The Comeback of My Ex-Wife - Bab 8 Anak Buangan

"Cepat, ibu mau lihat apa anak ibu sudah tumbuh besar!" Fellis segera menarik Joy ke dalam pelukannya lalu mengelus rambutnya dengan lembut.

"Bu, aku kangen sekali," suara Joy yang lembut membuat Fellis merasa iba sekaligus sedih.

Fellis bisa merasakan kerinduan Joy padanya, tapi ia juga bisa merasakan kalau Joy berusaha menahan kerinduannya ini agar tak membuat rasa bersalah Fellis semakin besar.

Joy baru berusia 4 tahun, namun ia sudah bisa berpikir seperti itu. Memikirkan Fellis, hatinya pun semakin sedih.

Fellis memeluk Joy sebentar. Linda Wen yang sedang menjaga Gabriella dari kejauhan baru menyadarinya.

Linda berusia sekitar 50-60 tahun. Ia mengenakan gaun abu-abu bermotif bunga-bunga, kakinya beralaskan sepatu kain berwarna hitam buatan tangan. Ia tidak kenal Fellis, ia pun berteriak padanya, "Hei, siapa kamu!"

"Mami!" Gabriella mengenali Fellis, ia segera berlari menghampirinya.

"Wah, Gabriella jadi makin cantik ya!" Belum sempat menjawab teriakan Linda, Gabriella sudah menyerbu masuk ke dalam pelukannya.

Linda juga menghampiri Fellis. Ia mengamati wanita itu dan mendapati bahwa penampilannya lumayan juga. Dandanannya elegan, pantas tidak menyukai siapapun. Ia belum menikah, sampai-sampai anak dan menantunya harus merawat anaknya!

Namun melihat Fellis datang membawa banyak hadiah, wajah Linda pun mulai melunak, "Sahabatnya Stella, ya?"

"Benar, apa kabar Bu!" Fellis segera berdiri dan tersenyum pada Linda.

"Repot-repot sekali bawa barang sebanyak ini!" Linda kembali melihat hadiah di tangan Fellis.

"Stella sudah bersusah payah membantuku merawat Joy. Hadiah ini sudah sepantasnya kubawakan." Fellis tersenyum tulus. Dia sungguh bersyukur punya sahabat sebaik ini.

"Ng.., Stella sangat menyayangi anak ini," Linda agak tak puas saat mengatakan hal itu. Ia tidak tahu apakah menantunya itu bodoh atau pura-pura bodoh sampai tidak tahu siapa anak kandungnya. Bisa-bisanya pakaian, makanan, sampai barang-barang keperluannya semua sama dengan Gabriella!

"Fellis, hari ini kamu datang sendirian saja, tidakkah kamu bawa teman atau siapa untuk dikenalkan pada Joy?" Linda melihat ke belakang Fellis, kata-katanya mengandung makna tersirat, "Joy ini cukup kasihan juga, kecil-kecil begini sudah tidak punya ayah, menurutku..."

"Bu!" Fellis tahu sangat tidak sopan untuk memotong perkataan orang lain, tapi ia sungguh tidak ingin Linda membicarakan hal ini di depan Joy.

Hatinya saat ini sudah mengeras, sama sekali tak ingin mencari kekasih dan sejenisnya. Tentu saja, ia juga yakin Joy yang masih sekecil ini pasti tidak akan mau memanggil orang asing dengan sebutan ayah.

Saat ini Fellis hanya ingin bekerja dengan sebaik-baiknya dan mengumpulkan uang yang banyak. Sampai tabungannya cukup nanti, ia akan membawa Joy keluar dan merawat Joy dengan baik.

"Apa, kamu tidak mau?" Linda seketika merasa tidak senang perkataannya dipotong, "Aku berkata begini demi kebaikanmu. Coba lihat, perempuan semuda dirimu, mau mengumpulkan uang sebanyak apapun dan bekerja sebaik apapun tidak akan berguna, pada akhirnya perempuan pasti harus bergantung pada laki-laki."

Fellis mengeluarkan tenaga yang sangat banyak demi menahan dorongan agar tak melabrak Linda. Fellis tidak mau berdebat dengannya. Ia bersiap pergi.

"Bu, kukira Stella seharusnya tahu aku sudah datang, lebih baik kita naik dulu," kata Fellis berusaha membelokkan topik.

"Kamu ini tidak bisa dibilangi ya!" Linda juga tahu kalau Fellis tak ingin mendengarnya, tapi semakin Fellis tak ingin mendengarnya, makin keras ia berkata. Lebih baik kalau Fellis kesal lalu membawa anak buangan ini pergi, sehingga tidak lagi merepotkan anaknya!

Linda tidak memedulikan raut wajah Fellis yang sudah sedikit jelek, ia melanjutkan kata-katanya, "Kamu tidak mungkin tidak menikah seumur hidup, kan? Laki-laki yang baik sekarang tidak banyak. Kamu lihat Stella, ia sangat punya selera dan keberuntungan. Anakku adalah satu-satunya anak yang lulus kuliah di desa kami. Entah betapa beruntungnya Stella bisa menikah dengannya! Jadi, kalau ada yang suka padamu, cepatlah berkenalan dan menikah dengannya! Apalagi kamu membawa seorang anak buangan!"

"Bu!" Fellis memotong perkataan Linda dengan suara keras. Ia agak tak suka dengan kata-katanya.

Dan juga, Fellis sama sekali tak mengizinkan siapapun memandang rendah putranya sebagai 'anak buangan!' Anaknya adalah hartanya yang paling berharga, siapapun tak boleh menyebutnya begitu.

Bagaimanapun Linda adalah mertua dari sahabatnya, Fellis tak seharusnya bertengkar dengannya, namun ia juga tak bisa membiarkan orang lain menyakiti anaknya sembarangan.

"Sekarang aku belum ingin membicarakan hal ini. Aku sendiri juga baik-baik saja, jadi dalam beberapa hal ibu tidak perlu ikut buang tenaga untuk memikirkannya. Kita naik menemui Stella saja," kata Fellis lalu menggandeng Joy pergi, meninggalkan Linda dan Gabriella di sana.

Joy yang digandeng pergi pun menoleh melihat nenek yang dadanya naik-turun terbakar amarah itu. Kata-kata nenek tadi terus terngiang di telinganya.

Melihat sikap keras Fellis, Linda seketika marah sekali. Ia menggendong Gabriella dan berjalan dengan cepat.

Sampai ia berhasil menyusul Fellis, ia melewati mereka sambil mengomel, "Air susu dibalas air tuba, dasar tak tahu terima kasih, pantas tidak ada yang mau menikahinya!"

Linda mengatakannya sambil terus berjalan, tanpa melihat Fellis sedikit pun.

Melihat sosok mertua Stella itu, hati Fellis seketika dipenuhi amarah. Ia menarik napas panjang beberapa kali sampai hatinya bisa tenang.

Saat itulah Joy menarik Fellis dengan tangan mungilnya, "Mama!"

Melihat Joy ingin berkata sesuatu padanya, ia pun berlutut. Tatapannya sejajar dengan mata Joy. Ia berusaha tersenyum sambil bertanya, "Apa ada yang mau Joy katakan?"

"Mama, apa itu anak buangan?" Joy menggigit bibirnya. Matanya yang bening berkilauan dipenuhi kewaspadaan. Fellis yang melihatnya langsung merasa trenyuh.

Joy baru berusia 4 tahun. Usia ini seharusnya dilewati dengan penuh kegembiraan dan bermain-main saja, tapi mengapa pikirannya jadi sedewasa ini? Apakah ia memasukkan dalam hati semua perkataan orang dewasa ini?

Fellis mengulurkan tangannya dengan hati yang masam. Ia mengelus pipi Joy yang menggemaskan itu dengan lembut, lalu berkata sambil tersenyum, "Joy tidak perlu tahu hal ini, Joy hanya perlu tahu kalau ibu sangat mencintaimu."

Mendengar perkataan Fellis, Joy tidak menunjukkan ekspresi senang. Ia malah menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

Sementara Fellis masih tetap berlutut di hadapan Joy, menunggunya selesai berbicara.

Joy berpikir sejenak, lalu mendongakkan kepalanya lagi, "Apa aku anak buangan ibu? Apa ibu jadi tidak senang karena aku?"

"Tidak!" Fellis dengan cepat menyangkalnya. Ia tidak ingin anaknya memiliki perasaan bersalah yang tidak seharusnya ada di hatinya di usia sekecil ini.

Fellis memegang wajah mungil Joy dan menatap matanya dengan sungguh-sungguh, "Joy, ingat, kamu bukan anak buangan, kamu adalah harta ibu yang paling berharga, kamu adalah sumber keberanian ibu untuk melanjutkan hidup, jadi, ibu hanya akan senang kalau Joy senang!"

"Benarkah? Joy bukan anak buangan?" Mata Joy tiba-tiba bersinar.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu