The Comeback of My Ex-Wife - Bab 512 Kehilangan Nyawanya

"Benda yang ada di depan dada Wayne Zhou sudah menyelamatkan hidupnya. Suara-suara aneh yang kita dengar tadi bersumber dari Wayne Zhou juga."

Kiekie Shen menatap Wayne Zhou yang belum sepenuhnya sadar dengan tatapan dingin. Orang-orang yang berpakaian serba hitam ini menatapnya dengan heran.

Orang-orang yang berpakaian serba hitam itu akhirnya mengerti penyebab hal ini setelah mendengar penjelasan dari Kiekie Shen. Mereka pun menyeka keringat dingin di kepala mereka, dalam hati bersyukur: Syukurlah bukan hantu, untungnya mereka tidak perlu merasa takut lagi!

"Kalau begitu, Nona Shen, harus bagaimana kita sekarang?" Tiga pria berpakaian hitam itu menatap Kiekie Shen, mereka menunggu keputusannya.

"Masih bisa bagaimana? Satu tembakan lagi lah!" Kiekie Shen melirik ketiga pria berbaju hitam itu dengan jijik, seolah aneh sekali mereka masih bisa menanyakan pertanyaan idiot seperti itu.

"Baik." Tiga pria berpakaian hitam itu mengangguk, lalu memandangi senjata di tangan mereka, meragu apakah mau menembak terlebih dahulu atau bagaimana.

"Kenapa masih diam saja? Bergeraklah lebih cepat sedikit!" Kiekie Shen mulai semakin tidak sabar. Setelah memberikan perintah kepada mereka, dia bergumam lagi, "Aku tidak tahu kenapa Allen bisa mengangkat sampah seperti kalian?"

Meskipun suara Kiekie Shen rendah, ketiga pria berpakaian hitam itu mendengarnya dengan samar-samar. Mereka saling memandang, lalu dengan cepat mengambil senjata mereka dan mengarahkannya ke Wayne Zhou.

Saat mereka menarik pelatuknya, Kiekie Shen tiba-tiba berkata: "Tunggu sebentar!"

Orang-orang berpakaian hitam mengendurkan jari mereka, kemudian memandang Kiekie Shen dengan heran, tidak tahu apa yang ingin dia lakukan.

Mereka hanya melihat Kiekie Shen menggerakkan lehernya dan memandang mereka sambil tersenyum: Suasana hati malam ini sangat buruk, lebih baik melepaskan satu tembakan untuk menghilangkan rasa bosan!

"Beri aku pistolnya, aku akan menyelesaikan Wayne Zhou!" Kiekie Shen berjalan ke salah satu pria berpakaian hitam dan mengulurkan tangannya padanya.

Pria itu memandang senjatanya, lalu menatap kembali Kiekie Shen yang tersenyum jahat. Ia pun menyerahkan pistol itu kepada Kiekie Shen.

Kiekie Shen membalikkan pistol berat di tangannya, dengan senyum kejam di mulutnya, ia segera mengarahkan pistol itu ke Wayne Zhou dengan mata terpejam.

"Aku akan membunuh kalian semua, Allen Gu, Alexander Gu, Felis An..."

Wayne Zhou yang masih ditodong oleh pistol itu masih bergumam.

Namun, pada saat ini, Kiekie Shen, yang ingin menarik pelatuknya, malah menghentikan gerakannya. Karena, Kiekie Shen mendengar kebencian Wayne Zhou terhadap Fellis An dari perkataan Wayne Zhou tadi.

Kiekie Shen meragu. Dia lekat-lekat menatap Wayne Zhou, otaknya berjalan cepat: Jika Allen Gu mendapatkan Perusahaan Besar Gu dari Alexander Gu, maka, Felis An pasti akan menjadi orang pertama yang dipegang oleh Allen Gu.

Apalagi, Allen Gu pasti akan memberi tahu dunia bahwa Felis An adalah wanitanya. Ketika itu terjadi, tidak ada yang berani bekerja sama dengannya untuk menyakiti Felis An!

Tetapi Wayne Zhou berbeda. Dari upayanya untuk mendapatkan abu Ellie Zhou dengan segala cara, Kiekie Shen langsung bisa melihat Wayne Zhou adalah orang yang akan menggila walau harus kehilangan nyawanya.

Selain itu, Wayne Zhou dan Felis An memiliki kebencian yang mendalam, dan ia memiliki alasan untuk menyakiti Felis An! Pada saat itu, Kiekie Shen bisa menggunakan hubungan sahabat baiknya dengan Felis An untuk secara diam-diam memberi Wayne Zhou kesempatan untuk membalas dendam pada Felis An! Bahkan jika sesuatu terjadi pada Felis An, itu tidak ada hubungannya dengan dia juga!

Memikirkan hal ini, Kiekie Shen meletakkan pistol di tangannya secara perlahan.

Ketiga pria berbaju hitam itu mengerutkan kening aneh pada penampilan Kiekie Shen ini, bertanya-tanya kenapa dia melakukan ini: "Nona Shen, Nona ini..."

Kiekie Shen memandangi pistol di tangannya, berpikir sejenak, lalu mendongak menatap ketiga pria itu: "Untuk menghemat waktu, kalian bawa dulu Wayne Zhou ke mobil yang sudah diatur sebelumnya. Aku akan membawa mobil itu dan menghilangkannya sendiri. Kalian tinggal di sini saja untuk membersihkan ruangan ini."

"Ini..." Orang-orang berpakaian hitam saling memandang, bertanya-tanya mengapa Kiekie Shen tiba-tiba mengatakan ini.

"Kenapa, kalian masih punya pendapat?" Kiekie Shen mengangkat suaranya.

"Tidak, tidak, Nona Shen." Orang-orang berpakaian hitam menggelengkan kepala dengan cepat, "Kita akan pergi sekarang."

Kiekie Shen mengangguk puas, dan memandangi orang-orang berpakaian hitam dengan tangan terlipat di depan dadanya. Dia membawa Wayne Zhou yang pingsan dan memasukkannya ke dalam tas.

Dan Kiekie Shen, setelah melihat orang-orang berpakaian hitam itu berjalan pergi, ia langsng berlari ke kamarnya sendiri, mencari sesuatu untuk menghentikan pendarahan, dan menaruhnya di tasnya.

Seperti Kiekie Shen sudah selesai mengatur segalanya, waktu pun sudah larut.

Jadi, para pria berbaju hitam itu tak perlu buang-buang tenaga yang lebih besar. Mereka berhasil menghindari kamera cctv dan memasukan Wayne Zhou ke dalam mobil.

Pada saat ini, Kiekie Shen juga berkemas, turun ke lantai bawah dan sampai ke samping mobil itu.

Setelah meletakkan tasnya di mobil, Kiekie Shen memandangi ketiga pria berpakaian hitam: "Kalian kembali saja dulu. Biarkan aku yang membereskan Wayne Zhou."

"Baiklah kalau begitu, Nona Shen, hati-hati ya." Orang berpakaian hitam itu sudah mengikuti Allen Gu untuk waktu yang lama. Mereka tahu, Kiekie Shen selalu melakukan segalanya dengan rapi dan teliti.

Oleh karena itu, bahkan jika mereka merasa sedikit aneh akan perilaku Kiekie Shen, namun ketiga orang itu tetap melakukan apa yang dikatakan olehnya.

Setelah mereka bertiga pergi, Kiekie Shen memandangi Wayne Zhou di bagasi, mengepalkan tinjunya, dan masuk ke dalam mobil, dan melewati bukit-bukit tandus di luar Kota H.

Suara "Duaarrr"...

Kiekie Shen baru saja mengendarai mobil ke jalan, dan kilatan petir muncul di langit malam yang gelap ini.

Kiekie Shen menggigit bibirnya lalu memaki kata-kata kasar. Kenapa pagi tidak hujan, malam juga tidak hujan. Kenapa harus pada saat-saat ini turun hujannya?

Karena situasinya seperti ini, Kiekie Shen hanya bisa meninggalkan tempat yang sudah ia rencanakan sebelumnya, lalu memlih gurun terdekat.

Tetesan hujan besar mulai menghantam ke tanah dengan cepat, dalam beberapa detik, hujan deras turun. Kelembaban yang berat menutupi bau darah di mobil, dan tetesan hujan tebal menutupi pandangan mata Kiekie Shen.

Menghidupkan wiper di mobil, Kiekie Shen hanya bisa mengendarai mobil ke gurun dan berhenti.

Kiekie Shen mendengus kesal saat melihat hujan deras di luar mobil, lalu memegang tasnya, membuka pintu mobil dan bergegas menerobos hujan dan membuka pintu mobil.

Tetesan hujan menghantam rambut, wajah, dan tubuh Kiekie Shen, langsung membuat seluruh tubuhnya basah kuyup.

Kiekie Shen berdiri di depan bagasi mobil, menghapus hujan dari wajahnya, lalu membuka tas yang berisi Wayne Zhou.

"Duar"....

Kilatan kilat menghantam wajah pucat Wayne Zhou, Kiekie Shen menggigil ketakutan, dan dengan cepat mundur selangkah.

Detik berikutnya, Kiekie Shen langsung menghela napas lega saat mengingat kalau Wayne Zhou masih hidup. Kemudian, mengeluarkan beberapa obat hemostatik dari tasnya, berjalan ke sisi bagasi, dan mulai menghentikan pendarahan dari luka Wayne Zhou.

"Kenapa keluar begitu banyak darah!"

Kiekie Shen menaburkan bubuk pada luka Wayne Zhou. Ia berbicara sendiri "Lihat lukamu ini seperti apa. Kalau aku tidak menyelamatkanmu, meskipun dadamu tidak tertembak, tapi kamu tetap akan mati kalau dilemparkan ke hutan belantara."

Setelah selesai berbicara, Kiekie Shen mulai membalut luka Wayne Zhou.

Hujan deras masih turun, dan tetesan hujan terus membasuh tanah dan gulma di gurun, tidak ada apa-apa di sekitarnya kecuali suara hujan.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu