The Comeback of My Ex-Wife - Bab 6 Kehilangan Pekerjaan

"Halo, Direktur Lin, saya Fellis An, desainer pakaian Perusahaan Garment Keluarga Tsu," ucap Fellis memperkenalkan dirinya sambil tersenyum memandang Warren.

"Fellis An..." Gumam Warren mengulangi nama Fellis, kemudian mengeluarkan senyuman ala orang kaya yang sedang melakukan pendekatan. Tentu saja Fellis tahu maksud senyuman Warren, tapi ia tidak membalas maupun menolak, ia hanya tersenyum tipis.

"Warren!" Panggil Joseph, kemudian dengan cepat ia menuju ke sisi Warren, ia menatap Fellis, kemudian berkata pada Warren, "Ada sesuatu yang harus kukatakan padamu."

"Hal apa yang harus dikatakan sekarang juga?" Tanya Warren pada Joseph, kemudian dengan isyarat mata mengatakan kelanjutan kalimatnya: Kenapa harus sekarang saat aku sedang menggoda perempuan cantik ini.

Dan Fellis pada saat itu juga melihat Joseph dan berpikir: Bukankah ia sahabat baik Alexander? Kenapa bisa bersama dengan Warren Lin ini?

Namun Fellis seketika berubah pikiran, di dunia bisnis, banyak sekali kejadian misalnya pun kemarin masih merupakan orang asing, hari ini juga bisa menjadi sahabat, kenapa harus dipikirkan! Asalkan ia dan Alexander tidak mencari masalah dengannya, itu sudah hal yang sangat bagus.

"Karena Direktur Lin ada urusan, saya tidak akan mengganggu lagi," ujar Fellis pada Warren sambil tersenyum tipis.

"Baiklah, lain kali kita ngobrol lagi," jawab Warren dengan sedikit tidak rela, dan terus memandang Fellis sampai ia pergi.

Begitu Fellis sudah berjalan jauh, Warren segera mengomel, "Kak, coba kamu katakan, sebenarnya ada urusan apa!"

"Sebenarnya, perempuan barusan ini..." Kata Joseph tidak bisa melanjutkan, kalau Warren mengejar perempuan lain tidak masalah, tapi bagaimanapun Fellis pernah menikah dengan Alexander, kalau mereka berdua berhubungan, bukankah Alexander akan merasa sangat canggung?

"Kak!"

Saat Joseph tidak tahu bagaimana ia harus menjelaskan hubungan antara Fellis dan Alexander, Alexander dan Morgan juga menghampiri mereka.

"Alexander, itu..."

"Kak, tidak perlu mengatakannya lagi," timpal Alexander, ia tahu apa yang mau dikatakan Joseph, tetapi, hal yang sudah lalu biarkanlah berlalu, ia tidak mau karena dirinya, ia harus menjelaskan lagi.

"Apanya yang tidak perlu dikatakan, apakah benar-benar terjadi sesuatu?" Tanya Warren sambil megernyitkan dahinya.

Morgan dan Joseph melihat bahwa Alexander tidak mau membahasnya, maka mereka pun diam, tak berkata apapun.

"Kak, barusan jelas-jelas kamu mau mengatakan sesuatu padaku, sekarang malah diam membisu, sebenarnya ada apa?" Tanya Warren sambil memandang Joseph, ia pun berpikir sendiri.

Tiba-tiba, Warren menatap Joseph dengan pandangan tak mengerti, dan berseru, "Masa..., masa sih..."

Joseph, Morgan, beserta Alexander sedikit terkejut, apa, Warren seperti ini, apakah karena sudah mengetahui hubungan antara Alexander dan Fellis?

"Masa apa?" Tanya Joseph.

"Masa kamu juga menyukai wanita barusan itu?!" Kata Warren mengucapkan tebakannya sambil menggelengkan kepala tidak mengerti.

Mendengarnya berkata demikian, Joseph seketika menahan tawa, ia pun mengangkat bahu dan berkata, "Benar, aku memang suka pada perempuan itu!"

Kalau dengan begini bisa mengurangi ketertarikan Warren terhadap Fellis, dan bisa mengurangi perasaan canggung Alexander, ini bukanlah cara yang buruk.

"Baiklah kalau begitu, aku terpaksa menahan sakit hati ini!" Ujar Warren sambil membuat gerakan bagaikan hatinya sakit, ia memandang Joseph dengan mata berbinar, "Kak, berdasarkan pengalamanku dalam bergaul dengan para wanita bertahun-tahun ini, aku rasa perempuan itu benar-benar berkualitas tinggi, sekarang aku mengalah padamu, kamu harus memperlakukannya dengan baik ya!"

"Enyah saja!" Sentak Joseph sambil memutar bola mata, membuat Morgan yang biasanya pendiam itu, ikut menggulung bibirnya.

"Ah, ternyata aku bisa melihat kak Morgan tersenyum! Benar-benar pengalaman yang hanya dapat dijumpai 100 tahun sekali!" Kata Warren masih dengan nada bergurau, Joseph dan Morgan pun tentu saja tidak tahan untuk tertawa juga.

Hanya Alexander yang hanyut dalam pemikirannya sendiri sambil memandang arah perginya Fellis.

******

Di sebuah jalan panjang yang tak terlihat ujungnya, di kedua sisi jalan hanya ada beberapa lampu jalan memancarkan cahaya yang terkadang terang dan terkadang gelap, sudah lewat tengah malam, mobil yang berlalu lalang sangat banyak, cahaya yang redup membuat Fellis merasa cemas, angin utara yang dingin berhembus hingga mantel putihnya itu berdesir, ia mempererat kerah bajunya, dan mempercepat langkahnya, berjalan ke apartemen kecilnya itu.

Di jalanan panjang yang kosong, hanya tersisa suara langkah sepatu hak tinggi merahnya itu menghentak tanah.

Fellis membuka pintu apartemennya, sesuai kebiasaan ia menekan saklar lampunya, dengan terdengarnya bunyi "pats!" yang renyah itu, dalam ruangan masih tetap gelap gulita. Ia baru teringat: Karena belum bayar, pemilik gedung sudah mematikan listrik kamar ini.

Oh, ia lagi-lagi lupa membayar uang sewa!

Tetapi kali ini, Fellis tidak bisa segera membayar, karena sekarang ia tidak punya pekerjaan.

Fellis menertawakan diri sendiri, ia melepas mantel tuanya dan menggantungnya di atas dinding.

"Fellis, saat magang pekerjaanmu sangat lumayan, tetapi gaya desainmu, tidak cocok dengan desain yang perusahaan kamu harapkan, maaf, kamu tidak diterima."

Kalimat ini teriang lama sekali dalam kepala Fellis, bagaimanapun ia juga tidak bisa percaya, ia dipindahkan dari Kota S ke Kota H oleh perusahaan pusat, akhirnya di pesta ia bertemu dengan Alexander, dan ia pun kehilangan pekerjaan!

Fellis membanting keras-keras rancangan desain di map dokumennya ke atas meja, ia memandang desainnya di bawah cahaya lampu yang remang dengan pandangan dingin, ini adalah model pakaian Perusahaan Garmen Kelaurga Tsu dan arah perkembangan yang telah ia teliti dengan menghabiskan waktu yang sangat lama, kemudian mengejar waktu hampir 1 bulan bergadang menggambar rancangan desain, apanya yang "tidak cocok", sungguh omong kosong!

Sebenarnya bagaimana bisa?! Kenapa dalam sekejap bisa berubah menjadi seburuk ini! Fellis berpikir namun tetap tidak menemukan jawaban, jelas-jelas ia juga tidak punya masalah dengan para rekan kerjanya, Wakil Manager Hu juga sangat puas terhadapnya. Mengapa tiba-tiba ia dipecat?

Sekarang, Direktur Tsu masih di Inggris dan belum kembali, Fellis tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya, lebih tidak memiliki kesempatan untuk menanyakan dengan jelas apa alasan ia dipecat.

Fellis melepas pakaiannya dan memasuki kamar mandi, ia mulai memikirkan dengan serius hal-hal yang terjadi sejak saat ia bertemu dengan Alexander waktu itu. Ia dipecat, dan setelah hari itu, tidak hanya sampai di sini, sejak dipecat dari Perusahaan Garment Keluarga Tsu, ia sudah mengirim CV-nya ke semua perusahaan garment di Kota H, namun bisa-bisanya tidak ada satupun perusahaan yang mempekerjakannya!

Apakah benar-benar Alexander yang mengendalikannya dari belakang?

Tapi, bukankan ia sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan Alexander? Fellis menggertakkan gigi, Alexander ini, apakah harus menekannya sampai tidak ada jalan keluar begini baru bisa melepaskannya? Ia hanya ingin hidup dengan baik, merawat putranya baik-baik! Ia tidak mengganggu Alexander!

Fellis mengepalkan tangannya, rasa sakit akibat ujung kukunya menusuk telapak tangannya, membuatnya kembali sadar: Air yang mengenai tubuhnya di tengah kegelapan ini, adalah air dingin!

Pemilik gedung juga mematikan air panasnya!

Fellis segera mematikan air, kemudian mengelap tubuhnya dengan handuk, ia mengenakan pakaian tidur, lalu segera masuk ke kamar dan menuang secangkir air panas untuk meghangatkan tubuhnya——uang di buku tabungannya mungkin bahkan tak bisa melunasi uang sekolah dan biaya hidup Joy bulan ini, ia pun tak punya uang sisa untuk berobat.

Fellis menuang air panas sisa kemarin, menyeruputnya pelan-pelan, tangan satunya mengambil foto anaknya, Joy, di atas meja, tampak rasa sayang dimatanya.

Saat itu, ponsel Fellis berdering.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu