghilang, dan naga air menyerang tubuh Dimas Wu tanpa hambatan.

Kekuatan naga tak tertandingi.

Baangg!

Naga air yang tak ada habisnya menimpa Dimas Wu, dalam sekejap energi sejati meledak, terdengar suara keras, dan langit runtuh.

Di dalam Temple of Apocalypse, daging dan darah beterbangan, terciprat di tempat.

Dimas Wu langsung meledak dan tercabik-cabik.