The Comeback of My Ex-Wife - Bab 108 Berikan Keturunan Untuknya

"Tidak perlu, kamu bekerja saja dengan tenang!" Stella Lee dengan cepat meyakinkan Fellis An, "Aiden Wen akan kembali dalam dua atau tiga hari lagi, aku tidak akan begitu sibuk saat ia pulang nanti. Fellis An, tenang saja ya."

Fellis An menghela nafas, ia tetap sedikit mengkhawatirkan Stella Lee: "Kalau tidak, dua hari lagi kan hari Sabtu, aku juga harus pergi menemuimu, dan menjemput Joy. Nanti kita bicara lagi saat aku ke rumahmu."

"Kamu dipersilakan untuk mengunjungi Joy, tapi, pekerjaanmu baru saja stabil. Tidak begitu mudah jika kamu mau membawa Anan tinggal kembali bersamamu." Stella Lee dengan sabar membujuknya.

"Baiklah." Fellis An mengangguk, dia juga merasa benar-benar tidak punya waktu untuk mengurus Joy. Namun, dia juga sangat menyayangi Stella Lee, "Kamu juga harus menjaga dirimu baik-baik ya!"

"Ya, aku tahu itu." Stella Lee mengangguk.

Namun, Fellis An belum sempat mengucapkan selama tinggal kepada Stella Lee, ia langsung mendengar suara tajam Linda Wen melalui telepon: "Aku sudah bilang Stella Lee, apakah kamu ingin membuatku kelaparan! Apa kamu ingin membuatku semakin sakit, sampai aku mati karena sakit ini? Menantu yang berbisa, cepat masak untukku!"

"Aku akan segera masak!" Stella Lee mengiyakannya lalu pergi ke kamarnya, ia mengambil telepon dan berkata kepada Fellis An: "Fellis An, tidak usah dibahas lagi, Ibu mertuaku sedang dalam suasana hati yang buruk baru-baru ini. Aku masak makanan untuknya dulu ya."

"Ya. Pergilah. Tapi, kamu harus memperhatikan kesehatanmu juga ya." Fellis An menghela nafas, dia menyadari bahwa kehidupan Stella di rumahnya semakin buruk.

Ketika ibu mertuanya dalam keadaan sehat, Stella masih bisa berdebat dengannya. Sekarang ibu mertuanya sakit, Stella hanya bisa menahan rasa kesalnya sendirian.

Namun, Fellis An bisa merasakannya, Stella yang bisa menahan emosinya sama sekali tidak berbuah simpati dari ibu mertuanya, sebaliknya, perlakuan ibu mertuanya malah semakin buruk kepadanya!

Fellis An mendengarkan Stella Lee menutup telepon dengan tergesa-gesa, suasana hatinya pun tidak begitu baik lagi: Setiap keluarga memiliki kesulitannya sendiri, dan hidup di dunia 8 dari 10 hal yang kita lakukan biasanya tidak bisa memuaskan hati. Namun, hidup adalah dilahirkan, dan harus tetap hidup!

******

Keesokkan harinya adalah hari Jumat, dan juga hari kerja terakhir dalam seminggu.

Fellis An semakin bersemangat menyelesaikan pekerjaannya begitu teringat akan bertemu Joy besok.

"Fellis An!" Begitu Kimberly datang ke kantor, dia langsung berlari ke kantornya, "Kamu sudah menelepon Kak Tsu kemarin, apa kamu sudah memberi tahunya tentang "Starry sky" itu?"

"Yah." Fellis An mengangguk, "Aku juga sudah mentransfer uang yang pantas diterima olehnya."

"Kamu ini!" Kimberly mengangguk-anggukkan dahi Fellis An dengan tangannya, "Kamu terlalu sungkan kepada Kak Tsu, betapa sedihnya dia sekarang!"

"Aku yang akan sedih kalau aku tidak sungkan padanya!" Fellis An menghela nafas, "Karena kamu tidak merasakannya, kamu harus jaga jarak dengannya, jangan membuang-buang waktu orang lain."

"Betul betul betul!" Kimberly menggelengkan kepalanya, "Kamu memperlakukan Kak Tsu seperti ini, dan Kak Tsu memperlakukanku seperti ini. Feng Shui berubah, kenapa tidak ada yang menyukaiku!"

"Jangan seperti itu!" Fellis An berbisik, "Masih ada beberapa orang yang menyukaimu, kamu asal buat status saja di Weibo, akan ada puluhan ribu komentar yang datang, entah itu tuan muda, staf perusahaan kita, siapa yang tidak menelan air liurnya saat melihatmu?"

"Disukai oleh orang yang tidak aku sukai, sebenarnya bukanlah hal yang begitu membahagiakan." Kimberly menghela nafas, merasa sedikit cemberut. Dia berbalik untuk melihat Fellis An dan berkata, "Fellis An, kadang-kadang aku benar-benar iri padamu."

"Jangan, jangan seperti itu Nona!" Fellis An tampak ketakutan, "Aku sudah melakukan apa yang bisa aku lakukan, kamu seperti ini mau aku bagaimana?"

"Sudahlah sudahlah!" Kimberly menghela nafas dan memutar jari-jarinya, berkata, "Suasana hati Kak Tsu pasti sedang sangat buruk sekarang, aku harus apa ya?"

"Beri dia pelukan, beri dia janji cinta sehidup semati, beri dia keturunan." Fellis An mengulurkan tiga jari, berkata dengan serius, "Bisa memberikan 3 poin ini, Kak Tsu-mu pasti akan sangat senang!"

"Tidak apa-apa bersikap dingin!" Kimberly memelototi Fellis An, lalu berkedip, dan tenggelam dalam perenungannya: Apa yang harus dia lakukan untuk membuat Kak Tsu bahagia?

"Oh iya!" Mata Kimberly tiba-tiba bersinar, "Kalau tidak, aku akan membelikan minuman panas untuk Kak Tsu!"

“……”Fellis An mengira, Kimberly sudah terpikirkan cara yang bagus, tapi hasilnya hanya memberikan segelas minuman panas? Hal ini layak dikatakan sebagai cara berkomunikasi antara pria dan wanita yang polos!

"Oke, aku akan membeli minuman panas!" Setelah selesai berbicara, Kimberly langsung berlari seperti embusan angin, tetapi dalam waktu kurang dari tiga detik, Kimberly berlari kembali, "Aku lupa memberitahumu Fellis An, sebentar lagi seorang artis yang syuting denganku akan datang, kamu pergi ke kantorku dulu ya tunggu dia. Kalau dia sudah datang, beritahu dia aku akan segera datang."

Begitu selesai berbicara, Kimberly langsung berlari lagi.

"Hei, hei, hei!" Fellis An terus mengucapkan "hei" untuk waktu yang lama, tapi tetap tidak membuat Kimberly kembali, Fellis An menghela nafas: Kimberly belum memberi tahu dirinya, siapa yang akan datang!

Dengan putus asa, Fellis An berjalan ke kantor Kimberly, menunggu kedatangan artis yang bekerja sama dengan Kimberly.

Di sisi ini, Kimberly bersemangat membeli cappuccino, segelas bubble tea, kopi hitam, teh hijau, dan jus panas.

Kimberly datang ke kantor departemen desain dengan memegang banyak minuman.

Karyawan di departemen desain melihat Kimberly membawa minuman yang begitu banyak, mereka ingin tahu apa yang akan dia lakukan sekarang. Mereka melihat Kimberly langsung pergi ke kantor Jackson Tsu.

Melihat ini, para karyawan di departemen desain tahu segalanya, mereka pun langsung melanjutkan pekerjaan mereka lagi, tetapi mereka semua membuka telinganya lebar-lebar, mendengarkan ke arah kantor Jackson Tsu.

Kimberly datang ke pintu kantor Jackson Tsu, lalu menggunakan satu tangan untuk mengetuk pintu.

"Masuk." Suara dingin Jackson Tsu terdengar melewati panel pintu yang tebal ini.

Kimberly sangat senang begitu mendengar suara Jackson Tsu. Dia membawa banyak minuman, masuk ke kantor Jackson Tsu dengan gembira.

"Kak Tsu, aku membeli beberapa minuman panas. Apakah kamu ingin mencicipinya?" Kimberly berkata, meletakkan begitu banyak minuman panas di meja Jackson Tsu, minuman-minuman itu bahkan diletakkan di atas beberapa dokumen penting.

Jackson Tsu sedikit mengernyit, tetapi akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa, ia memindahkan minumannya dengan tenang dan mengumpulkan dokumen itu.

"Tidak, aku suka minum air mineral." Jackson Tsu menggelengkan kepalanya.

"Senang rasanya minum air mineral, tapi kadang-kadang harus mengubah selera juga!" Kimberly memandang Jackson Tsu dengan penuh harap, "Aku dengar dari Bibi Qin, kamu sangat menyukai teh hijau juga, tapi aku rasa, cappuccino dan jus panas juga sangat enak. Kalau kopi hitam ini bisa menyegarkanmu, ayo pilih salah satu."

Jackson Tsu tidak berdaya menghadapi Kimberly yang penuh antusias, dia juga tidak tega untuk bersikap dingin padanya, akhirnya hanya bisa sedikit menghela nafas. Dia menatap wajah bulat Kimberly dan sepasang matanya yang sedang memandang dirinya, dan akhirnya meraih segelas teh hijau itu. ^_^

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu