The Comeback of My Ex-Wife - Bab 241 Dalam Kehidupan Ada yang Namanya Berkumpul dan Berpisah

Kenapa dia ada di sini lagi? Fellis An mengerutkan kening, apa ke sini untuk mencari masalah? Batinnya.

Fellis An bergegas menghentikan Aiden Wen saat terpikirkan hal ini, "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya.

"Aku..." jawab Aiden Wen terputus. Wajahnya terlihat penuh dendam dan tidak suka, "Aku datang untuk melakukan apa, memangnya kamu tidak tahu?"

Sore hari ini, Aiden Wen menerima telepon dari pemimpinnya, mengatakan bahwa pemimpinnya tahu tentang Aiden Wen memelihara seorang wanita di luar dan membuat perceraian.

Sebelum Aiden Wen sempat bereaksi, pemimpinnya segera memperingatkannya. Pertama, segera bercerai. Kedua, hak asuh anak harus diserahkan kepada wanita itu.

Jika Aiden Wen tidak setuju, satu-satunya pekerjaannya akan hilang!

Aiden Wen takut pada saat itu. Aiden Wen berpikir untuk waktu yang lama dan akhirnya berpikir Fellis An yang melakukannya. Tentu saja, Fellis An juga tidak akan memiliki pengaruh besar. Fellis An mungkin telah meminta Alexander Gu untuk melakukannya!

Si Fellis An ini! Aiden Wen biasanya memang benar-benar memandang rendah wanita ini!

Meskipun sedikit tidak berani, tetapi sekarang Aiden Wen yang kehilangan segalanya masih tidak bisa menahan diri untuk tetap menatap Fellis An.

Fellis An bingung oleh kata-kata Aiden Wen. Ketika Aiden Wen memelototinya, dia bahkan lebih bingung. Dia hanya bisa balas menatapnya, "Kamu masih mau memelototiku lagi?"

Aiden Wen segera menundukkan kepalanya seolah-olah es telah menabrak terong.

Fellis An mendengus penuh kemenangan, "Baiklah, karena kamu setuju untuk bercerai, semuanya mudah untuk dikatakan. Kamu tunggu dulu!”

Setelah selesai bicara, Fellis An berbalik dan masuk menuju kamar rawat inap. Dia melihat Stella Lee sedang berpelukan dengan Bibi Lee sambil menangis.

Saat melihat hal ini, Fellis An menebak Stella Lee telah memberitahu Paman Lee dan Bibi Lee segala sesuatu tentang Stella Lee dan Aiden Wen.

"Cerai, keputusan akhir bercerai!” Paman Lee yang mendengar Stella Lee berkata sambil menangis, kemudian mendengus, "Putriku, bagaimana bisa diperlakukan begitu buruk."

"Tapi si bajingan Aiden Wen itu, apa akan setuju begitu saja?" kata Bibi Lee yang menyeka air mata, wajahnya terlihat sedih.

"Paman dan bibi, Aiden Wen setuju untuk bercerai," kata Fellis An dengan segera setelah melihat semuanya.

"Apa? Benarkah?" Stella Lee dan kedua orang tuanya bahagia.

"Sungguh, sekarang Aiden Wen sedang menunggu di luar kamar. Stella, jika kamu ingin bertemu dengan dia, aku segera menyuruhnya masuk.”

Stella Lee menatap Fellis An dan mengangguk dengan sungguh-sungguh, "Aku ingin bertemu dengan dia!"

"Baiklah." Setelah itu, Fellis An keluar dari kamar rawat inap.

Stella Lee melihat Fellis An keluar dan memandangi kedua orangtuanya, "Ayah, ibu, keluarlah terlebih dahulu. Aku ingin berbicara dengan Aiden Wen."

Bibi Lee melangkah maju dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi Paman Lee memegang tangannya dan berkata, "Mari kita pergi dulu. Stella tahu apa yang harus dia lakukan."

Bibi Lee hanya memandangi Stella Lee dengan khawatir dan mengikuti Paman Lee keluar.

Pada saat ini, Aiden Wen kebetulan masuk berpapasan dengan Paman Lee dan Bibi Lee.

Aiden Wen yang merasa bersalah hanya menundukkan kepala, dan berjalan masuk ke dalam kamar rawat inap dengan menghadap dinding. Paman Lee membusungkan kepala dan dadanya, seolah-olah dia tidak melihat Aiden Wen, dan langsung membawa Bibi Lee keluar dari kamar rawat inap.

Tentu saja, Fellis An juga tidak mengikuti Aiden Wen masuk.

Sekarang, hanya Stella Lee dan Aiden Wen yang tersisa di dalam kamar rawat inap.

Ketika Aiden Wen berjalan memasuki kamar rawat inap, dia melihat Stella Lee yang duduk diam di samping tempat tidur rumah sakit, pucat dan kuyu, tetapi masih terlihat lembut dan cantik.

Tatapan mata Aiden Wen bergetar, dia tiba-tiba teringat a ketika dia pertama kali melihat Stella Lee. Stella Lee sangat lembut dan cantik sampai membuatnya terpana pada saat itu. Pada saat itu, Stella Lee tersadar dia sedang menatapnya, tetapi Stella Lee memberikan senyum anggun padanya, seketika wajahnya memerah lagi.

Pada saat itu, Aiden Wen sangat merendahkan diri dan jatuh cinta pada Stella Lee. Dia hanya bisa diam-diam baik pada Stella Lee. Dia sama sekali tidak berharap bisa bersama Stella Lee.

Tapi Aiden Wen tidak menyangka, Stella Lee benar-benar bersama dirinya.

Stella Lee dikelilingi oleh banyak pria yang lebih baik daripada dirinya. Namun, Stella Lee malah memilih dirinya dan bertahan selama empat tahun. Ketika lulus dari Universitas, Stella Lee dengan tegas mau menikah dengannya.

Pada hari pernikahannya, Aiden wen bersumpah untuk bersikap baik kepada Stella Lee seumur hidupnya. Namun, sejak kapan sumpah dan hatinya berubah?

Aiden Lee menggelengkan kepalanya kesakitan. Dia tidak tahu mengapa dia seperti ini. Dia hanya merasa bahwa Stella Lee sudah menikah dengannya. Jadi, dia baik atau buruk kepada Stella Lee, Stella Lee pasti tidak akan meninggalkan dirinya.

Mungkin, perasaannya terhadap Stella Lee berangsur-angsur pudar dengan cara ini.

"Apa kamu membawa surat cerai?" tanya Stella Lee yang suaranya tidak terdengar gemetar. Dari hari ketika dia menemukan kebenaran, dia cukup menangis. Dia lelah sekarang, jadi dia tidak ingin menangis lagi.

"Stella, kita benar-benar tidak bisa kembali?" Aiden Wen menatap Stella Lee dengan penuh harap, "Aku tahu aku salah. Aku mohon padamu. Aku hanya kehilangan akal untuk sementara waktu. Bisakah kamu memberiku kesempatan lagi? Gabriella masih sangat kecil, tapi kita bercerai begitu saja. Dia pasti sangat sedih!"

Mendengar Aiden Wen menyebut putrinya, yaitu Gabriella, mata Stella Lee bergetar sejenak, dan kemudian mendapatkan kembali ketegasannya, "Aku pikir, daripada membiarkan Gabriella hidup dalam keluarga tanpa cinta, lebih baik membiarkannya mengenali kenyataan dan menjadi lebih kuat. Dia harus selalu mengerti bahwa kehidupan ada yang namanya berkumpul dan berpisah."

Setelah Stella Lee selesai bicara, dia menundukkan kepalanya. Meskipun hatinya berat, matanya tidak lagi lembab. Dia menghirup napas dalam-dalam. Stella Lee lalu menatap Aiden Wen sambil tersenyum, "Berikan surat perceraiannya padaku."

Aiden Wen menggertakkan gigi, pada akhirnya dia dengan enggan memberikan surat perceraian kepada Stella Lee.

Stella Lee dengan tenang melihat isi surat perceraian sampai halaman terakhir.

"Untungnya, isi surat perceraian sangat rinci dan penjelasannya sangat jelas. Tapi, aku sangat berterima kasih kamu berinisiatif memberikan Gabriella padaku," kata Stella Lee. Setelah itu, dia mengambil pena di atas meja dan menandatangani surat perceraian.

Aiden Lee melangkah maju, tetapi tidak berani berhenti, menyaksikan Stella Lee menandatangani surat perceraian itu.

Stella Lee menarik napas dalam-dalam dan menyerahkan salah satu perjanjian perceraian kepada Aiden Wen, "Kita memiliki dua salinan surat perceraian. Mari kita dapatkan sertifikat perceraian besok."

Aiden Wen menundukkan kepalanya dan melihat tanda tangan pada perjanjian perceraian. Dia tidak menjawab dan enggan untuk pergi.

Stella Lee segera berbalik memunggungi Aiden Wen, "Sekarang setelah semuanya selesai, kamu juga harus pergi."

"Aku..." Aiden Wen menatap Stella Lee, tapi dia tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya dia membuka pintu dan keluar.

Sampai saat Aiden Wen keluar, Stella Lee akhirnya duduk tak berdaya di ranjang rumah sakit. Meskipun menyakitkan terkena pisau tajam, itu lebih baik daripada disiksa oleh pisau tumpul.

Pada saat ini, Fellis An dan Paman Lee serta Bibi Lee memasuki kamar rumah sakit, mereka menatap Stella Lee dengan cemas.

Stella Lee tersenyum pada mereka bertiga, "Kenapa menatapku dengan sedih? Surat perceraian sudah ditandatangani. Aiden Wen dan aku akan mendapatkan sertifikat perceraian besok!"

Fellis An menatap Stella Lee yang lelah tetapi masih tersenyum. Dia bertanya ragu-ragu, "Stella, apa yang kamu rencanakan selanjutnya?"

"Aku ingin bepergian keliling dunia!" kata Stella Lee dengan nyaman bersandar di bantal. "Sejak aku lulus dari Universitas, aku sudah terikat oleh keluarga dan pekerjaan. Aku telah melupakan mimpiku selama ini."

Setelah Stella Lee selesai bicara, dia memandangi kedua orangtuanya lagi, "Ayah, ibu... saat aku melakukan perjalanan keliling dunia nanti, tolong jaga Gabriella, ya?"

"Tentu saja! Aku lega jika kamu berpikir untuk bersantai,” kata Paman Lee dengan cepat mengangguk dan setuju.

Stella Lee tersenyum pada ayahnya, lalu melihat ke Fellis An dan berkata, "Fellis, kamu sudah sibuk sepanjang hari. Kembalilah dan istirahatlah. Aku punya orang tua di sini bersamaku. Dan juga... terima kasih.”

"Masih saja berterima kasih padaku!” kata Fellis An sambil menatap Stella Lee dengan teguran. Pelan-pelan dia merasa lega. Stella lee tampaknya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Sekarang urusan Stella Lee telah diselesaikan, hari juga hampir malam. Fellis An merasa dirinya harus pulang dan berbenah. Dia juga harus menjemput Joy. Dia juga tidak segan, jadi dia mengangguk dan meninggalkan rumah sakit.

Ketika Fellis An sudah berbenah, dia bersiap untuk menjemput Joy dari sekolah, dia tidak menyangka saat membuka pintu melihat Joy berdiri di depannya. Selain itu, di samping Joy ada Alexander Gu yang berdiri dengan luar biasa!

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu