The Comeback of My Ex-Wife - Bab 57 Terdengar Palsu

"Benar, Tuan Gu," nada bicara Fellis yang sangat formal membuat Alexander merasa tak nyaman, "Rancangan awalnya sudah selesai, jadi saya ingin mengukur sebentar ukuran baju Nyonya Gu."

Ah! Fellis merasa hancur di dalam hatinya. Tuan dan Nyonya Gu, meskipun aku ingin hidup yang baru, tak berarti aku memaafkan kalian. Kudoakan kalian rukun selalu lalu keluar jalur dan bunuh diri!

"Ng, kecepatan kerjamu boleh juga, tapi bagaimana hasilnya, itu hal lain," Alexander melihat tumpukan dokumen di atas mejanya, tiba-tiba merasa kesal.

"Tuan Gu, saya mengerjakan karya saya dengan hati seratus persen, tapi mengenai Anda puas atau tidak, itu hal lain. Karena kalau Anda tidak suka, karyaku pun tidak akan ada bagusnya!" kata Fellis datar.

Saat Alexander mendengar hal ini, ia terkejut. Kata-kata ini, sepertinya pernah ia ucapkan pada Fellis. Saat ia mengajukan gugatan cerai waktu itu, Fellis bertanya padanya: apa yang tidak bagus darinya, ia bisa mengubahnya.

Alexander ingat bagaimana jawabannya saat itu: karena ia tak menyukai Fellis, maka Fellis tak ada bagusnya!

Alexander tak tahu aakah Fellis mengatakan hal ini dengan maksud tertentu atau tidak, "Fellis, apa kau masih membenciku?"

"Haha," Fellis tertawa dingin, "Direktur Gu, yang mencampakkanku saat itu adalah kau, yang hidup bahagia bersama wanita lain adalah kau, dan yang mengalami hari-hari lancar juga adalah kau. Tapi bagaimana denganku? Dicampakkan orang, hidup terombang-ambing, terdesak di apartemen sempit, dan di saat yang paling sulit, aku makan mi instan selama sebulan penuh! Selanjutnya jangan tanya lagi apakah aku membencimu, aku takut seketika tak bisa menahan diri lalu meledak!"

"Tapi, saat aku memberimu kompensasi perceraian waktu itu, kau bisa mengambilnya dan hidup dengan sangat baik!" Seumur hidup, Alexander sangat jarang merasa takut, tapi di malam turun hujan itu, ia memaksa Fellis untuk bercerai, juga memaksa untuk memiliki Fellis, sampai membuat Fellis meninggalkannya tanpa mengucapkan selamat tinggal. Ia tak pernah bisa melupakan hal itu!

Kalau Fellis menerima uang itu, ia bisa menganggap dirinya impas, tapi, Fellis yang tidak terima dan kehidupannya yang berantakan di mata Alexander, membuatnya merasa pusing dan tak bisa berbuat apa-apa!

"Haha, Alexander, kau berhutang padaku, bagaimana bisa kau menebusnya dengan uang?" kata Fellis geram, "Aku tak akan pernah menerima uang itu apapun yang terjadi. Aku ingin membuat satu-satunya hatimu yang baik itu merasa tak tenang seumur hidup!"

"Felis!" Alexander pun tak bisa menahan suaranya. Ia yang sangat cerdik di bidang bisnis, kini sedikit kelabakan, "Demi uang, kau bisa menemani orang minum; demi uang, kau bisa membuat baju untuk istriku, apakah ini semua perbuatan yang berintegritas? Ini tidak ada bedanya dengan kau menerima uangku lalu hidup dengan tenang!"

"Ada bedanya!" Fellis meninggikan suaranya setinggi suara Alexander, "Entah itu menemani orang minum, atau membuat baju untuk istrimu, ini semua kulakukan demi tak menerima uangmu. Aku bisa hidup baik dengan bersandar pada kemampuanku sendiri! Aku mau kau tahu, kau selamanya berhutang padaku!"

Setelah mengatakannya, Fellis menarik napas dalam-dalam. Ia mengingatkan dirinya dalam hati kalau itu semua adalah masa lalu, sekarang ia sudah terlalu emosi. Ia boleh memilih untuk tidak memaafkan, tapi ia tak boleh menjadi wanita pendendam!

Fellis berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Jadi, Direktur Gu, setelah aku menerima begitu banyak penderitaan, apa kau ingin aku menerima uangmu dengan tersenyum, lalu bilang kalau aku memaafkanmu, dan membuatmu hidup tanpa rasa bersalah? Kuberitahu kau, mimpi!"

Brak! Alexander membanting teleponnya dengan keras. Matanya yang biasanya hanya menunjukkan sorot dingin, saat ini juga sedang terbakar amarah: wanita ini sungguh keterlaluan!

Sementara itu, mendengar nada putus di ujung telepon, Fellis duduk terkulai di atas sofa.

"Ah..." Fellis mendesah ringan. Karena emosinya, urusan mengukur baju Ellie jadi tertunda!

Ia masih belum memiliki cara untuk berkomunikasi dengan Alexander, hanya lewat Jacksonlah ia bisa menghubunginya.

Tapi, meskipun hari itu Jackson belum menyatakan perasaannya, keduanya sudah sama-sama tahu. Sekarang kalau ia meneleponnya untuk mengatakan urusan tentang mengukur baju Ellie, pasti akan sangat canggung!

Memikirkan hal ini, Fellis jadi makin tak tenang. Ia bergulung-gulung di atas sofa yang sempit dengan kesal...

Tiba-tiba...

Bruk! Fellis terjatuh dari sofa.

Fellis duduk sambil ingin menangis rasanya. Ia memijat-mijat pantatnya yang sakit sambil mengasihani dirinya sendiri: energi magnetik Kota H ini pasti tak sesuai dengannya, semenjak datang kemari, satu demi satu kejadian tak menyenangkan terjadi padanya.

Tepat di saat ia mulai tenggelam dalam mitos itu, ponselnya berbunyi.

Fellis mendapati sederet nomor asing. Ia pun mengangkat teleponnya dengan sedikit ragu.

"Halo, Nona An?" Suara di ujung telepon sana sangat sopan, dan lumayan merdu.

"Benar, ini siapa?"

"Saya asisten direktur Perusahaan Besar Gu, Martin Gao."

Mendengar perkenalan dari pihak seberang, Fellis langsung mencibirkan bibirnya. Barusan ia merasa suara tuan ini lumayan merdu, tapi begitu mendengar kalau dia adalah asisten Alexander, kesan pertamanya langsung turun drastis: suaranya sesopan ini, terdengar sangat palsu, entah sudah membantu Alexander mengerjakan berapa banyak bisnis kotor!

"Halo, Tuan Gao, ada yang bisa dibantu?"

"Begini, Nona An, Direktur berpesan pada saya agar mengatur jadwal untuk pengukuran baju Nyonya Gu," Mendengar suara Fellis yang naik-turun dan perubahan emosinya yang bervariasi, ia merasa sangat menarik!

Ia belum tahu kalau Nona An yang berbicara di telepon ini adalah wanita yang 4 tahun lalu menikah dengan Alexander, namun belum pernah ditemuinya.

"Baik, baik!" Fellis segera mengangguk-angguk seperti ayam yang sedang mematuk jagung. Ia tak mengira kalau Alexander masih bisa bersikap profesional setelah ia 'mencekiknya' tadi.

Sementara saat ini Alexander tengah menyesal. Ia tak tahu mengapa setelah menutup telepon tadi ia masih menyuruh Martin untuk mengaturnya!

Ia seharusnya menelepon pimpinan perusahaan Fellis untuk melaporkan sikapnya, lalu membuat Fellis disapu keluar!

"Mobil sudah disiapkan untuk Anda, sekitar 20 menit lagi akan sampai di depan apartemen Anda. Mohon bersiap-siap," kata Martin sopan.

"Baik, terima kasih," Fellis akhirnya menghembuskan napas lega. Ia bisa melanjutkan pekerjaannya, tanpa perlu menghubungi Jackson!

20 menit kemudian, Fellis yang sudah menyiapkan semuanya sudah duduk di atas mobil.

Mobil mewah itu membawa Fellis keluar dari daerahnya yang terpencil menuju ke pusat kota yang ramai, lalu sampai di daerah perumahan, perlahan mendekati vila mewah Alexander.

Mobil membawa Fellis masuk ke dalam vila itu. Melihat pemandangan yang familiar ini, hati Fellis dipenuhi ribuan rasa yang tak terungkap.

Teringat 5 tahun lalu, ia masuk ke vila ini dengan penuh sukacita, berharap dapat hidup berdampingan selamanya dengan Alexander, tapi tak disangka hanya lewat setahun ia sudah harus meninggalkan tempat ini.

Dan selama 4 tahun berikutnya, ia bukan lagi nyonya atas rumah ini, melainkan karena hendak membuatkan pakaian untuk nyonya rumah ini, ia menginjakkan kaki di sini!

Mobil yang mengangkut Fellis perlahan-lahan berhenti. Bibi Lee yang sudah sejak tadi menunggu di depan pintu segera menyambut Fellis.

"Halo, Nona, Nyonya kami..." Belum selesai bicara, Bibi Lee langsung terdiam begitu melihat Fellis.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu