Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 471 Transformasi Dimas Wu (1)

Dimas Wu terbaring di dalam lubang, tubuhnya terluka parah, dan efek obat dari inti emas di tubuhnya benar-benar hilang.

Dimas Wu, kalah.

Orang-orang di dalam pentagram semua tercengang. Adegan ini sangat menghancurkan harapan terakhir semua orang.

Meskipun, seperti yang diketahui semua orang, Sesepuh Utama luar biasa dan tak tertandingi. Namun, Dimas Wu juga luar biasa. Dia telah menciptakan terlalu banyak keajaiban untuk semua orang, dan orang-orang tidak bisa untuk tidak menantikannya. Meskipun saat ini, harapannya tidak besar, tetapi semua orang masih memiliki harapan di hati mereka, beraharap Dimas Wu bisa menciptakan keajaiban lagi. Namun kenyataannya terlalu kejam, Dimas Wu tetap kalah dari Sesepuh Utama, kemenangan dan usahanya sebelumnya, semuanya gagal. Kegembiraan semua orang sebelumnya telah menjadi hal yang menyedihkan.

Steve Wu, dan yang lainnya, mata mereka benar-benar tertegun, mereka kecewa dan putus asa yang mendalam.

Hanya Sesepuh Utama, dia berdiri dengan bangga di tempat, melihat semua orang dengan tampang bangga dan agung.

Setelah beberapa saat, dia perlahan berjalan dan sampai ke sisi lubang tempat Dimas Wu terbaring. Dia menatap Dimas Wu yang ada di dalam lubang dan berkata dengan dingin: "Aku pikir kamu benar-benar hebat, ternyata hanya didukung oleh obat."

Nada suara Sesepuh Utama penuh dengan hinaan dan rasa jijik, semula mengira Dimas Wu memiliki kemampuan nyata untuk menghabisi para monster buas dan raja monster, Sesepuh Utama tidak menyangka Dimas Wu telah memakan obat khusus, sekarang Dimas Wu hanya seperti semut di depan Sesepuh Utama.

Dimas Wu tak merespon Sesepuh Utama, ia berbaring diam di dalam lubang, menutupi lukanya. Tadi, untuk menahan serangan kuat Sesepuh Utama, ia menghabiskan sisa khasiat pil emas, dan ia kelelahan. Seluruh energi sejatinya, ditambah dengan bantuan Blood Dragon Knife, menyelamatkan nyawanya, tetapi meskipun nyawanya terselamatkan, lukanya tidak ringan. Ia kini kesakitan di sekujur tubuhnya, dan kekuatannya seolah habis. Ia seperti orang yang sekarat.

Sesepuh Utama melihat tampang Dimas Wu yang sudah sekarat, dia tidak bisa menahan senyum dinginnya, dan mengejek lagi: "Kamu hanya bisa mengandalkan obat itu untuk sombong, tanpa obat itu, kamu bahkan tidak layak untuk melawanku."

Dimas Wu mengerutkan kening. Lalu ia menopang dirinya, berdiri perlahan, dan keluar dari lubang. Lalu, ia menghadap Sesepuh Utama dan berkata dengan mata yang dalam: "Ini belum selesai, untuk apa berbangga diri sekarang."

Orang-orang yang putus asa di dalam pentagram itu tiba-tiba melihat Dimas Wu bangkit kembali, Tiba-tiba, mata mereka yang redup mengeluarkan sedikit cahaya, dan hati mereka menyulutkan kembali secercah harapan.

Mata Sesepuh Utama penuh rasa jijik, dia memandang Dimas Wu dan mencibir: "Kenapa, kamu mau melawanku lagi?"

Dimas Wu menunjukkan wajah yang percaya diri dan dengan tegas berkata, "Tentu saja."

Kondisi fisik Dimas Wu terlihat sangat buruk, cederanya pasti belum pulih, tapi matanya dipenuhi dengan ketekunan, ada kepercayaan diri yang tenang dalam ekspresinya.

Sesepuh Utama menggelengkan kepalanya dan berkata dengan dingin, "Apa kamu pikir kamu bisa bertahan melawanku dengan kemampuan dan tubuh selemah ini?"

Dimas Wu saat ini bukan ancaman bagi Sesepuh Utama, Sesepuh Utama pun tidak memandangnya. Bagi Sesepuh Utama, Dimas Wu memilih bertarung lagi itu sama saja mencari mati. Sesepuh Utama tinggal melambaikan tangan saja, dan sudah bisa merenggut nyawa Dimas Wu dalam sekejap

Dimas Wu tanpa ekspresi, dan berkata dengan muram: "Berhenti bicara omong kosong, siapapun yang menang itu belum ditentukan."

Begitu suara itu dilontarkan, tiba-tiba Dimas Wu membuka lengannya, memejamkan mata, dan sedikit mendongakkan kepalanya. Ekspresinya sangat tenang dan tubuhnya terlihat sangat santai, aura ditubuhnya perlahan meningkat.

Melihat ada asap tipis di tubuh Dimas Wu, dan asap itu berangsur-angsur menjadi lebih kuat, berkeliling di sekitar tubuh Dimas Wu, membuat Dimas Wu terlihat sangat luar biasa, dia seperti yang tertinggi yang tak terkalahkan.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu