Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 180 Master Golden Hand yang Sesungguhnya (2)

Ini adalah suara Dimas Wu, pada saat genting seperti ini, suaranya terdengar keras dan tak terduga.

Kerumunan tiba-tiba terkejut, mereka baru menyadari bahwa masih ada Dimas Wu.

Ketika Dimas Wu hadir di sana, dia menjadi bahan perhatian orang-orang. Meskipun perhatian orang-orang adalah karena mengejek dan menghinanya. Karena itulah dia menjadi pusat perhatian orang-orang. Akan tetapi sejak kemunculan Leo Zhu, kehadiran Dimas Wu di sana langsung terabaikan, bahkan dia duduk di atas panggung dengan posisi yang aneh, dia juga akan tetap seperti udara kosong yang terabaikan.

Seluruh taman menjadi berantakan karena kedatangan Leo Zhu dan pertarungan sengitnya dengan Master Golden Hand. Para hadirin juga menjauh untuk mencari aman, tetapi hanya Dimas Wu yang masih duduk tenang di kursinya dari awal hingga akhir, dia tidak bergerak sedikit pun, dan bahkan ekspresinya tetap tidak berubah. Pertarungan yang sengit dan kematian Master Golden Hand sama sekali tidak mempengaruhi dia. Dia seperti berada di dunia yang berbeda dengan orang-orang di sana, dia terlihat tenang tanpa ekspresi di saat orang-orang mulai panik dan ketakutan.

Saat ini, ketika Angel Xia yang bersiap untuk membunuh dirinya, Dimas Wu akhirnya bersuara juga.

Orang-orang yang ada di sana akhirnya kembali memperhatikan Dimas Wu lagi. Mata semua orang beralih ke Dimas Wu yang sedari tadi berada di panggung.

Angel Xia juga menghentikan gerakannya dan memandang Dimas Wu.

Bahkan Leo Zhu juga menatap Dimas Wu. Dia melirik Dimas Wu, lalu dengan dingin berkata: "Kamu ingin ikut campur?"

Dimas Wu duduk di kursi dengan mata tertuju pada Angel Xia. Dia sama sekali tidak memandang Leo Zhu, dan hanya menjawab dengan samar: "Tunggu aku. Aku akan segera membereskannya."

Leo Zhu berkata: “Apa yang kamu lakukan?”

Dimas Wu yang sedari tadi melukis dengan cepat dan menjawab pertanyaan Leo Zhu: “Melukis.”

Benar, Dimas Wu memang sedang melukis. Sejenak, ketika Dimas Wu melihat Angel Xia mengambil belati dan ingin menusuk dadanya. Ketika melihat adegan itu, inspirasi Dimas Wu datang begitu saja dan dia mulai melukis...

“Siapa yang kamu lukis?”

“Angel Xia.”

“Mengapa kamu melukis dia?”

“Untuk membuktikan identitasku pada Angel Xia, ini tidak ada hubungannya denganmu.”

“Maksudmu aku harus menunggumu selesai melukis baru membunuh Angel Xia?”

"Aku tidak memaksamu untuk menungguku. Kamu bisa pergi, selama kamu tidak menghalangi aku melukis."

Dimas Wu sambil melukis, sambil berbincang dengan Leo Zhu.

Orang-orang yang di sana kaget bukan kepalang atas ucapan Dimas Wu pada Leo Zhu. Siapa yang tidak tahu Leo Zhu? Dia adalah salah satu Grandmaster handal, bahkan seorang Master Golden Hand yang hebat saja mati di tangannya. Kehebatannya sudah tidak dapat diragukan lagi, siapapun tidak ada yang berani mengganggunya apalagi berurusan dengannya. Semua orang tahu itu, siapa yang berani menyinggung seorang dewa seperti itu?

Kematian Master Golden Hand membuat banyak orang sedih dan merasa tidak aman lagi, tetapi tetap tak seorang pun yang berani berhadapan dengan Leo Zhu.

Namun Dimas Wu yang dari awal sudah tidak diperhitungkan kehadirannya sama sekali tidak takut kepada Leo Zhu, anehnya lagi sampai sekarang, ia masih terobsesi dengan melukis, dan ia bahkan menganggap melukis sebagai acara nomor satu, dan membuat Leo Zhu untuk menunggu bahkan mengusirnya. Orang normal mana yang bisa melakukan hal gila seperti itu?

Leo Zhu memang tidak mengenal Dimas Wu, tetapi dengan berbincang dengannya, dia juga bisa tahu bahwa Dimas Wu otaknya tidak normal. Leo Zhu yang seorang Grandmaster yang disegani orang-orang, bagaimana bisa dia mentolerir orang bodoh seperti Dimas Wu yang jelas-jelas sudah menyinggung dan tidak menghormatinya. Dia pun berkata dengan dingin: “Tidak waras!”

Ketika selesai berkata, Leo Zhu mengangkat tangannya dan melambaikan tangan dengan lembut.

Pung !

Seketika debu berhamburan di atas panggung.

Dalam sekejap, panggung yang megah dan besar hancur rata dan debu yang berhamburan kemana-mana.

Dimas Wu yang duduk di atas panggung terkubur hidup-hidup.

Angel Xia yang melihat itu hatinya benar-benar hancur, walaupun dia marah dengan Dimas Wu hari ini, tetapi dia juga tidak tahan melihat Dimas Wu celaka.

Ornag-orang yang di tempat kejadian mulai resah dan tidak dapat menahan suara gemerisik.

“Si bodoh ini benar-benar cari mati.”

“Benar, dia juga tidak mempertimbangkan siapa Leo Zhu, dia bicara seperti itu terhadap Leo Zhu, Leo Zhu tidak membunuhnya baru aneh.”

"Dimas Wu adalah bencana. Pernikahan Angel Xia dan Master Golden Hand yang semula berjalan lancar dan baik-baik saja, berubah menjadi bencana ketika dia datang. Kalau bukan Karena Dimas Wu si pembawa sial ini, mungkin Leo Zhu tidak akan datang balas dendam.

“Orang ini mati pun sudah sewajarnya.”

Orang-orang belum berhenti berdiskusi, ketika asap debu perlahan-lahan menghilang, pada saat ini, semua orang dapat melihat si bodoh Dimas Wu yang bukannya mati melainkan masih berdiri tegak di atas reruntuhan dan bahkan masih memegang kuas di tangannya.

Namun, saat ini ekspresi Dimas Wu tidak terlalu bersahabat, tatapan matanya menunjukkan amarah yang besar. Dalam perhatian orang-orang, dia melangkah maju, berjalan menuju Leo Zhu dan berkata dengan marah: "Mengapa kamu merusak lukisanku? "

Terlihat bahwa amarah Dimas Wu bukanlah apa yang dilakukan Leo Zhu terhadapa dirinya, melainkan apa yang telah Leo Zhu lakukan terhadap lukisannya.

Orang-orang di tempat itu sekali lagi terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa oleh Dimas Wu. Dimas Wu selamat dari malapetaka dan seharusnya senang bahwa dia tidak mati, tetapi orang ini berpikir bahwa nyawanya terlalu banyak, dan melangkah maju menghadapi Leo Zhu, si bodoh ini benar-benar tidak bisa membedakan antara hidup dan mati.

“Dimas Wu, sekarang bukan waktunya untuk membodohi dirimu sendiri, cepat pergi!” Angel Xia menghela napas lega ketika Dimas Wu masih hidup, tetapi Dimas Wu masih ingin cari mati, meskipun Angel Xia sendiri sudah berkata bahwa dirinya sendiri sudah tidak dapat selamat lagi, tetapi dia tetap tidak ingin melihat Dimas Wu mati sia-sia, oleh karena itu dia dengan tenaga keras menghentikan apapun yang akan Dimas Wu lakukan.

Mendengar itu, Dimas Wu segera berhenti, memandang Angel Xia dan berbicara dengan sangat serius: “Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku adalah Master Golden Hand yang asli."

Ketika Angel Xia mendengar ini, hatinya membeku. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana cara otak Dimas Wu berfikir. Pada saat genting ini dia bahkan masih bersikeras mengakui bahwa dirinya adalah Master Golden Hand, ini sama saja mencari mati dan Leo Zhu bisa saja membunuhnya.

Benar saja, begitu kalimat itu terucap, Leo Zhu langsung menatap Dimas Wu dan bertanya dengan suara yang dalam: "Apakah kamu Master Golden Hand?”

Angel Xia dengan cepat menjelaskan kepada Leo Zhu: "Tidak, dia mantan suamiku, dia punya masalah dengan otaknya, dia bicara omong kosong."

Leo Zhu tampak mengabaikan Angel Xia. Dia terus menatap Dimas Wu dan berulang kali bertanya: "Apakah kamu Master Golden Hand?"

Dimas Wu memandang Leo Zhu dan berkata dengan dingin: "Ya, aku Master Golden Hand, Daniel Zhu, Marco Zhu, dan Sam Zhu, aku yang membunuh mereka semua."

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu