The Comeback of My Ex-Wife - Bab 1 Roda Kehidupan Berputar

Blar...

Terdengar sambaran petir yang menusuk telinga, kilat membelah langit gelap yang hitam legam, cahaya yang menyilaukan mata menerangi semua penjuru, dan seketika kembali tenggelam dalam kegelapan, rintikan air sebesar biji kacang mulai turun, air hujan menerpa kaca jendela vila hingga berbunyi, "tik tak", udara lembap memenuhi seluruh kamar.

"Sebenarnya apa yang kamu mau!!!" Teriak Alexander yang sedang mabuk dengan kesal, ia yang bertubuh tinggi besar itu dengan tanpa tenaga menghimpit Felicia ke dinding marmer yang mahal itu, tangan besarnya yang berkapal hampir saja membuat bahu Felicia yang kurus dan lemah itu hancur.

Mengapa wanita ini begitu buta terhadapnya! Dari awal Alelxander tak pernah mencintainya, sejak menikah setahun yang lalu hingga sekarang, Alexander tak pernah menyentuhnya, masa ia masih tidak mengerti?

"Aku mau kamu!" Tangis Felicia dengan hati yang hancur, dengan wajah yang dipenuhi bekas air mata itu, ia menatap Alexander,"Alexander, aku menginginkanmu, hanya menginginkanmu!"

"Menginginkanku, ya?!" Gertak Alexander sambil menatap Felicia dengan sorot mata dingin setajam mata elang, hingga Felicia gemetar karenanya. "Oke, akan aku berikan! Sampai kau tidak menginginkannya lagi!"

Kalimat tersebut baru selesai terucap, tangan besarnya dengan cepat menarik pakaian tidur Felicia hingga sobek.

Tubuh Feicia seketika terbuka di tengah udara yang lembab itu, punggungnya yang halus ditekan kuat-kuat ke dinding oleh Alexander, Felicia menggelengkan kepalanya sekuat tenaga, lalu merengek, "Alexander, kenapa kamu harus begini terhadapku!"

"Bukankah ini yang kau inginkan?" Tanya Alexander dengan sorot mata setajam pisau, ia memandang kedua mata Felicia dengan tatapan keji, di saat yang bersamaan ia juga memasuki tubuh Felicia kuat-kuat.

"Uh..." Desah Felicia, ia merasa tubuhnya sakit bagaikan dicabik-cabik, ia menjulurkan tangannya untuk mendorong dada Alexander, namun ia menyadari bahwa tidak ada gunanya.

"Bukankah kamu bilang menginginkanku?" Desak Alexander sambil menekan Felicia ke dinding, tetap tidak menghentikan gerakan tubuhnya, getaran dan suara tubuh Felicia membuat Alexander yang dari awal mabuk berat itu semakin bergairah.

"Kenapa... Kenapa harus begini kepadaku..." Rintih Felicia sambil memandang Alexander yang bagaikan berubah menjadi orang asing itu, ia berhenti melawan, ia memejamkan matanya, ujung matanya tak henti-henti menitikkan air mata.

Felicia sama sekali tidak menduga, di hari kelulusan kuliahnya di usia 21 tahun ini, suami yang telah dinikahinya selama 1 tahun memberinya hadiah kelulusan seperti ini!

Dulu, Alexander sangat dingin terhadapnya, tidak pernah seperti hari ini, menyiksanya bagaikan seorang iblis.

"Kenapa... Kenapa..." Gumam Felicia berulang-ulang, sambil memandang lampu kristal raksasa di tengah atap kamar.

Tetapi, Alexander tidak menjawab, ia hanya memasuki tubuh Felicia kuat-kuat, kekasaran dan kekejiannya ini, hampir membuat Felicia pingsan kesakitan, Felicia tidak pernah menyangka, kontak fisik yang paling ia damba-dambakan dalam hati, ternyata seperti ini!

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, Alexander yang telah melepaskan emosinya di tubuh Felicia berkali-kali itu akhirnya berhenti, setelah menerima telepon seorang wanita, Alexander pergi tanpa ragu-ragu.

Sedangkan Felicia terbaring di atas ranjang, matanya memandang kosong ke udara, air matanya, telah mengering.

Sekarang Felicia akhirnya rela mengakui, Alexander dari awal tidak mencintainya, Alexander menikahinya, sepenuhnya karena Alexander mau mengambil alih perusahaan ayahnya, mengusir ibu tirinya dan adik laki-laki tirinya yang baru saja lulus dari SMA.

Sekarang, ia sudah berhasil, sehingga sudah tidak membutuhkan dirinya, hati Felicia saat ini, tiba-tiba bagaikan masuk ke dalam debu, bagaikan sudah mati menjadi abu.

Felicia bangun dari ranjang, melihat surat cerai yang sudah diletakkan di atas meja di samping ranjang, ia mengulurkan lengan rampingnya, mengambil surat cerai itu.

Penjelasan di surat cerai itu sangatlah jelas, terutama bagian pembagian harta, Alexander tanpa ragu memberikan bagian milik Felicia.

Melihatnya, Felicia tersenyum pahit, kalau ia hanya mementingkan harta, dadanya tidak akan terasa sesakit ini.

Felicia mengangkat pena, merapikan surat itu, ia memandang tulisan hitam di atas surat cerai yang memiliki kekuatan hukum itu, kemudian menggoreskan tanda tangannya.

Ia meletakkan surat cerai itu, kemudian ia pergi dari kamar tanpa alas kaki, tanpa melirik cek bank itu sama sekali...

******

Empat tahun kemudian...

Di vila keluarga Lin, di atas lantai marmer putih yang bercahaya bagaikan cermin, di atas meja bertaplak merah, tersusun berbagai hidangan mewah yang tertata rapi. Tamu yang berdatangan semua adalah tokoh dunia bisnis yang elit dan para tamu bergengsi, suara bincang dan tawa mereka saling menambah kegaduhan.

Sekarang, Felicia sudah mengganti namanya menjadi Fellis An, ia mengenakan gaun putih yang menutupi hanya bagian dada ke bawah, gaun yang membentuk tubuh dan dibuat dengan benang berkualitas tinggi itu didesain dengan sejuntai rantai emas yang melingkari pinggang, ujung gaun yang menggantung di atas lututnya dibordir beberapa kelopak bunga, warna yang muda membuatnya bagaikan baru saja keluar dari lautan bunga, segala tindak-tanduknya sangat gemulai dan memberinya aura yang tampak sangat manis.

Fellis mengambil gelas wine, memandang tamu-tamu penting yang berlalu lalang di pesta itu, hatinya sedikit berdebar.

Hari ini adalah pesta ulang tahun Warren Lin, anak seorang pimpinan industri perhiasan.

Kebetulan perusahaan tempat Fellis bekerja, Perusahaan Garment Keluarga Tsu bekerja sama dengan Perusahaan Besar Lin. Sebagai seorang karyawan di Perusahaan Garment Keluarga Tsu, ia sangat beruntung bisa menghadiri pesta ini bersama wakil manajer.

Awalnya, sebagai seorang desainer baru, Fellis tidak layak menghadiri pesta semegah ini.

Tetapi, setelah desain Fellis disukai oleh manajer pusat yang baru, ia pun ditunjuk langsung oleh manajer pusat untuk pindah dari perusahaan cabang di Kota S ke perusahaan pusat di Kota H, rencananya, setelah magang ini ia akan diberi sebuah tugas penting.

Empat tahun yang lalu, setelah menggoreskan tanda tangannya di surat cerai dengan Alexander, ia pergi dari Kota H menuju ke Kota S, di sana, dengan bergantung pada ketekunannya sendiri, ia menghidupi dirinya dan putranya, Joy.

Sekarang, demi mewujudkan impiannya, dan juga demi menghasilkan lebih banyak uang, ia kembali memasuki Kota H.

Memikirkan itu, cahaya mata Fellis menjadi sedikit suram: Di Kota H ada orang itu——Alexander Gu.

Sekarang, yang paling ditakuti oleh Fellis adalah bahwa orang itu akan merebut putranya.

Meskipun tidak suka membaca berita, Fellis pun juga tahu. Empat tahun lalu setelah bercerai dengannya, Alexander menikahi istrinya yang sekarang——Ellie Zhou, dengan pesta besar-besaran.

Tetapi, roda kehidupan terus berputar, langit memang tidak memihak siapapun, walau Alexander sangat kaya dan memiliki kedudukan tinggi, juga sangat mencintai istrinya yang kali ini, tetapi istrinya sudah bertahun-tahun tidak hamil, sampai sekarang mereka berdua tidak memiliki anak.

Sehingga Fellis khawatir, kalau Alexander mengetahui keberadaan Joy, mungkinkah ia dan wanita itu akan langsung datang merebut Joy?!

Pokoknya tidak boleh!

Fellis mengernyitkan dahinya, ia tidak akan membiarkan hal ini terjadi, anaknya Joy adalah segalanya baginya, siapapun tidak boleh merebut Joy dari genggamannya!

Fellis menghirup napas dalam-dalam, sebisa mungkin menenangkan pikirannya agar tidak berpikir yang aneh-aneh, Kota H begitu besar, mana mungkin bisa bertemu dengannya?

"Fellis, kenapa berdiri di sini, cepat ikuti aku ke sana menyapa para direktur itu!" Desak Wakil Direktur Hu karena melihatnya melamun sambil berjalan ke sebelahnya.

"Baik, saya segera ke sana," ujar Fellis buru-buru mengangguk, kemudian mengikuti Wakil Direktur Hu.

Wakil Direktur Hu menoleh melirik Fellis yang cantik, kemudian mengarah ke para bos yang sedang berbincang, sedangkan Fellis berusaha menampakkan senyuman yang manis di wajahnya, dan berjalan mengikuti Wakil Direktur Hu.

"Direktur Wang, lama tak jumpa!" Panggil Wakil Direktur Hu sambil tersenyum, kemudian bersulang dengan Direktur Wang yang berwajah bulat itu.

"Iya," ujar Direktur Wang sambil tersenyum, seperti tersenyum pada Wakil Direktur Hu, namun pandangannya tanpa sengaja berkelana, dan tiba-tiba jatuh pada sosok Fellis.

Gaun putih yang hanya menutupi bagian dada dan perut itu menampakkan bahunya dengan jelas, perbandingan yang proporsional antara leher dan tulang selangka membuat mata orang bercahaya melihatnya, tak hanya itu, Fellis memiliki mata bulat yang cantik, ujung alisnya, asalkan ia tersenyum barang sedikit pun, pesonanya akan membuat orang yang lewat tak bisa mengalihkan pandangan terhadapnya, ditambah hidung mancungnya yang bagaikan giok putih, bibir lembutnya yang bercahaya, membuatnya memiliki wajah mungil yang sempurna, sangat menarik perhatian orang.

Mata Direktur Wang berbinar melihatnya, ia pun bertanya pada Wakil Direktur Hu, "Wakil Direktur Hu, ini adalah...?"

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu