The Comeback of My Ex-Wife - Bab 175 Kata-kata terakhir di masa lalu

Pada suatu malam ketika Zack An sakit parah, Alexander Gu yang sudah kembali dari kesibukannya, berkata kepada Fellis An : "Fellis An, kamu sudah menjaga seharian, biarlah aku yang menjaganya."

Fellis An mengangguk lelah, sebelum pergi beristirahat, dia memandang ayahnya yang sedang tidur, tetapi tiba-tiba dia merasakan sakit yang tak dapat dijelaskan di dadanya.

Air mata jatuh tanpa tertahan, Fellis An menyeka sudut matanya, tidak tahu mengapa dia tiba-tiba menangis. Dia pun berhenti melangkah seketika, dan Fellis An seperti bisa merasakan bahwa jika dia pergi malam ini, dia akan menyesalinya seumur hidup.

Fellis An menoleh ke arah ayahnya yang masih tidur, kemudian berkata : "Alexander, aku ingin menemani ayahku sebentar, pergilah istirahat dulu."

Melihat Fellis An yang begitu bersikeras, Alexander Gu pun tidak menghalangi dia, karena sudah pada titik ini, biarlah Fellis An melakukan semuanya sesuai dengan keinginannya.

Alexander Gu pun pergi setelah mengucapkan beberapa patah kata kepada Fellis An.

Kini di dalam kamar rawat hanya ada Zack An yang sedang tidur dan Fellis An.

Fellis An melangkah dengan pelan, dan duduk di samping tempat tidur Zack An, dia menggenggam kedua tangan Zack An yang lemas itu. Dahulu, tangan ayah, begitu tebal dan hangat.

Sepasang tangan inilah, yang menggenggam tangan kecil Fellis An, menempuh begitu banyak jalan, dan melihat begitu banyak pemandangan. Tangan inilah yang menemani Fellis An hingga tumbuh dewasa, mengajari Fellis An berjalan, mengantar Fellis An ke sekolah, dan pada akhirnya mengiring Fellis An berjalan menuju panggung di pesta pernikahan.

Fellis An meletakkan telapak tangan Zack An di pipinya, telapak tangan Zack An terasa hangat, kehangatan yang akan hilang, begitu angin dingin menerpa.

Air mata mengalir di pipi Fellis An, dan mengalir ke telapak tangan Zack An.

Pada saat ini, Fellis An merasakan gerakan tangan Zack An, dia pun mendongak, dan melihat Zack An yang ternyata sudah bangun.

“Fellis, ketika kamu masih kecil, kamu juga suka manja seperti ini.” Zack An tersenyum, dan suaranya terdengar sangat jelas.

Fellis An tertegun sejenak, dia tidak mengerti, bagaimana bisa ayahnya yang kesulitan bernafas dapat berbicara dengan baik sekarang.

“Alat di hidungku ini benar-benar tidak nyaman, Fellis, tolong lepaskan ini.” Zack An mengangkat tangannya yang lain, dan menyentuh kepala Fellis An, tatapannya penuh kasih sayang.

Begitu mendengar perkataan ini, hati Fellis An mulai terasa dingin dan menyakitkan : Mengapa kondisi ayah tiba-tiba membaik ? Apakah ayahnya benar-benar akan meninggalkannya ?

Fellis An termenung sedetik, sedetik ini, bagaikan seabad baginya. Akhirnya, dengan gemetar, dia melepaskan semua selang yang terpasang di wajah Zack An.

Setelah dilepaskan dari semua alat itu, Zack An pun menghela nafas, kemudian dia menatap Fellis An, wajahnya kemerahan, dan seolah-olah akan pudar dalam sekejap.

"Ayah..." Fellis An kembali menangis, dan tenggorokannya terasa sakit, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakan.

"Fellis..." Zack An menghela nafas, kemudian dia menatap Fellis An sambil berbicara dengan lembut, seperti biasanya dia berbicara dengan Fellis An, "Fellis, selama ini, kamu selalu hidup di lingkungan yang nyaman, aku selalu menjagamu dengan baik, aku tidak tahu apakah aku telah melakukannya dengan cara yang salah. Meskipun selama ini aku selalu membuatmu hidup senang, tetapi aku tidak pernah berpikir tentang siapakah yang akan menjagamu jika aku sudah tiada, supaya kamu tidak terluka."

“Ayah, mengapa kamu mengatakan ini, kamu akan selalu berada di sisiku, untuk melindungiku.” Fellis An menggigit bibirnya sambil menahan tangis, dan dia berusaha tersenyum.

“Fellis.” Zack An memandang Fellis An dengan tatapan penuh kasih, dan berkata dengan lembut, “Kamu harus ingat bahwa ayah dan ibu akan selalu berada di sisimu, jadi apa pun yang terjadi, kamu harus tetap kuat."

"Aku mengerti." Terdengar tangisan dalam suara Fellis An, dia mengangguk dengan sekuat tenaga, air matanya pun mengalir deras.

"Kalau begitu aku sudah tenang..." Zack An menghela nafas lega, dia berbaring dengan tenang, dan terlihat seulas senyuman dari sudut bibirnya, sambil bergumam tanpa henti, "kalau begitu aku sudah tenang..."

Suara Zack An semakin melemah, dan wajahnya yang kemerahan mulai memudar, dia memandangi Fellis An, dan dia tidak kuat untuk berbicara lagi.

Akhirnya, Zack An kembali menatap Fellis An sejenak, sebelum menutup matanya perlahan....

"Ayah....," Fellis An tertegun, dia merasakan tangan ayahnya yang perlahan berubah menjadi dingin.

“Ayah !” Fellis An menjatuhkan dirinya di atas tubuh Zack An, hatinya sangat hancur, dan teriakannya yang keras menggema di rumah sakit yang sunyi itu, kemudian dokter dan Alexander Gu bergegas masuk ke kamar rawat.

Pada saat yang sama, tampak sebuah meteor melintasi langit yang gelap di luar jendela, seperti menandakan bahwa ada roh yang telah naik ke surga.

******

Acara pemakaman Zack An diurus oleh Alexander Gu, sementara Fellis An tidak dapat melepaskan diri dari kesedihan karena kehilangan ayahnya pada saat itu. Dia menangis sepanjang waktu, dan hanya duduk termenung di satu tempat.

Sesekali dia melihat orang-orang yang berkunjung, kemudian melihat Alexander Gu yang sedang sibuk, dan mengangguk pada Allen Gu yang terus menemaninya itu.

Selama beberapa waktu ini, Alexander Gu menemani Fellis An hampir setiap hari. Meskipun Alexander Gu tidak memeluk Fellis An, juga tidak berusaha untuk menenangkannya.

Namun, dia selalu berada di sisi Fellis An, dia selalu mengingatkan Fellis An yang sering melamun untuk makan, dan dia selalu menjaga ketika Fellis An pingsan sampai Fellis An sadarkan diri.

Kata-kata yang paling sering diucapkan Alexander Gu kepada Fellis An, adalah : Fellis An, aku masih di sini.

Pada saat itu, Fellis An sangat berterima kasih karena Alexander Gu selalu berada di sisinya, baik itu karena kasihan maupun karena merasa bertanggung jawab, dia sangat berterima kasih.

Hari berganti hari, meskipun Fellis An sudah tidak merasakan kesedihan seperti pada awalnya, tetapi dia seperti telah berubah, tidak seperti dirinya.

Dia tidak lagi tersenyum pada siapa pun, tidak lagi bersemangat, juga tidak ingin lagi membuat kue-kue dan makanan, dia hanya duduk diam di suatu tempat di villa, sambil melamun, dia terus berdiam diri di sudut Villa Gu.

Selama waktu itu, Allen Gu mencoba segala cara untuk membuat Fellis An senang, dan ingin membantunya untuk bangkit lagi, tetapi setiap kali dia melakukannya, Fellis An hanya tersenyum, tanpa berkata atau melakukan apa pun.

Fellis An hanya bersemangat pada saat Alexander Gu pulang kerja.

Alexander Gu tidak lagi sedingin dan acuh tak acuh pada Fellis An seperti pada awalnya, dan dia lebih sering berbicara dengan Fellis An, tetapi dia masih melakukannya dengan sopan, dan dia masih tidur di ruang kerja.

Selama beberapa waktu ini, Alexander Gu mengabaikan Ellie Zhou karena Fellis An.

Suatu hari, Fellis An kembali pingsan saat berbicara dengan Alexander Gu.

Alexander Gu menjaga dalam waktu yang cukup lama di samping tempat tidur Fellis An, tetapi Fellis An masih belum sadarkan diri, kemudian ponsel Alexander Gu tiba-tiba berdering, dia mengeluarkan ponselnya, ternyata panggilan dari Ellie Zhou.

Alexander Gu menghela nafas, dan mengangkat panggilan itu sambil berjalan keluar.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu