The Comeback of My Ex-Wife - Bab 97 Bahkan Marah pun Bukan Karenanya

"General Manager Tsu, sebenarnya aku..."

"Aku bukan barang, tidak perlu kau berikan ke sana kemari!" Teriak Joseph, ini pertama kalinya ia bicara sekeras itu pada Fellis, ia juga tak memberikan kesempatan bagi Fellis untuk menjelaskan.

"Aku..." Kata Fellis, akhirnya tak mengatakan apapun.

Fellis menatap wajah Joseph yang marah dan kecewa itu, perlahan ia menundukkan kepala. Benar, ialah yang salah, seharusnya ia menjelaskan baik-baik pada Kimberly. Ia tak seharusnya terus menjodohkan Kimberly dengan Joseph demi membuat kesannya bagus di mata Kimberly.

Bagaimanapun, Joseph memiliki keinginan dan perasaannya sendiri, apalagi, kemarin ia barusan menolak Joseph, hari ini langsung berusaha menjodohkannya dengan orang lain. Bagi siapapun juga, ini adalah kelakuan yang sangat tidak menghormati orang.

"Maaf..." Kata Fellis pelan sambil menunduk.

"Ke depannya aku tidak akan mengganggumu lagi," ujar Joseph, merasa dadanya sesak, ia menghirup napas dalam-dalam, kemudian mundur selangkah, baru ia berkata pada Fellis, "Kuharap kamu tidak memiliki tekanan batin apapun, juga jangan..., jangan mendorongku ke sisi orang lain."

Selesai berkata demikian, Joseph pun berbalik dan memutar kenop pintu.

Tetapi, Joseph yang baru saja membuka pintu, malah mendapati Kimberly yang menatapnya dengan wajah melongo.

"Hehe, halo Kak Tsu, barusan aku baru ingat aku belum mengambil tasku, jadi aku datang kembali," kata Kimberly sambil tersenyum canggung. Siapa lagi orang yang curi dengar di luar pintu dan tertangkap basah, kalau bukan dia!

Dan yang paling membuatnya pasrah, kemampuan kedap suara pintu ini terlalu bagus, berapa besarpun usahanya, apapun tidak terdegar olehnya! Benar-benar, ingin mendapat keuntungan malah hasilnya jauh lebih buruk.

Joseph menatap Kimberly erat-erat, kemudian segera melewati sisinya, berjalan cepat turun ke bawah.

"Eh, Kak Tsu, kamu pergi ke mana?" Tanya Kimberly segera mengejarnya turun.

Tetapi yang menjawab pertanyaan Kimberly, hanyalah suara bantingan pintu.

Langkah Kimberly terhenti oleh suara keras itu, dengan wajah sedih dan memelas ia memandang pintu lantai 1 dan berpikir, "Habis sudah, apakah Kak Tsu marah karena aku mencuri dengar? Astaga! Haruskah aku meminta maaf padanya?"

Kimberly dengan perasaan ingin menangis berjalan ke lantai 2, menuju ruang lukis, dilihatnya tampang Fellis yang melamun.

"Fellis, Kak Tsu marah padaku! Apa yang harus kulakukan?" Tanya Kimberly sambil berjalan maju, dengan panik menarik lengan Fellis.

"Tidak ada hubungannya denganmu, General Manager Tsu marah padaku," kata Fellis menjelaskan sambil menghela napas.

Tetapi mendengar itu, Kimberly juga tidak senang. Tuh kan, bahkan Kak Tsu marah pun, bukan karena dirinya, Kimberly!

"Kalau begitu apa yang kau katakan pada Kak Tsu, hingga ia semarah itu! Barusan aku merayap di depan pintu berusaha keras mendengar, namun percakapan kalian tidak terdengar sama sekali! Kemampuan kedap suara pintu ini memang terlalu bagus ya!" Tanya Kimberly dengan masam.

Fellis tidak berkata-kata, malah duduk di sofa dengan lemas, lalu memejamkan mata.

"Mengapa kau tidak bicara?" Tanya Kimberly sambil duduk di sebelah Fellis dengan bingung, dan bertanya, "Bukankah tadinya masih baik-baik saja?"

"Kimberly, aku mau mengatakan sesuatu padamu," kata Fellis membuka matanya, memandang Kimbelry dengan wajah serius.

"Ya, katakanlah," ujar Kimberly sambil mengangguk, tampang Fellis yang seserius ini jarang sekali ditunjukkan.

"Kimberly, lain kali kalau kamu mau mengejar General Manager Tsu, aku tidak mau ikut campur lagi. Karena hubunganku dengan General Manager Tsu benar-benar sangat canggung," kata Fellis sambil menghela napas, ia berencana mengatakan segala tentang hubungannya dengan Joseph.

"Canggung?" Tanya Kimberly mengernyitkan dahi, "Bukankah ia sangat menyukaimu, lalu sedikit punya perasaan padamu?"

"Sebenarnya, kemarin malam aku mabuk, jadi General Manager Tsu mengantarku pulang, aku..."

"Apa?!" Seru Kimberly, mendengarnya ia segera berdiri.

"Tidak terjadi apapun!" Ujar Fellis buru-buru menjelaskan.

Baru saja akan meledak, mendengarnya, hati Kimberly akhirnya kembali tenang, tapi ia masih menatap Fellis dengan sedikit curiga.

"Pagi ini, General Manager Tsu menyatakan perasaan padaku! Tentu saja aku menolaknya," kata Fellis lalu berhenti sejenak, baru melanjutkan, "Jadi, hubunganku dengan General Manager Tsu sangat canggung, kuharap ke depannya kau tidak lagi memintaku dan General Manager Tsu berhubungan di luar urusan pekerjaan. Aku mendukungmu mengejar General Manager Tsu, tapi, jangan memintaku terlibat di antara kalian."

"Kak Tsu menyatakan perasaan padamu?" Tanya Kimberly. Fellis mengatakan sepanjang itu, ia hanya mendengar satu kalimat, yaitu Kak Tsu menyatakan perasaan pada Fellis! Jelas-jelas ia merasa Kak Tsu hanya memiliki sedikit perasaan pada Fellis!

Seketika, Kimberly merasakan dadanya sakit.

Meskipun Fellis sangat tidak ingin menjawab pertanyaan Kimberly, ia tetap mengangguk.

"Dan kamu menolaknya?" Tanya Kimberly merasa rasa sakit di dadanya hampir membuatnya pingsan.

Fellis mengangguk.

"Bagaimana bisa kamu menolak Kak Tsu?" Tanya Kimberly segera berdiri, ia menunjuk-nunjuk hidung Fellis dan berteriak, "Kak Tsu sehebat itu, ia hanya boleh menolak orang, bagaimana bisa kamu menolaknya?"

Awalnya Fellis mengira, Kimberly marah karena Joseph menyatakan perasaan padanya, tak ia sangka Kimberly malah marah demi Joseph, Fellis juga tidak tahu seberapa panjang jalan pikiran Kimberly.

Tidak tahu harus menangis atau tertawa, Fellis bertanya balik pada Kimberly, "Kalau mendengar perkataanmu, kamu mau aku menerimanya dong?"

"Itu tidak boleh!" Kata Kimberly sambil melotot, "Kak Tsu adalah milikku, tidak boleh direbut oleh siapapun!"

"..." Fellis mengangkat bahu, "Begini kan beres!"

Kimberly memanyunkan bibirnya, sambil menunduk ia kembali duduk di sofa, ia juga tidak tahu apa yang harus ia katakan sekarang, hanya saja, orang yang ia sukai menyukai orang lain, rasanya benar-benar tidak enak!

"Fellis, aku bertanya lagi padamu untuk terakhir kalinya, apa kau benar-benar, tidak pernah sekalipun berdebar sedikit saja karena Kak Tsu?" Tanya Kimberly, ia selalu menganggap Fellis sebagai temannya dengan sepenuh hati, namun mengenai perihal Kak Tsu menyukai Fellis ini, hatinya, selalu masih sedikit panik.

"Terhadap General Manager Tsu aku hanya merasa senang dan kagum," kata Fellis dengan sungguh-sungguh, "Ia adalah seorang desainer yang sangat berbakat, aku berkerja bersamanya, dan belajar banyak darinya. General Manager Tsu ahli dalam mengurus masalah, juga merupakan tipe yang aku sukai. Tetapi, sekarang aku tidak ada sedikitpun perasaan suka terhadapnya sebagai pria dan wanita."

"Aku percaya padamu," ujar Kimberly sambil mengangguk, sejak Fellis berusaha menjodohkannya dengan Joseph, ia sudah mengetahuinya, hanya saja, ia tak tahan untuk menanyakannya.

"Baiklah, tidak usah dibahas lagi. Ke depannya aku akan mengurangi peran sebagai 'penjodoh', juga akan mengurangi bertemu dengan General Manager Tsu!" Kata Fellis berdiri dengan hati tidak enak, lalu berkata pada Kimberly, "Aku kembali dulu."

"Ke mana?" Tanya Kimberly tergesa-gesa mengikuti langkah Fellis.

"Pulang, lah!" Ujar Felis menghela napas, "Barusan aku membuat General Manager Tsu marah, sehingga aku bahkan tak ada niat untuk mengerjakan 'Starry Sky'! Aku pulang dan beristirahat dulu, besok akan kulanjutkan."

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu