The Comeback of My Ex-Wife - Bab 122 Berakting dengan baik

Tidak lama kemudian, Jackson mengantar Fellis dan Joy sampai ke rumah.

Di bawah bantuan bantuan kakak pemilik kos, setelah mengatur Joy dengan baik, dia turun ke bawah bersama Jackson.

“General Manager Tsu, masalah hari ini, sangat terima kasih padamu.” Fellis menunduk, angin malam meniup rambutnya yang memang sudah berantakan, membuat diri Fellis sepenuhnya terlihat sangat lesu sekali.

“Tidak usah terima kasih.” Jackson menggeleng pelan, dia menunduk dan memikirkan dalam-dalam, lalu berkata pada Fellis, “Fellis, kalau ada hal yang kamu tidak bersedia katakan, aku pasti tidak akan memaksamu untuk bicara. Hanya saja, aku harap kamu ingat, jika kamu perlu bantuan, ingatlah orang yang pertama kamu ingat adalah aku.”

Mendengar kata dari Jackson seperti sebuah janji, Fellis yang selalu takut dan tidak tenang tidak mungkin tidak menjadi terharu.

Dia mengangkat kepala dan melihat Jackson, dia mendapatkan mata Jackson tetap begitu ramah dan terang : sekali-sekali memiringkan kepalanya, sekali-sekali tersenyum, kadang alisnya mengernyit kencang, semuanya membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan.

Jackson berbakat, latar belakang yang baik, hati yang baik, dirinya punya kebaikan apa yang bisa mendapatkan rasa suka dari Jackson?

Fellis menggeleng, dia menyembunyikan rasa harunya yang dalam ke dalam hatinya, dia menundukkan wajahnya, berkata : “Terima kasih, General Manager Tsu. Tapi, aku tidak ingin berutang banyak padamu.”

“Fellis, boleh tidak kamu jangan terlalu keras kepala?” Jackson meletakkan tangannya ke bahu Fellis, agar dia melihat dirinya, “Aku membantu kamu, semua itu atas kerelaan aku sendiri. Tidak menginginkan pengorbanan apapun darimu, mohon kamu jangan merasa tertekan, juga mohon kamu agar tidak begitu pasti untuk menolakku.”

“General Manager Tsu……” Fellis mundur selangkah, menjaga jarak dengan Jackson, “Aku sangat berterima kasih kamu bisa membantuku. Tetapi, aku telah berutang banyak padamu, sangat banyak, aku takut tidak sanggup membalasnya, juga tidak bisa membalas.”

“Sudah kukatakan, aku tidak meminta apapun darimu!” Jackson menggeleng cemas, “Fellis, mohon kamu percaya padaku! Aku hanya ingin membantumu saja, masa kesempatan seperti ini pun tidak ingin kamu beri untukku?”

“Aku hanya tidak ingin diriku memikul terlalu banyak.” Fellis menggeleng, dia menarik napas dalam, terakhir menatap Jackson, “Terima kasih untuk masalah hari ini! Sampai jumpa General Manager Tsu, aku kembali dulu. Hati-hati di jalan!”

Selesai bicara, Fellis dengan cepat naik ke lantai atas, hanya meninggalkan punggungnya untuk Jackson.

Jackson berdiri lama di tempat, baru melangkahkan kaki dan pulang dengan tanpa semangat.

******

Di sini, setelah Jackson pergi membawa Fellis dan Joy, hanya sisa Alexander, Kimberly, dan Warren.

Warren yang dari tadi melihat perkembangan situasi masalah dan tidak mengeluarkan suara apapun mulai sadar kembali, dia menghela napas, dan mengetahui di almanak pasti tertulis tidak cocok keluar rumah hari ini.

Meskipun Warren tidak tahu mengapa masalah bisa menjadi seperti ini. Namun, dia juga bisa melihat, hubungan Fellis dan Alexander tidak begitu sederhana.

Hanya saja, masalah ini jika dia tidak seharusnya tahu, maka dia pasti tidak akan banyak mulut untuk banyak bertanya.

Berpikir sampai di sini, Warren berjalan ke depan Alexander, seperti tidak terjadi masalah apa pun, bertanya pada Alexander : “Kakak ketiga, apa masih ingin pergi makan malam bersama?”

Alexander yang sedari tadi masih berpikir dengan alis mengkerut, sikap benci dari Joy padanya, dan rasa senangnya terhadap Jackson, membuat sekujur tubuhnya merasa tidak nyaman.

Dia hanya ingin menggendong anak itu! Tetapi, sepertinya anak itu tidak menyukai dirinya, kalau begitu dia, sudah waktunya harus melakukan sesuatu.

“Pergi, tentu saja pergi.” Walau ada gelora apa pun dalam hatinya, Alexander segera kembali pada keadaan normal dan tanpa ekspresi.

“Baiklah.” Warren tahu diri untuk tidak bertanya lebih pada Alexander, hanya berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa dan berjalan ke samping Kimberly, kemudian menepuk pundaknya dan berkata : “Kim, sudah jangan lihat lagi, sudah waktunya pergi makan bersama kakak ketiga dan kakak ipar.”

Kimberly dengan tanpa semangat memandang Warren, hatinya bercampur aduk, tentu saja dia juga bisa melihat, hubungan Fellis dan Alexander tidak sederhana.

Namun, yang paling membuat dia sedih adalah ekspresi Jackson : Dia sudah berusaha mendekati Jackson, untuk menyukai dan membantu Fellis.

Tetapi, melihat Jackson menggendong Joy, dan Fellis saat pergi yang tampak seperti sepasang suami istri, dia tidak mungkin tidak ada perasaan.

Melihat kelopak mata Kimberly yang merah, Warren juga cuma bisa menarik napas perlahan : “Ayo pergi, Kim.”

Kimberly tidak bersuara, hanya terbengong sambil berjalan ke arah mobil Warren.

“Oh iya! Kim!” Tiba-tiba Warren menarik Kimberly, dia melihat Alexander yang sudah duduk di mobil dan sedang berpikir, dengan suara pelan berkata pada Kimberly, “Kim, meskipun hari ini kita melihat Fellis dan kakak ketiga dan tidak tahu masalahnya. Namun, kamu harus ingat, ini adalah urusan pribadi kakak ketiga, kita adalah orang luar, dan tidak pantas mengatakan apa pun. Di samping itu kesehatan kakak ipar juga kurang baik, aku pikir, kakak ketiga juga tidak ingin karena kita banyak mulut, membuat kakak ipar tidak senang.”

Pandangan mata Kimberly menyala-nyala, tentu saja dia tahu maksud dari kata-kata kakaknya, yaitu tidak boleh memberitahukan masalah yang terjadi hari ini pada kakak ipar.

Tapi, sebenarnya Kimberly ingin bertanya pada kakak ipar.

Ada hubungan apa antara Fellis dan kakak ketiga? Mengapa kakak ketiga dan Fellis bisa terjadi masalah seperti hari ini, juga menyeret Jackson ke dalamnya!

Sudah tentu, harus mencari tahu jelas masalah ini dulu, maka Jackson dan Fellis baru tidak akan selalu berhubungan!

Tetapi, karena Kak Warren sudah mengingatkan dirinya, maka Kimberly juga paham sambil mengangguk. Hanya saja, dia sudah bertekad, harus mencari tahu masalah ini!

Melihat anggukan kepala Kimberly, Warren baru menghela nafas lega, dia mengangguk, merangkul Kimberly dan berjalan ke mobil : “Yuk pergi.”

Kingdom Hotel……

Ellie menyesap seteguk air putih, dia menoleh dan melihat Wayne yang berdiri di samping dirinya, lalu berkata, “Wayne, jangan berdiri saja, capek, duduklah.”

“Aku tetap berdiri saja, di luar bagaimanapun juga aku adalah karyawan perusahaan Alexander, dan kamu adalah istri Alexander.” Selesai bicara, Wayne melirik pada Ellie.

Mendengar kata-kata dari Wayne, Ellie mengangguk puas : “Wayne, kalau saja kamu selalu bisa mengendalikan diri seperti saat ini, aku akan selalu bersedia agar kamu yang membawa aku keluar.”

“Ada kalanya aku benar-benar tidak tahan menghadapimu.” Kata Wayne terus terang dengan kepala menunduk.

Ellie menghela nafas : Meskipun sikap pengendalian diri Wayne kurang, namun ini juga secara tidak langsung menjelaskan daya tariknya sangat besar, jadi dia juga merasa tenang.

“Oh ya, Ellie, masih ingat ketika kamu sakit dan dirawat di rumah sakit, agar aku menyelidiki Alexander?” Wayne selalu bisa berakting dengan baik, sekali itu dia berjanji pada Ellie untuk menyelidiki Alexander, sekarang juga sudah lewat beberapa waktu, meskipun dia tidak melakukan apa pun, namun dia merasa sekarang saatnya untuk membicarakan lanjutannya, agar Ellie merasa tenang.

“Ingat, kenapa? Ada perkembangan?” tanya Ellie dengan segera sambil meletakkan gelas yang ada di tangan.

“Termasuk ada sedikit.” Wayne lanjut dengan dustanya, “Saat Alexander dan keempat teman baiknya pergi minum-minum, berhubung karena Warren, benar ada wanita yang masuk ke ruangan mereka.”

“Aku sudah tahu, perasaan aku tidak salah!” Ellie memicingkan matanya, bertanya, “Lalu?”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu