Menantu Bodoh yang Hebat - Bab 69 Tusukan Felicia Huang

Gerak tinju Dimas Wu sangat cepat dan bertenaga.

Robin Tang tidak sempat merespons, tinjuan Dimas Wu sudah di depan muka Robin Tang, sampai ada tiupan angin membuat rambut Robin Tang bergoyang.

Tinjuan Dimas Wu berhenti di depan hidung Robin Tang dan tidak bergerak lagi.

Robin Tang masih tercengang, setelah dia menyadarkan diri, dia baru mengetahui bahwa Dimas Wu ingin memukulnya, dia langsung berteriak kuat: “Kamu gila ya! Kamu ingin membalas dendam?”

Dimas Wu menurunkan tangannya, tatapannya terus menatap Robin Tang, lalu dengan nada tegas berkata: “Kamu anggota dari organisasi Prilod ?”

Robin Tang mengerutkan kening berkata: “Organisasi Prilod? Organisasi apa itu?”

Dimas Wu menjawab: “Sebuah organisasi pembunuh yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.”

Setelah mendengar, Robin Tang langsung mengerti, langsung menatap Dimas Wu berkata: “Kamu lihat aku mirip dengan pembunuh? Kamu ingin mencari keributan dengan aku ya?”

Hari ini Dimas Wu sengaja datang mencari Robin Tang, tujuan utama adalah menguji Robin Tang. Kemarin malam mengetahui bahwa Red Rose lari ke rumah Tang, di saat itu Dimas Wu sudah mulai curiga keluarga Tang, meskipun hasil penyelidikan menyatakan bahwa Robin Tang dan Bella Tang tidak bersalah, Dimas Wu sudah menghapus kecurigaan ini, namun apa yang terjadi di pagi ini membuat Dimas Wu kembali curiga terhadap Robin Tang.

Pagi hari ini, ada bayangan hitam kabur dari Bamboo Residence, bentuk badannya sangat mirip dengan Robin Tang, ditambah dengan, mata-mata yang bertanggung jawab mengintai keluarga Tang semuanya dibunuh. Segala ini membuat Dimas Wu sangat curiga terhadap Robin Tang.

Namun setelah tadi menguji, Dimas Wu mengetahui Robin Tang tidak mirip dengan seorang pembunuh, rasa curiga terhadap dia pun hilang lagi.

Setelah itu, Dimas Wu kembali bersuara dan berkata kepada Robin Tang: “Ini semua salah aku.” setelah berkata, Dimas Wu memutar badan pergi.

Robin Tang tidak terima dan berkata: “Kamu tidak minta maaf dengan aku?”

Dimas Wu tidak memutar kepala dengan suara kecil menjawab: “Maaf.”

Setelah membeli sarapan, Robin Tang langsung pulang ke rumah.

Di saat sarapan, Bella Tang tiba-tiba bertanya kepada Robin Tang: ”Kak, kamu pernah mendengar, di kota kita sudah meninggal 5 orang, semuanya orang dari luar daerah.”

Bella Tang baru saja melihat ponselnya, di grup teman SMP, dia melihat ada foto orang yang sedang memindahkan mayat tersebut, teman-teman pun mulai berdiskusi masalah ini. Dengar-dengar berita ini sudah tersebar luar di kota kuno Baiyun.

Robin Tang menganggukkan kepala, lalu dengan tegas berkata: “Di saat aku membeli sarapan juga ada mendengar berita ini, jadi malam hari kalau bisa jangan keluar rumah, belakangan ini kurang aman.”

Setelah mendengar perkataan ini, nafsu makan Nadia Fang pun hilang, dengan muka ketakutan bertanya kepada Bella Tang: “Bella, hari ini kita kembali ke sekolah saja, aku sedikit takut.”

Bella Tang dengan berani menjawab: “Tidak perlu takut, kita juga tidak melakukan hal-hal buruk, pasti tidak ada masalah.”

Sambil berkata, Bella Tang bertanya lagi kepada Robin Tang: “Kak, kemarin ada paman yang berkata ada pembunuh yang ingin membunuhnya, sepertinya ini masalah yang nyata, kota kita benar-benar ada pembunuh?”

Robin Tang sambil berpikir sambil berkata: “Mungkin saja!”

Bella Tang dengan muka curiga berkata: “Apa? Kak, pernah melihatnya?”

Robin Tang merenung sejenak lalu berkata: “Di kota bagian barat daya, sebelumnya ada sebuah pabrik, 20 puluh tahun yang lalu, pabrik itu mengalami ledakan dahsyat, buruh yang bekerja di sana meninggal semua, pabrik itu pun tidak digunakan lagi, sampai di daerah sekitarnya juga menjadi daerah terlarang.”

Bella Tang membuka matanya besar-besar, dan bertanya lagi: “Masalah ini aku pernah mendengarkannya, tapi ini ada hubungan apa dengan pembunuh?”

Robin Tang dengan wajah tegas berkata: “Selama aku menjadi pemandu wisata, aku pernah melewati daerah sana, aku merasa ada bekas orang tinggal di sana. Tapi pabrik yang pernah meninggal orang begitu banyak seharusnya sangat berbahaya. Orang normal tidak mungkin mau tinggal di tempat yang berbahaya, jadi aku merasa orang yang tinggal di dalam pabrik itu adalah orang yang sudah banyak melakukan kejahatan. Jika benar ada pembunuh, kemungkinan besar mereka tinggal di sana.”

Setelah mendengar perkataan Robin Tang, Bella Tang menganggukkan kepala bertanda setuju dengan apa yang dikatakan.

Pagi jam 7.30, Dimas Wu duduk di toko mie, sambil memakan mie. Beberapa hari ini, Dimas Wu hanya makan roti yang diberikan Bella Tang saat di kereta api cepat, perutnya sudah sangat kelaparan, tenaga pun sudah melemah, dia butuh menambah tenaga. Meskipun hatinya sangat lelah tidak ada nafsu makan, namun dia tetap makan dua mangkuk besar mie.

Selesai makan, di saat membayar Dimas Wu memandang bos gendut toko mie dan bertanya: “Kemarin ke sini sepertinya bosnya bukan kamu, kenapa bosnya bisa ganti?”

Bos gendut menjawab: “Oh, dia sepertinya ada masalah darurat harus meninggalkan kota kuno Baiyun, oleh karena itu dengan harga rendah menjual toko ini kepada aku.”

Efisiensi kerja dari organisasi Prilod sangat cepat, setelah titik komunikasi ini terungkap langsung saja ditinggalkan. Dimas Wu juga mengerti dari tempat ini sudah tidak ada informasi yang bisa didapatkan, dia langsung meninggalkan toko mie ini.

Dia pun berencana pergi ke Starlight House untuk mencari informasi lagi, namun baru saja keluar dari toko mie, dia berjumpa dengan Bella Tang.

Bella Tang melihat Dimas Wu langsung melambai-lambai tangan dan berkata: “Paman, kemari.”

Dimas Wu ragu-ragu sejenak, lalu berjalan ke hadapan Bella Tang dan bertanya: “Kenapa?”

Bell Tang dengan nada kecil berkata: “Kamu datang ke sini, ada alasan khusus ya?”

Bella Tang tidak bodoh, melihat Dimas Wu yang kaya dan memiliki kemampuan yang luar biasa, dia bisa datang ke kota kuno Baiyun ini tidak hanya datang melelang wanita yang ada di pelelang itu.

Dimas Wu tidak membohong, langsung berkata: “Di sini ada organisasi pembunuh, mereka menangkap istri aku, wanita yang dilelang di Starlight House.”

Setelah mendengar, Bella Tang langsung sadar, tidak heran Dimas Wu rela mengeluarkan 100 juta RMB (sekitar 2 triliun rupiah). Ternyata wanita itu adalah istrinya.

Bella Tang mengerti kesulitan yang sedang dihadapi Dimas Wu, dia juga berusaha untuk membantu Dimas Wu. Akhirnya dia pun memberitahu hal tentang pabrik yang sudah tidak digunakan itu semuanya kepada Dimas Wu.

Setelah berkata, dia juga tidak lupa mengingatkan Dimas Wu: “Paman, kamu langsung lapor polisi saja. Jangan sampai orang belum diselamatkan, nyawa sendiri jadi taruhannya.”

Dimas Wu juga merasakan Bella Tang sangat simpati atas keselamatan terhadap dia. Namun di saat ini Dimas Wu tidak peduli dengan ini semua, dia hanya peduli dengan pabrik yang dikatakan oleh Bella Tang. Bagi Dimas Wu ini merupakan informasi yang sangat penting, sekarang dia sudah tidak sabar untuk mencari tempat perkumpulan organisasi Prilod. Informasi yang diberikan Bella Tang seperti dalam kegelapan memberikan percikan api, membuat dia melihat harapan lagi.

Dia juga tidak menyia-nyiakan waktu, langsung berkata: “Bella Tang, Terima kasih!”

Setelah berkata dia langsung dengan cepat pergi ke pabrik yang tidak digunakan di kota kuno Baiyun bagian barat daya.

Setelah keluar dari pusat kota, sampai ke pinggiran kota bagian barat daya, pemandangannya berbeda jauh sekali. Penuh dengan rumput liar, jalan yang baik pun tidak ada, hanya ada jalan kecil yang dipenuhi rumput liar dan tidak ada jejak manusia.

Dimas Wu tidak peduli lagi, dengan langkah cepat melewati jalan kecil yang penuh dengan rumput liar, terus berjalan ke depan.

Setelah jalan sekitar 2 kilometer, akhirnya Dimas Wu sampai di pabrik tidak berguna yang dikatakan itu.

Pabrik yang sangat luas sekali, namun karena ledakan dahsyat itu ditambah sudah tidak digunakan sekitar dua puluhan tahun, membuat tempat ini menjadi mengerikan seperti rumah hantu, meskipun di pagi hari, daerah ini juga memiliki aura yang mengerikan sekali.

Dimas Wu sampai di halaman luar pabrik, namun juga merasakan hawa kematian. Sudah berani dipastikan daerah ini pasti berhubungan dengan organisasi Prilod.

Hati Dimas Wu semakin gugup, namun dia tidak takut dengan hawa kematian, dia hanya sangat simpati dengan Angel Xia, setelah terbayang Angel Xia, hatinya semakin impulsif.

Membawa hati yang kacau, Dimas Wu masuk ke dalam halaman pabrik.

Halaman sangat luas juga sangat kotor, banyak rumput liar, berantakan sekali.

Dimas Wu melihat keseluruhan penjuru, melihat tidak ada yang aneh, dengan langkah berhati-hati melangkah maju.

Sampailah di salah satu ruangan pabrik, Dimas Wu menghentikan langkahnya.

Dia merenung sejenak lalu menjulurkan tangan mendorong pintu ruangan pabrik tersebut.

Siuuhh!

Sebuah panah terbang mengarah ke dia.

Panah menerobos dengan cepat, seperti peluru yang ditembak, sangat cepat.

Namun gerakan Dimas Wu lebih cepat, di saat mata panah sampai di depan matanya, dia langsung menggunakan tangannya menangkap panah yang cepat ini.

Siuuhh! Siuuhh! Siuuhh!

Tidak menunggu Dimas Wu berhenti, puluhan panah langsung terbang ke arahnya, puluhan panah ini seperti peluru pistol mesin, sangat susah untuk menghindarinya.

Dimas Wu langsung menundukkan badannya, lalu dengan cepat dia menghindar ke samping. Puluhan panah pun terbang ke luar pintu, melewati Dimas Wu.

Andai saja refleks Dimas Wu lebih lambat sedikit, mungkin dia sudah babak belur.

Di ruangan pabrik yang tidak digunakan ini masih memiliki senjata gelap yang berbahaya ini, ini sudah di luar dugaan Dimas Wu, namun dengan begini dia lebih yakin bahwa pabrik tidak digunakan ini pasti merupakan tempat perkumpulan organisasi Prilod.

Menunggu semua panah ditembak keluar, Dimas Wu baru kembali ke pintu masuk, melangkah masuk.

Ruang pabrik ini sangat luas, namun sangat gelap, di dalam ruangan pabrik ini dipenuhi aroma lembap.

Dimas Wu dengan hati-hari melangkah masuk ke dalam ruangan intinya, di dalamnya kelihatan sekali sudah pernah diperbaiki, banyak senjata gelap yang tersembunyi.

Namun senjata rahasia di sini tidak dapat melukai Dimas Wu. Dimas Wu merupakan orang yang ahli dalam senjata rahasia. Saat dia berada di villa keluarga Wu, juga senjata rahasia yang tersembunyi. Bagi Dimas Wu, senjata rahasia yang ada di dalam ruang pabrik ini semuanya kelas rendah, dia sangat mudah mengetahuinya.

Dimas Wu dengan mudah melewati semua senjata rahasia, dengan lancar berjalan terus, ruang pabrik ini sangat besar, dan luas ke dalam. Dan di dalam ruang pabrik ini banyak ruangan kecil, Dimas Wu pasti akan membuka setiap pintu ruangan kecil untuk melihat.

Ruang-ruang ini bukan untuk digunakan ditinggal orang, namun untuk mengurung orang.

Tapi, yang dikurung di dalam ruangan ini, bukan orang yang masih hidup, semua nya orang yang sudah mati. Ada mayat yang sudah membusuk ada mayat yang sudah menjadi tulang, sangat mengerikan sekali.

Hati Dimas Wu semakin kacau, memikirkan Angel Xia dikurung di tempat begini, hatinya sangat berantakan, dia dengan hati-hati terus melangkah ke depan, terus mencari.

Setelah beberapa saat, akhirnya di salah satu ruangan gelap, Dimas Wu melihat orang yang masih hidup.

Seorang wanita, rambutnya menutupi kepala dan terbaring di atas lantai, sangat sedih sekali. Dimas Wu menahan hati yang berdebar-debar, lalu dengan teliti melihat orang yang ada di depan ini.

Setelah melihat dengan teliti, Dimas Wu akhirnya tahu, orang ini adalah Felicia Huang.

Dimas Wu langsung lari ke dalam, menopang Felicia Huang dan bertanya: “Ibu, kamu baik-baik saja?”

Meskipun Dimas Wu tidak ada perasaan dengan Felicia Huang, namun di saat ini, melihat dia karena dirinya berubah menjadi begini. Dimas Wu juga sedih, panggilan “Ibu” ini dari hati terdalamnya.

Felicia Huang sepertinya banyak menderita mental, melihat Dimas Wu, ekspresinya tidak berubah, namun tatapannya sedikit takut, lalu dengan heran menatap Dimas Wu tidak berkata apapun.

Dimas Wu sedikit cemas, lalu langsung bertanya kepada Felicia Huang: “Kamu tahu di mana Angel Xia dikurung?”

Setelah mendengarkan nama Angel Xia, Felicia Huang sedikit sadar lalu menggelengkan kepala dan berkata: “Tidak tahu.” suaranya sangat serak.

Dimas Wu langsung berkata: “Ayo, bawa aku mencari dia.” sambil berkata, Dimas Wu menopang Felicia Huang berdiri.

“Aku sangat lelah, tidak bisa berjalan lagi.” Teriak Felicia Huang.

Dimas Wu tidak menyia-nyiakan waktu langsung berkata: “Aku gendong kamu!”

Sambil berkata, Dimas Wu menggendong Felicia Huang, berjalan cepat keluar dari ruangan kecil ini.

“Ibu, kamu tenang saja, aku pasti akan menyelamatkan kamu dan Angel Xia.” Meskipun Dimas Wu buru-buru mencari Angel Xia, namun juga tidak lupa menghibur Felicia Huang.

Aaa!

Setelah berkata Dimas Wu merasakan pinggang sedikit pedih dan sakit.

Dia pun memutar kepala melihat, di tangan Felicia Huang memegang sebuah belati, dan semua bagian tajam belati tertancap di pinggangnya.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu