The Comeback of My Ex-Wife - Bab 147 Masa Lalu

Tidak lama kemudian, baju Ellie Zhou pun lepas dari tubuhnya dan rambutnya berantakan. Dia menutupi dadanya dengan kedua lengannya. Kulitnya yang putih penuh dengan luka.

Wayne Zhou langsung naik pitam ketika melihat pemandangan ini.

Dia lalu menghampiri segerombolan gadis itu. Ini pertama kalinya dia memukul perempuan. Para gadis itu berteriak kesakitan dan mulai mengangis. Setelah Wayne Zhou memasangkan baju Ellie Zhou kembali, dia menarik Ellie Zhou ke belakangnya dan berteriak ke segerombolan gadis itu, “Mulai hari ini, Ellie Zhou adalah milikku. Jangan coba-coba menyentuhnya!”

Wayne Zhou lalu menarik Ellie Zhou keluar. Hari itu, Wayne Zhou mencium Ellie Zhou di depan rumah mereka. Wayne Zhou lalu buru-buru masuk ke dalam rumah dengan panik.

Wayne Zhou masih mengingat rasa ciuman itu. Bibir Ellie Zhou terasa dingin dan gadis itu masih bergetar ketika dia menciumnya. Namun, dia suka rasa bibirnya. Ciuman itu hanyalah ciuman singkat, namun hati Ellie Zhou hampir meledak dibuatnya.

Hingga saat ini, setiap kali dia teringat ciuman itu, hatinya masih berdegup kencang.

Sejak hari itu, gadis-gadis itu masih membicarakan Ellie Zhou dibelakangnya, tetapi mereka tidak berani menindasnya lagi.

Ellie Zhou mulai mengikuti kemanapun Wayne Zhou pergi. Dia juga mulai terlibat dengan kehidupan Wayne Zhou.

Di sekolah, Ellie Zhou akan mengikuti Wayne Zhou dan mengingatkannya untuk tidak membolos kelas, belajar dengan tekun, tidak bergaul dengan berandalan, tidak minum dan tidak bertengkar.

Ketika Wayne Zhou bertanya mengapa dia melakukan semua itu, Ellie Zhou menjawabnya dengan wajah datar dan penuh keyakinan, “Kamu sendiri yang bilang kalau aku milikmu, kan? Aku ingin menjadi yang terbaik untukmu.”

Setiap Wayne Zhou mendengarkan hal itu, wajahnya langsung datar dan dia akan kehilangan kata-kata, namun entah dengan hatinya.

Saat Wayne Zhou mulai rajin, disaat yang sama dia sebagai ketua geng membuat perjanjian dengan geng lain.

Ketika dua geng itu hampir berkelahi, tiba-tiba Ellie Zhou muncul. Dia berteriak ke Wayne Zhou dihadapan anggota geng lainnya, “Wayne Zhou, ini saatnya kamu pulang untuk mengerjakan pekerjaan rumahmu!”

Tawa mereka langsung pecah. Wayne Zhou merasa malu dan marah. Dia berteriak balik ke Ellie Zhou dan menyuruhnya untuk pulang. Namun, setelah Wayne Zhou lebih dewasa, dia mulai memahami Ellie Zhou dengan cara yang berbeda.

Tadinya dia berpikir kalau Ellie Zhou tidak paham situasi, namun dengan level kepandaian Ellie Zhou, rasanya tidak mungkin kalau dia asal bicara. Dia pasti melakukannya dengan sengaja.

Dia sengaja mengatakannya sebagai bahan guyonan antara anggota geng itu. Dia sengaja membuat Wayne Zhou malu untuk berurusan dengan mereka, jadi dia terpaksa kembali ke kelas untuk belajar.

Tetapi, saat itu Wayne Zhou tidak paham. Dia lebih memilih mati-matian menunjukkan kalau dia bukan siswa yang patuh, jadi dia langsung main tangan.

Kedua geng itu langsung baku hantam. Wayne Zhou tidak ada tandingannya. Salah satu orang dari geng lawannya merasa mereka akan kalah. Dia lalu mengambil botol kaca dan memukulkannya ke bagian belakang kepala Ellie Zhou.

Bang!

Wayne Zhou berbalik badan dan melihat wajah Ellie Zhou berlumuran darah. Seperti daun gugur, setelah melihat Wayne Zhou, Ellie Zhou langsung jatuh ke tanah.

Wayne Zhou ketakutan. Dia takut Ellie Zhou akan mati karena ulah dan dirinya.

Wayne Zhou belum pernah menangis ditempat umum sebelumnya, namun kini, dia membawa Ellie Zhou ke rumah sakit sambil terisak.

Untungnya, Ellie Zhou siuman setelah berbaring di rumah sakit selama satu malam penuh.

Malam itu, Wayne Zhou mentas dari masa pubertasnya. Dia tiba-tiba merasa perkelahian, merokok dan minum minuman keras sangat kenakak-kanakan.

Jika dia terus begini, apa yang akan dia raih di masa depan? Bagaimana dia akan melindungi Ellie Zhou? Apakah Ellie Zhou masih harus mengkhatirkannya ketika dia berumur 20, 30, dan 40 tahun?

Sebab itulah, setelah Ellie Zhou diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Wayne Zhou mulai rajin belajar.

Kadang, orang bilang belajar itu susah. Itu terjadi karena mereka menganggap belajar sebagai beban.

Tetapi, kalau mereka menganggap belajar adalah sarana untuk menggapai mimpi, belajar jadi terasa lebih mudah.

Setelah orang tua Wayne Zhou melihat Ellie Zhou begini demi putera mereka, mereka pun tidak melarang Ellie Zhou untuk bermain dengan Wayne Zhou lagi, hanya saja, mereka tetap menyuruh Wayne Zhou untuk jaga jarak dengan Ellie Zhou.

Mereka tidak tahu Wayne Zhou sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan melindungi Ellie Zhou seumur hidupnya.

Dengan bantuan Ellie Zhou, performa Wayne Zhou disekolah pun membaik.

Di ujian masuk SMA tahun itu, Ellie Zhou mendapatkan peringkat pertama dan dia diterima di salah satu SMA di kota. Walaupun peringkat Wayne Zhou tidak sebaik milik Ellie Zhou, dia juga diterima di SMA yang sama.

Pagi itu, Wayne Zhou membawa kabar kalau dia berhasil masuk SMA yang sama dengan Ellie Zhou. Dia berlari dengan girang ke rumah Ellie Zhou.

Namun, ketika tiba di rumah Ellie Zhou, Wayne Zhou melihat ibu gadis itu berdiri diam di ambang pintu. Matanya bengkak dan berurai air mata. Dia mengenakan gaun merah panjang, namun gaun merah itu tampak lusuh dan ternoda lumpur.

Saat itu, ibu Ellie Zhou sudah sangat tua. Tidak banyak orang yang datang ke rumahnya untuk sekedar berbincang.

Ayah Ellie Zhou yang kecanduan alkohol tidak lagi memiliki uang untuk memenuhi candunya. Ayah Ellie Zhou selalu murung dan mulai suka menghajar Ellie Zhou dan ibunya.

“Halo, Tante.” sapa Wayne Zhou dengan hatu-hati.

Ibu Ellie Zhou tidak menjawabnya. Tatapannya kosong.

Melihat sikap ibu Ellie Zhou, Wayne Zhou langsung masuk ke dalam rumah dengan perasaan tidak enak.

Wayne Zhou mendapati ayah Ellie Zhou terrkapar di ruang tamu dengan sebotol minuman beralkohol di tangannya. Badan Ellie Zhou bergetar hebat di balik selimut di pojok ruangan. Rambutnya berantakan.

Wayne Zhou bergegas menghampirinya. Dia langsung berjongkok dan menyapanya, “Ellie?”

Ellie Zhou yang sedang duduk di pojok ruangan itu perlahan mengangkat kepalanya. Wayne Zhou terkejut saat melihat wajah gadis itu.

Ujung bibirnya berdarah. Kepalanya juga berdarah, namun sudah mengering. Matanya lebam dan lehernya penuh dengan guratan.

“Ellie, apa yang terjadi?” Wayne Zhou menarik bahu Ellie Zhou.

Namun, dia tidak ingin melukai Ellie Zhou, jadi dia langsung melepaskan tangannya lagi. Dia melihat baju Ellie Zhou compang-camping dan robek. Bagian atas badannya sangat berantakan. Baju bagian bahunya robek dan pundaknya penuh dengan luka. Rok seragamnya entah ada dimana. Pahanya memar dan lebam.

Yang lebih menakutkan lagi, ada darah segar di tempat Ellie Zhou duduk. Darah itu sangat merah, Wayne Zhou sampai tidak berani melihatnya.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu