The Comeback of My Ex-Wife - Bab 243 Pergi!

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Fellis An setelah berbalik melihat Alexander Gu berdiri di pintu dapur. Sosok tinggi itu menghalangi cahaya dari ruang tamu. Dia berbalik dan mengulurkan tangan untuk menyalakan lampu di dapur.

"Untuk membantumu," kata Alexander Gu sambil tersenyum dan berjalan ke sisi Fellis An.

Fellis An mengabaikan kata-kata Alexander Gu. Dia menaruh almond, hazelnut, dan nasi bersama-sama dalam toples porselen dan menyalakan api.

Saat Fellis An memotong brokoli, dia berkata dengan tak percaya, "Kamu mau membantuku? Kamu ini Direktur Perusahaan Besar Gu, memangnya kamu bisa memasak?"

Saat melihat brokoli hijau, dan melihat Fellis An yang bergelut dengan pisau yang tidak terburu-buru, terlihat menjadi bunga kecil. alexander Gu mengangkat sudut mulutnya dan menjawab, "Bisa sedikit."

"Kenapa aku dulu tidak tahu kamu bisa sedikit?" tanya Fellis An sambil menempatkan sebagian dari potongan brokoli di atas piring putih.

"Beberapa tahun ini baru belajar..." kata Alexander Gu. Saat bicara sampai di sini, dia tiba-tiba berhenti berbicara. Waktu itu karena dia terlalu mengkhawatirkan Ellie Gu yang tubuhnya selalu lemah dan tidak suka makan. Dia menyayangi Ellie Gu, jadi dia belajar memasak makanan dengan koki, membujuk Ellie Gu untuk makan.

Tapi sekarang memikirkan semua itu, benar-benar konyol!

Alexander Gu mengingat masa lalu, dia tidak tahan untuk mengejek dirinya sendiri.

Tapi, di mata Fellis An, Alexander Gu yang tertawa seperti ini malah terlihat seperti memikirkan sesuatu yang bahagia.

Fellis An menundukkan kepala, bahkan jika Alexander Gu tidak meneruskan bicaranya, dia bisa menebak. Alexander Gu belajar memasak, pasti karena istrinya, yaitu Ellie Gu.

Tapi, apa hubungannya dengan Fellis An? Saat memikirkan sampai di sini, dia terus memotong sayuran tanpa ekspresi.

Alexander Gu tentu saja juga memerhatikan bahwa, seolah-olah karena kata-katanya yang tidak disengaja, suasana dapur menjadi sedikit tidak beres, jadi dia dengan cepat mengubah topik, "Sekarang bagaimana dengan masalah temanmu itu?"

"Semua sudah selesai." Berbicara tentang Stella Lee, suasana hati Fellis An jauh lebih baik secara tidak sadar. Dia meletakkan semua potongan brokoli di piring, dan kemudian mulai membuat bakso. "Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Aiden Wen. Awalnya berdebat tidak mau bercerai. Tapi kemarin dia tiba-tiba pergi menemui Stella, bahkan membawa surat perceraian juga."

Pada titik ini, Fellis An menghentikan pekerjaannya, lalu menghela napas, "Pada awalnya, Stella dan Aiden Wen adalah pasangan emas. Pada saat itu, Aiden Wen sangat menyayangi dan memanjakan Stella. Aiden Wen bahkan takut apa yang ada di dalam mulut Stella jatuh, sampai-sampai tangannya menjadi wadah. Aiden Wen juga belajar memasak. Pada saat mereka menikah, Aiden Wen terus menyayangi dan memanjakan Stella, membuat Stella seperti seorang putri. Tidak akan membiarkan kedua tangan Stella menyentuh pekerjaan. Tapi...”

Fellis An menggelengkan kepalanya dan terus membuat bakso, "Tapi tidak tahu sejak kapan, mencuci baju, memasak, perlahan menjadi tugasnya Stella. Dan lagi, Aiden Wen menyia-nyiakan Stella. Dan pada akhirnya, pergi mencari wanita lain."

Alexander Gu melihat wajah Fellis An dari sebelah, dia hanya melihat Fellis An menunduk sambil tersenyum tipis. Alisnya terlihat sedikit jarang. Hidungnya bersinar. Rambutnya di belakang telinganya meluncur perlahan karena dia menundukkan kepalanya untuk membuat bakso.

Alexander Gu tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan dan mencoba menyelipkan rambut Fellis An ke belakang telinga.

Tanpa diduga, Fellis An dengan cepat melesat ke samping dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"

Tangan Alexander Gu membeku di udara, dan kemudian dia mengambilnya kembali. Dia berkata sambil tersenyum, "Aku melihat tepung di hidungmu. Aku ingin membantumu membersihkannya."

"Eh? Mana?" tanya Fellis An yang menoleh sambil melihat Alexander Gu.

Mata Alexander Gu berlama-lama menatap wajah Fellis An. Lalu dia tersenyum, "Sekarang sudah tidak ada. Mungkin aku hanya terpesona."

"Membosankan." Fellis An memutar matanya dan terus membuat bakso.

Alexander Gu sama sekali tidak marah saat Fellis An mengejeknya. Tetapi dia hanya melanjutkan topik yang baru saja dibicarakan, "Suami temanmu pergi mencari wanita lain, lalu?"

"Tidak ada lalu, ya bercerai!" kata Fellis An dengan sedikit marah, "Ketika awal terkejar, wanita dibuat terheran. Si pria bisa menyayangi si wanita sampai titik darah penghabisan. Kemudian, wanita merasa kesal dan sedih, si pria juga bisa merasa bosan! Karena itu, semua pria itu busuk yang tidak tahu cara menghargainya! "

Setelah selesai bicara, Fellis An menatap Alexander Gu dengan marah. Dia mulai teringat sekarang, apa yang Alexander Gu lakukan padanya pada malam saat turun hujan empat tahun yang lalu!

Alexander Gu yang ditatap Fellis An dengan suasana hati yang berubah itu, hanya menunjukkan wajah tidak bersalah, "Kenapa saat berbicara, kamu malah menatapku?"

Fellis An tidak ingin terlalu banyak berdialog dengan Alexander Gu, dan langsung berkata dengan dingin, "Sebenarnya, aku tidak perlu bantuan sekarang. Karena Joy mengajakmu makan bersama, aku juga akan menghormati keinginannya, tapi aku harap setelah kamu makan, kamu langsung pergi.”

"Aku..."

"Kamu apa? Jangan menunda waktuku memasak!" kata Fellis An. Setelah itu, dia langsung menyuruh Alexander Gu keluar dari dapur.

Alexander Gu menggelengkan kepalanya tak berdaya. Akhirnya, dia menuju ke ruang tamu. Dia duduk di sofa kulit di ruang tamu dan menyentuh meja kayu mahoni lagi. Dia menemukan bahwa meja mahoni terbuat dari bahan-bahan yang indah dan memiliki aroma kayu yang samar. Baru kemudian dia mengangguk puas. Kemampuan Susan dalam memilih furnitur memang bagus! Batinnya puasa.

Namun, jika Fellis An tahu bahwa semua perabotan yang diberikan Kimberly adalah Alexander Gu sendiri yang membelikannya, reaksi apa yang akan Fellis An berikan padanya? Mungkin akan membuang perabotan ini secara langsung. Alexander Gu menggosok dahinya tanpa daya. Jadi, lebih baik jangan biarkan Fellis An tahu.

Pada saat ini, Joy yang berada di ruangan, keluar dengan buku gambar. Dia pertama-tama melihat ke arah dapur, lalu menatap Alexander Gu yang bersandar malas. Dia bertanya, "Paman Gu, kenapa kamu tidak pergi ke dapur untuk membantu ibuku?"

"Ibumu mengusirku," jawab Alexander Gu sambil mengangkat bahu.

"Benar-benar payah!" kata Joy sambil menggelengkan kepala. Dia berjalan ke arah Alexander Gu dengan buku bergambar di tangannya, "Paman Gu, bisa belajar sedikit saja bicara dengan baik, tidak? Jika tidak, nanti ibu marah!"

"Aku, sepertinya aku tidak mengatakan apa-apa!" kata Alexander Gu sambil menatap Joy yang sedang menceramahinya. Dia tertawa sambil menangis.

"Tidak mengatakan apa-apa, namanya juga tidak bisa bicara baik!” kata Joy dengan serius menggelengkan kepalanya, "jika paman tidak ada yang ingin dikatakan, kalau begitu puji ibuku! Bilang saja ibuku cantik, tubuhnya bagus!”

"Oh ya?" Alexander Gu mengerutkan kening. "Jika mengatakan dia cantik, sepertinya Fellis An tidak akan menyukainya!”

"Jika kamu tidak percaya, lihat saja!" Setelah Joy selesai bicara, dia langsung meletakkan buku gambar yang ada di pelukannya, lalu berbalik dan berlari ke dapur.

Alexander Gu berdiri dengan penuh minat, mengikuti Joy yang memasuki dapur.

Alexander Gu melihat Joy yang berdiri di samping Fellis An yang sedang memotong sayuran. Joy mengangkat wajah kecilnya dan berkata dengan sangat tulus, "Ibu, sepertinya ibu kelihatan lebih cantik daripada kemarin."

"Aduh, Joy putraku sangat hebat!" Fellis An yang sedang memotong sayuran, saat mendengarkan perkataan Joy langsung seperti melepaskan semua kemarahan. Dia langsung meletakkan pisaunya, membungkuk untuk memberi Joy sebuah ciuman yang manis di wajah Joy.

"Ibu juga hebat!" Joy yang mendapat ciuman manis, tersenyum penuh kemenangan, lalu berlari keluar dari dapur dan duduk di sofa sambil menggoyangkan kaki kecilnya.

Alexander Gu duduk di depan Joy sambil tersenyum, dan berkata, "Joy, kamu hebat juga!"

"Tentu saja," kata Joy sambil menggerak-gerakkan alisnya, “Sekarang lakukan seperti yang aku katakan, pergilah memuji ibuku."

"Sekarang?"

"Tentu saja!” kata Joy sambil mengangguk dengan sungguh-sungguh.

"Baiklah." Alexander Gu tidak yakin, tapi dia berjalan menuju dapur. Lagi pula, dia tidak yakin apa yang ingin didengar oleh seorang Fellis An. Jadi, dia mencobanya, itu juga bukan masalah besar!

Saat berpikir tentang hal ini, Alexander Gu sudah sampai di depan Fellis An.

"Ada apa?" Fellis An juga tidak menatap Alexander Gu, dia memotong sayuran sambil bertanya kepada Alexander Gu.

Alexander Gu menatap Fellis An, dia berusaha membuat matanya terlihat setulus Joy, "Fellis An, kamu terlihat lebih cantik daripada kemarin!"

"Pergi!"

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu