The Comeback of My Ex-Wife - Bab 276 Fellis An, Ini Aku

Pemimpin itu seharusnya hanyalah pejabat kecil. Tapi di depan uang, entah siapapun, begitu melihat uang tersebar di udara, walaupun tidak banyak, tetapi cukup membuat mereka berkerumun!

Fellis An keluar dari kerumunan orang-orang itu saat mereka fokus meraih uang yang bertebaran di udara, ia berlari ke depan!

"Sial, orang itu lari!" Mereka terus mengejarnya saat melihatnya pergi.

Fellis An menggila lari dengan cepat dengan kakinya yang telanjang. Ia terus berlari di jalanan yang tidak rata, tak sedikit kerikil kecil yang menyangkut di kakinya. Ada rasa sakit yang terasa dari telapak kakinya, yang pasti berdarah.

"Tidak, jika orang itu melarikan diri, ia pasti akan lapor polisi. Kalau begitu, daerah wisata yang ingin kita kembangkan pasti akan mengalami kesulitan, tamat sudah semuanya!" Ketika pemimpin itu berteriak, semua orang yang sedang berebut uang pun tersadar. Mereka bergegas memasukan yang mereka kedalam topi mereka, lalu bergegas mengejar Fellis An.

Angin berdesing melewati telinganya, dada Fellis An terengah-engah, tapi dia tidak bisa berhenti, dia hanya bisa berlari ke depan. Akan tetapi Fellis An masih sangat takut, takut orang-orang itu akan berhasil mengejarnya, lebih takut dirinya yang tidak tahu medan tempat ini, lalu menemui jalan buntu. Saat itu tiba, tamat sudah riwayatnya!

Kakinya mulai basah, Fellis An tahu bahwa itu adalah darah yang mengalir dari lukanya, dia tidak peduli dengan itu. Otaknya berjalan dengan sangat cepat masuk ke gang itu. Dengan ingatan yang samar, ia berlari menyisiri jalan yang ia lewati saat datang tadi siang.

"Di sana, aku melihatnya!" Raungan terdengar tak jauh darinya.

Fellis An yang belum sampai ke jalan kecil langsung panik saat melihat orang-orang itu sudah berlari ke arahnya!

Jantung Fellis An berdetak kencang, dia melihat ke sana dan ke mari, berlari ke depan dengan sekuat tenaga yang ia bisa.

"Buk!" Fellis An yang sekuat tenaga berlari, menabrak seseorang di depannya.

Fellis An tidak peduli siapa yang sudah ia tabrak, dengan sekuat tenaga ia terus berlai ke depan.

Pada saat ini, tangan yang kuat meraih lengan Fellis An.

"Ah!!!" Fellis An berteriak ketakutan, "Lepaskan aku, lepaskan aku!"

"Fellis An, ini aku!"

Fellis An terdiam saat mendengar suara yang begitu familier di telinganya. Ia pun mendongak dan mendapati Alexander Gu yang berdiri di depannya.

"Alexander Gu..." Fellis An membuka mulutnya dan berteriak "wow", tanpa sadar dia memeluk Alexander Gu dan berteriak, "Ada orang di belakang, ada banyak orang, mereka mengejarku."

Ini ada pertama kalinya bagi Fellis An berinisiatif sendiri memeluknya. Tubuh Alexander Gu menegang, lalu memeluknya dengan erat pada detik berikutnya, "Tidak usah takut, ada aku."

Setelah selesai berbicara, Alexander Gu segera berbalik melirik sekelompok pengawalnya untuk melindunginya.

Para pengawal langsung sadar ada sekelompok orang yang sedang berlari untuk menyerang.

Fellis An masih bersembunyi di pelukan Alexander Gu dengan tubuhynya yang menggigil. Dia mencengkeram lengan baju Alexander Gu dengan erat dan menolak untuk melepaskannya. Dia takut jika dia pergi, dia akan ditangkap oleh kelompok orang itu.

"Jangan takut." Alexander Gu menyentuh kepala Fellis An, memeluknya, dan berjalan menuju mobilnya.

Warren Lin, yang berada di samping mobil, melihat Alexander Gu berjalan sambil memegang Fellis An dari kejauhan, dan dengan cepat membuka pintu mobilnya.

Alexander Gu dengan hati-hati menggendong Fellis An ke dalam mobilnya. Dia menundukkan kepalanya dan berkata: "Fellis An, tidak apa-apa."

Tapi A Ran berbaring di lengan Alexander Gu tidak mengatakan sepatah kata pun, ia masih memegangi pakaian Alexander Gu, sampai sekarang ia masih gemetaran tidak banyak bergerak.

Alexander Gu mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang salah, dia mengulurkan tangan dan menepuk wajah Fellis An dengan lembut.

Dia melihat Fellis An memejamkan matanya, ia sudah pingsan.

"Fellis An?!" Alexander Gu baru menyadari, wajah Fellis An sudah memerah sangat tidak normal. Dia menempelkan telapak tangannya yang lebar di dahi Fellis An, saat ini ia baru mendapati Fellis An sudah demam tinggi.

"Cepat pergi ke hotel, suruh dokter pribadiku tunggu aku di sana!" Alexander Gu berteriak kepada Warren Lin yang duduk di kursi pengemudi.

"Baik, Kakak Ketiga." Warren Lin mengangguk, menginjak pedal gas, mengemudikan mobil dengan cepat secepat lalat terbang.

Semalam berlalu...

Sinar matahari musim dingin perlahan menyebar melalui celah tirai.

Alexander Gu, yang sedang tidur di tempat tidur samping tiba-tiba membuka matanya dan merasa lega saat melihat Fellis An yang tertidur dengan nyenyak di atas tempat tidur.

Fellis An memejamkan mata, napasnya terasa berat. Rona merah di wajahnya memudar, tetapi alisnya masih berkerut, dan bulu matanya yang panjang bergetar, seolah dia sangat gelisah dalam mimpinya.

Alexander Gu mengulurkan tangannya dan menyentuh rambut Fellis An.

Perlahan-lahan, ekspresi Fellis An dalam tidurnya menjadi lebih tenang, alisnya tidak berkerut lagi.

Pada saat ini, suara ketukan terdengar dari luar pintu. Alexander Gu khawatir ketukan itu akan membangunkan Fellis An, jadi dia bergegas ke pintu dan membuka pintu kamar hotel tersebut.

Warren Lin berdiri di pintu dengan sarapan di tangannya dan bertanya, "Kak, apa Fellis An sudah bangun?"

Alexander Gu berbalik untuk melihat Fellis An yang masih tidur, lalu berjalan ke luar pintu, dan menutup pintu lagi, lalu berkata kepada Warren Lin: "Belum."

"Kak, aku sangat menyesal akan hal yang terjadi pada Fellis An." Warren Lin tanpa sadar menghela nafas.

Kemarin sore, Alexander Gu mendapati Fellis An sudah pergi. Dia hampir ingin mengirim seseorang untuk menelusuri desa sumber air panas itu. Para karyawan Perusahaan Besar Tsu yang tidak tahu kebenarannya masih mengira sudah terjadi sesuatu. Mereka melihat sekelompok orang berpakaian hitam, seperti sedang mencari sesuatu.

Kemudian, Alexander Gu langsung datang menghampiri Warren Lin dan memintanya untuk menanyakan sesuatu kepada Kimberly.

Warren Lin menyadari ada sesuatu yang salah. Di bawah tekanannya, Kimberly mengatakan dirinya membuang Fellis An di jalanan kota kecil ini.

Sebelum Alexander Gu selesai mendengarkan, ia segera bergegas pergi ke jalanan di daerah ini.

Tapi Warren Lin tidak bisa pergi menjaga Kimberly, ia hanya bisa mengirim seseorang untuk menjaganya. Warren Lin langsung pergi berasa Alexander Gu untuk mencari Fellis An.

Untungnya, Fellis An berhasil ditemukan. Kalau tidak, konsekuensinya akan berakhir bencana, pikir Warren Lin dengan rasa takut yang tersisa dalam dirinya.

"Warren," Alexander Gu menatap Warren Lin. Kilau di mata elangnya bersinar seperti saat ia sedang menghadapi musuh. "Kamu ingat, mulai sekarang, Fellis An adalah orang yang paling penting bagiku. Ini adalah terakhir kalinya Kimberly melukai Fellis An."

Seluruh tubuh Warren Lin langsung membeku, disaat ia bertanya-tanya mengapa Fellis An memiliki posisi seperti itu, dia lebih terkejut: Kakak Ketiga bahkan tidak pernah mengatakan hal sepenting ini untuk kakak ipar ketiga!

"Baiklah." Warren Lin tetap tenang sejenak, kemudian mengangguk, "Aku akan membawa Kimberly pulang, biarkan dia merenungkannya. Aku tidak akan membiarkan melakukan kesalahan lagi."

Alexander Gu tidak berbicara, ia hanya berbalik dan ingin kembali ke kamar untuk melihat Fellis An.

"Kakak ketiga..." Warren Lin menghentikan Alexander Gu di belakang, ia meragu untuk berbicara.

Alexander Gu sedikit menoleh dan menatapnya.

Warren Lin ragu-ragu, dan akhirnya berkata, "Aku ingin menunggu Fellis An bangun, menyuruh Kimberly untuk datang untuk meminta maaf padanya, kemudian mengantar Kimberly pulang."

"Tidak perlu." Dengan suara rendah, Alexander Gu berkata, "Dia sedang tidak sehat, biarkan dia istirahat dulu."

"Baiklah." Warren Lin mengangguk, "Aku akan segera mengantar Kimberly pulang."

Alexander Gu tidak berbicara, ia mendorong pintu lalu masuk.

Dan Warren Lin meninggalkan sarapan itu dengan wajah serius.

Ketika Alexander Gu berjalan ke kamar, dia baru mendapati Fellis An sudah bangun. Dia bersandar di tempat tidur, merasa kepalanya masih berat.

"Bagaimana keadaanmu? Haruskah aku memanggil dokter?" Setelah Alexander Gu selesai berbicara, dia langsung berbalik membuka pintu.

"Tidak perlu!" Fellis An dengan cepat menghentikan Alexander Gu, "Aku merasa jauh lebih baik."

Alexander Gu berhenti dan menatap wajah Fellis An yang pucat, akhirnya berkata, "Aku akan memanggil dokter."

"Tidak perlu, sungguh!" Fellis An dengan cepat membuka selimut dan ingin bangun dari tempat tidur untuk menghentikan Alexander Gu.

Alexander Gu mendengar langkah kaki Fellis An dan segera berbalik. Dia langsung menghampirinya dan menidurkan Fellis An kembali di tempat tidur: "Berbaringlah! Aku mau memanggil dokter untuk memeriksamu."

"Alexander Gu!" Fellis An dengan cepat meraih sudut pakaian Alexander Gu dan menggelengkan kepalanya, "Aku benar-benar tidak membutuhkannya, aku merasa jauh lebih baik."

"Benar-benar lebih baik?"

"Sungguh." Fellis An mengangguk dengan berat, dia mendongak, menatap mata Alexander Gu yang dalam, dan bergumam, "Satu lagi..."

"Apa lagi?" Alexander Gu membungkuk dan memandang Fellis An dari kedekatan.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu