The Comeback of My Ex-Wife - Bab 240 Selamanya seperti seorang anak kecil

Sekali lagi Alexander diomel pria brengsek, aneh sekali, dia maju menghadang Fellis, tanpa mengatakan apa-apa, dia hanya menatap Fellis dengan wajah tidak bersalah, serta dengan tatapan ingin meminta penjelasan.

Fellis tersenyum canggung dan berkata ke Stella : “Stella, belakangan ini banyak hal yang terjadi, kamu tidak tahu, nanti aku ceritakan, kamu tunggu aku diluar dulu, boleh?”

Stella menatap Fellis dengan ragu, sampai Fellis menganggukkan kepala lagi untuk meyakinkan Stella, barulah Stella keluar dari kafe.

Melihat Stella sudah berjalan keluar, Fellis datang ke hadapan Alexander, sambil menundukkan kepala ia berkata : “Alexander, terima kasih untuk hari ini.”

“Masih mending, kali ini tahu bilang terima kasih, serta tidak memarahi aku pria brengsek.” Alexander mengangkat bahu, ia merasa kali ini tidak sia-sia dia datang.

“Selanjutnya kamu mau bagaimana?” Alexander menatap Fellis, “Terus membantu teman kamu?”

“Tentu saja, masalah Stella harus dituntaskan sampai selesai baru aku bisa tenang.” Ujar Fellis dengan serius.

“Lalu harus bagaimana baru masalah teman kamu termasuk beres?” Tanya Alexander.

Fellis mengusap dagu dan berkata : “Harus menyuruh Stella bercerai dengan pria brengsek itu, kemudian lihat pendapat Stella.”

“Baik.” Alexander mengangguk pertanda mengerti.

“Baik apanya, masalah ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kamu kali?” Selesai berkata seperti itu, ditatapnya Alexander dengan curiga dan bertanya, “Loh? Kenapa kamu bisa ada di sini?”

“Kalau aku tidak ada di sini, seharusnya kamu sudah disiksa oleh para wanita itu.” Alexander menatap Fellis dengan datar.

“Jadi kamu datang ke sini khusus demi aku?” Tanya Fellis dengan curiga, berniat mencandai Alexander seperti sebelumnya dia meminjam uang, “Kamu sedang mempedulikan aku, benar tidak?”

Fellis menatap Alexander dengan berharap, merasa dia pasti akan kesal seperti sebelumnya, yang langsung mematikan telepon dan membalikkan badan pergi.

Tidak disangka Alexander mengangkat bahu, dengan santai dia berkata : “Memang benar.”

Fellis melongo beberapa detik, seketika wajahnya memerah : Alexander ini licik sekali, benar-benar bohong sekali. Dia begitu dingin, bagaimana mungkin secara khusus datang ke kafe untuk melindunginya? Pasti hanya kebetulan lewat saja!

Tidak disangka muka Alexander tebal sekali, berani-beraninya berbohong terang-terangan! Serta sekalian mengisengi dirinya!

Fellis mencibir, merasa dirinya pasti tidak akan bisa menang bicara dengan Alexander, jadi lebih baik jangan memancingnya : “Aku……,aku masih ada urusan! Aku pergi dulu!”

Kemudian Fellis langsung berlari keluar dari kafe.

Melihat sosok Fellis yang pergi tergesa-gesa, sudut bibirnya tersungging lebar.

Sampai Fellis hilang dari pandangannya, Alexander baru membalikkan badan melihat asistennya, Martin.

Martin segera menyadari maksudnya, ia datang ke hadapan Alexander : “Direktur Gu, silakan anda memberi perintah.”

Alexander mengernyitkan dahi berpikir beberapa saat, kemudian baru teringat : “Teman baik Fellis itu namanya Stella Lee, betul bukan?”

“Benar.” Martin mengangguk.

“Stella ingin bercerai dengan suaminya, tapi suaminya tidak bersedia, kamu urus masalah ini, semakin cepat semakin baik.” Selesai memberi peritah, Alexander menoleh menatap arah kepergian Fellis tadi.

“Baik, akan segera saya laksanakan.” Martin Mengangguk, lalu pergi dari situ.

Sedangkan di sini……

Fellis dan Stella baru saja sampai ke rumah sakit, tampak ayah dan ibu Stella sedang duduk di dalam kamar pasien.

“Ayah, ibu, kenapa kalian bisa datang?” Stella segera mengenggam tangan mereka.

“Apa kabar paman, bibi.” Fellis juga segera menyapa.

“Eh, Fellis, halo.” Ibunya Stella mengangguk ke Fellis, lalu menoleh ke Stella dan bertanya, “Stella, kenapa tidak beritahu kami kalau kamu masuk rumah sakit? Dan ada apa dengan kamu dan Aiden?”

“Tidak, tidak kenapa-kenapa.” Stella menarik kembali tangannya, lalu menuang air untuk dirinya sendiri, sambil minum ia melihat ke orang tuanya, pura-pura untuk bersikap biasa.

“Stella, kamu terus terang, sebenarnya kenapa?” Paman Lee menghela nafas, ditatapnya putrinya dengan tidak tega, “Aiden sudah datang mencari kami berdua!”

“Apa? Brengsek itu pergi mencari kalian?” Stella yang tadinya masih pura-pura bersikap biasa langsung menghentakkan gelas di tangannya ketika mendengar perkatan itu, lalu bertanya, “Apa yang dia lakukan?”

“Ribut dan membuat onar! Dia terus berteriak kamu ingin bercerai dengannya, tapi dia tidak akan mau sampai mati sekalipun. Saat itu Aiden masih ingin membawa Gabriella pergi, untung tetangga datang membantu mengusir dia.” Selesai menjelaskan, bibi Lee menatap Stella dengan sedih : “Stella, cepat beritahu aku, sebenarnya ada apa?”

Stella menggertakkan gigi : “Aiden, sialan sekali kamu! Sampai mencari orang tuaku, perceraian ini sudah pasti akan dilakukan!”

“Kenapa, benar-benar akan bercerai!” Bibi Lee kehilangan akal, “Tidakkan kamu dan Aiden baik-baik saja? Kenapa tiba-tiba mau bercerai? Stella, kamu jangan gegabah……”

“Biarkan Stella menjelaskannya dulu.” Paman Lee memotong pembicaraan bibi Lee, ditatapnya Stella, “Kalau Aiden itu benar-benar melakukan hal yang bersalah kepada Stella, aku pasti setuju mereka bercerai! Jangan sampai putri kita makan rugi!”

“Tapi umur Stella sudah tidak kecil, apalagi sudah melahirkan Gabriella, kalau nanti menikah lagi……”

Paman Lee langsung menyela dan berkata serius : “Dari mana umur putri kita sudah sangat besar? Memangnya kenapa kalau sudah melahirkan Gabriella? Kenapa harus menikah lagi? Kalau Stella bersedia tidak menikah lagi seumur hidup, aku tetap bisa menghidupinya!”

“Ayah……” Mendengar perkataan ini, Stella yang daritadi berusaha tersenyum di depan orangtuanya langsung tidak tahan untuk meneteskan air mata : Tidak peduli ia kehilangan apa, dia masih punya orang tua, masih punya teman, masih punya anak, semua ini membuat dia merasa beruntung dan bahagia tiada tara.

“Stella, jangan menangis, jelaskan dengan perlahan.” Paman Lee mengulurkan tangan mengusap air mata di wajah Stella, penuh kasih sayang dan tidak tega.

Melihat Stella sedih, bibi Lee yang berdiri di samping juga mengulurkan tangan diam-diam menghapus air mata di sudut matanya.

Fellis pun diam-diam keluar dari kamar pasien : Sekarang adalah waktunya Stella menghabiskan waktu dengan orang tuanya, dia sebagai temannya Stella, tidak seharusnya mengganggu.

Fellis datang ke lorong rumah sakit, tampak orang berlalu lalang di sepanjang lorong, warna putih di rumah sakit terkesan menusuk mata, bau alkohol di setiap sudut rumah sakit juga sangat menusuk hidung.

Fellis mengusap hidung : Enak sekali punya kasih sayang orang tua, tidak peduli kamu gadis remaja, perempuan dewasa, atau sudah menjadi istri orang, di depan mereka, kamu tetap seorang anak. Mereka akan menyayangi kamu, membantu kamu tanpa pamrih saat kamu kesusahan.

Sedangkan dirinya? Semakin di pikir, Fellis jadi agak sedih, ibunya sudah meninggal saat dia masih kecil sekali, satu-satunya ayah yang menyayanginya juga sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dirinya sekian tahun sendirian saja, tapi juga tidak tahu bagaimana ia melaluinya.

Fellis yang berpikiran sampai di sini menertawakan diri sendiri, dia menarik nafas dalam-dalam, melihat ke arah lain : lebih baik jangan memikirkan ini, semakin dipikir akan semakin sedih, lebih baik pikirkan hal yang menyenangkan.

Namun, belum sempat Fellis memikirkannya, mendadak ia melihat satu sosok yang sepertinya sedang berlari ke arahnya.

Saat Fellis memusatkan pandangannya, ternyata Aiden!

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu