The Comeback of My Ex-Wife - Bab 2 Kalau Aku Tidak Pergi, Bagaimana?

“Ini adalah desainer yang baru bekerja di perusahaan kami, General Manajer Tsu menyukai desainnya sejak pandangan pertama, sehingga ia menunjuknya sendiri untuk menghadiri pesta ini," kata Wakil Manager Hu, dalam sekali lihat ia pun mengetahui bahwa Direktur Wang tertarik pada Fellis, maka ia segera menyingkir ke samping, memberi isyarat pada Fellis untuk berbicara pada Direktur Wang.

"Halo, Direktur Wang, nama saya Fellis An," ujar Fellis memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Direktur Wang.

"Direktur Wang adalah distributor kain terbesar di perusahaan kita," kata Wakil Manager Hu memperkenalkan.

Fellis tersenyum tanda mengerti, ia pun maju dan bersulang dengan Direktur Wang, "Mudah-mudahan ke depannya bisa terus bekerja sama dengan Direktur Wang."

Melihat senyuman di wajah Direktur Wang merekah hingga ke semua kerutan wajahnya, Wakil Manager Hu pun berkata, "Kalian mengobrollah, aku ke sana dulu untuk menyapa Direktur Lee."

Setelah Wakil Manager Hu pergi, Direktur Wang melangkah maju selangkah, ia hampir menempel ke tubuh Fellis, ia pun berkata, "Nona An, ini kartu namaku..."

Aroma harum tubuh Fellis, bagaikan sepasang tangan kecil yang mengelitik hati Direktur Wang.

"Terima kasih, Direktur Wang," kata Fellis segera menerima dan menyimpannya, di saat yang bersamaan ia menampakkan senyuman yang tulus namun juga tampak menggoda, tetapi tubuhnya malah mundur selangkah tanpa disadari oleh orang lain, ia menjaga jarak yang pantas dengan Direktur Wang.

Setelah berbincang beberapa saat, Fellis dengan cekatan membuat Direktur Wang memahami lebih jauh mengenai Perusahaan Garment Keluarga Tsu, di saat itu pula, Direktur Wang pun menyadari kemampuan Fellis tidak lebih buruk dibandingkan penampilannya, ia pun mengubah pandangannya terhadap Fellis.

Sekarang, Fellis dan Direktur Wang sudah mendapatkan informasi-informasi yang berguna, Fellis memberi hormat pada Direktur Wang, kemudian berjalan ke arah Wakil Manager Hu.

"Huft..." Fellis menghela napas dan meletakkan gelas wine-nya, tidak sia-sia mengobrol selama itu!

"Bagaimana?" Tanya Wakil Manager Hu segera setelah melihat Direktur Wang sudah pergi.

"Lumayan," ujar Fellis merendahkan diri, "Direktur Wang bilang, kalau perusahaan kita bekerja sama dengan tulus, jika menambah kuota permintaan barang, ia akan menurunkan harga barangnya hingga 80% untuk perusahaan kita."

"Bagus!" Puji Wakil Manager Hu sambil menganggukkan kepalanya dengan puas, "Perusahaan kita sedang berencana memperbesar kuota produksi, pemesanan yang akan kita lakukan pada perusahaan Direktur Wang pasti akan lebih banyak, sekarang harga kain sudah diturunkan, keuntungan yang didapat perusahaan kita akan bertambah."

"Fellis, bagus sekali tindakanmu, ke depannya masalah Direktur Wang akan menjadi tanggung jawabmu," ujar Wakil Manager Hu, ia selalu bisa memakai orang, sekarang pekerjaan Fellis sebaik ini, ia tentu akan memberinya penghargaan.

Setelah itu, Fellis mengikuti Wakil Manager Hu bertemu dan mengobrol dengan beberapa bos bergengsi, di saat ini, Fellis maju dan mundur secukupnya.

Akhirnya, mereka sudah menemui hampir semua orang penting, Fellis sudah minum cukup banyak bir, ia merasa wajahnya kaku akibat terus tersenyum, setelah izin pada Wakil Manager Hu, Fellis pun berencana ke kamar mandi untuk membetulkan riasannya.

Di vila kediaman keluarga Lin lantai 2, di kamar mandi pribadi keluarga Lin...

Alexander tak henti-hentinya menepuk pelan punggung Ellie, dengan khawatir memandangnya yang sedang menunduk dan muntah, ia bertanya, "Ellie, apa kamu sudah merasa baikan?"

"Uhuk..." Ellie hanya bisa menjawab Alexander dengan suara muntah yang menyayat hati.

Ellie memegangi dadanya, alis tipisnya yang hitam itu sedikit merengut, bibir merah yang awalnya ranum bagaikan buah ceri itu sedikit memucat.

Karena tidak henti-hentinya muntah, mata indahnya berkaca-kaca, pipi putihnya yang halus bak keramik juga menjadi agak pucat, Alexander melihatnya dengan perasaan yang sangat iba.

"Alexander, kamu juga jangan terlalu cemas, Ellie hanya sedikit tidak enak badan," ujar kakak sepupu Ellie, yang juga merupakan manager departemen pemasaran di Perusahaan Besar Keluarga Gu, dan pengurus vila keluarga Gu, Wayne Zhou, meskipun wajahnya juga sama khawatirnya dengan Alexander, tetapi ia tak henti-hentinya menenangkan Alexander.

"Seharusnya aku minta Ellie beristirahat di rumah, jelas-jelas tahu tubuhnya sangat lemah, aku malah masih memintanya datang," keluh Alexander melihat Ellie yang menderita dengan nada bicara yang sangat menyesal.

"Ti, tidak apa-apa..." Kata Ellie sambil mengangkat wajah putihnya yang mungil, ia memandang Alexander dan memaksakan untuk tersenyum, ia sangat mengerti perasaan orang lain. "Alexander, aku sudah baikan, jangan khawatir, aku, uhuk..."

Sebelum selesai berbicara, Ellie segera menunduk dan muntah lagi, dengan kesakitan ia memegangi dada, namun tak bisa mengeluarkan muntahannya.

Kemarin malam Ellie memang tidak beristirahat dengan baik, ditambah lagi hari ini banyak kegiatan, karena ini pesta, makanan yang ia makan beraneka ragam, ia yang awalnya sudah tidak enak badan, sekarang juga sakit perut.

"Ellie, setelah ini kita akan segera pulang, aku akan memanggil dokter pribadimu," ucap Alexander dengan lembut sambil merangkul bahu Ellie.

"Tidak perlu," kata Ellie kemudian muntah lagi, baru ia mengangkat kepalanya lagi, "Ini pesta teman baikmu, aku tidak boleh merusak kesenangan."

"Alexander, benar kata Ellie, bagaimanapun, ini adalah pesta ulang tahun sahabatmu, Ellie sebagai istrimu juga sudah seharusnya datang, kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri," kata Wayne bermaksud menenangkan, ia terus memandang tangan Alexander yang terus merangkul bahu Ellie itu, dari matanya tampak suatu perasaan yang sulit diungkapkan.

"Tapi, kalau kamu seperti ini aku benar-benar tidak tenang," kata Alexander membujuknya dengan sabar sambil menggeleng, "Ellie, menurut ya, mari kita pulang, oke?"

"Tapi..."

"Tak, tak, tak..."

Suara hak sepatu yang mengetuk lantai pun terdengar, memutus perkataan Ellie, Fellis yang sedikit mabuk melihat antrian toilet di lantai 1 sangat ramai, ia pun mabuk lumayan parah dan ia ingin cepat sadar, sehingga ia tertatih-tatih mencari toilet sampai ke lantai 2, dengan mata buram ia melihat ada 3 bayangan orang di dalam toilet.

Alexander mengkhawatirkan keadaan Ellie sehingga tidak memperhatikan siapa yang datang, ia hanya menoleh pada Wayne, mengisyaratkan padanya untuk cepat mengusir orang itu.

Wayne pun mengangguk, kemudian berjalan ke arah Fellis.

"Nona, toilet ini adalah toilet pribadi, mohon keluar," kata Wayne dengan tegas di hadapan Fellis.

"Eh? Kenapa bisa ada pria di sini?" Tanya Fellis sambil mengedip-ngedipkan mata mabuknya yang sedikit berair, tanpa mempedulikan kata-kata Wayne, dengan jari lentiknya, ia menunjuk Wayne sambil berkata, "Tuan, yang benar mohon Anda yang keluar."

Saat itu, Ellie yang sedang memegangi dadanya itu menoleh memandang wanita cantik yang sedang berdebat dengan Wayne di kejauhan itu, seketika dalam hati ia merasa sedikit tidak senang, ia mendongak memandang Alexander, dengan suara lemah dan manja ia berkata, "Alexander, wanita itu mencari masalah tanpa alasan."

"Jangan marah, aku akan segera mengusirnya," kata Alexander menenangkannya sambil menepuk punggung Ellie, kemudian berbalik dan berjalan ke arah Fellis.

Alexander hanya tersenyum lembut di hadapan Ellie, di depan orang lain, ia selalu sedingin es, jadi, sebelum Alexander sampai ke hadapan Fellis, suara dinginnya sudah terdengar, "Enyahlah."

Fellis yang sedang berdebat dengan Wayne, begitu mendengar suara yang dingin itu, ia tertawa, sambil memandang orang yang menghampirinya itu, ia bertanya dengan jelas, "Kalau aku tidak pergi, bagaimana?"

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu