The Comeback of My Ex-Wife - Bab 531 Catatan

Pada saat Fellis berdiri terengah-engah di depan pintu gerbang TK, waktu sudah berlalu setengah jam. Dia bergegas menuju gerbang, menggendor pintu besi itu: "Bukalah pintunya! Cepat buka pintunya! Aku ingin melihat anakku!"

Perlahan demi perlahan, telapak tangannya memerah, tampaknya dia tidak merasakan rasa sakit karena dia masih menggendor pintu dengan kencang.

Sambil menenangkan dirinya, Fellis pun tidak bisa untuk tidak merasa bingung: Joy, kamu pasti akan baik-baik saja. Semua ini cuman pemikiranku saja, aku sudah terlalu banyak berpikir!

"Permisi, Nyonya ada yang aku bisa bantu?" Tidak jauh dari situ, ada seorang penjaga di ruang keamanan mendengar suaranya, lalu berlari menghampiri.

Fellis menatap penjaga keamanan itu, lalu rasa takutnya tiba-tiba meningkat: Dimana penjaga keamanan yang mengenakan masker itu? Penjaga yang tampak seperti penjaga keamanannya Wayne ? Kemana dia pergi?

Joy...

Jangan-jangan Joy...

Fellis tidak bisa berkata apa-apa, lalu matanya melebar seketika: "Bukankah ada dua penjaga keamanan di taman kanak-kanak? Bagaimana dengan penjaga yang satunya lagi? Kemana dia pergi? Kemana dia pergi?"

"Rekanku itu sedang tidak enak badan, baru saja dia pergi ke toilet!" Petugas keamanan itu dengan bingung menatap Fellis yang tampak bersemangat.

"Dia pergi ke toilet?" Fellis menggelengkan kepalanya, berpikir bahwa keadaan yang sebenarnya tidak akan sesederhana itu. Dia masih menggedor pintu dan berteriak: "Di mana putraku? Aku ingin melihat putraku Joy! Biarkan aku masuk!"

Melihat Fellis yang tampak begitu emosional, penjaga keamanan dengan cepat mengeluarkan ponselnya. Sambil menghubungi sang Kepala Sekolah TK, dia mencoba menenangkan Fellis: "Nyonya, saat ini Taman Kanak-kanak sedang tutup. Jika kamu ingin bertemu anakmu, kamu bisa pergi ke ..."

"Aku ingin melihat anakku!" Tiba-tiba Fellis memotong kata-kata penjaga keamanan itu. Untuk pertama kalinya, dia berbicara kepada orang lain dengan suara keras, karena dia sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Petugas keamanan itu tidak berani mengatakan apa-apa ketika dia melihat keadaan Fellis yang semakin gila itu.

Pada saat yang sama, telepon penjaga keamanan itu terhubung. Dia berkata kepada orang di ujung teleponnya: "Kepala Sekolah TK, ada orangtua di gerbang yang mengatakan dia ingin masuk untuk melihat anaknya. Dia tampak agak bersemangat."

Orang yang berada di ujung telepon itu sepertinya mengajukan sebuah pertanyaan.

Penjaga keamanan itu menggelengkan kepalanya lalu berkata: "Aku tidak tahu namanya."

Penjaga keamanan itu menjawab, lalu memandang Fellis: "Nyonya, siapa namamu? Lalu siapa nama anakmu?"

"Namaku Fellis dan nama putraku adalah Joy! Aku ingin melihat putraku!" Fellis yang masih menggedor pintu berkata dengan panik, bahkan dapat terdengar isak tangis dalam suaranya:" Aku ingin melihat putraku! Aku ingin bertemu dengan Joy! "

"Tenanglah Nyonya." Penjaga keamanan itu menenangkan Fellis terlebih dahulu, lalu kemudian berkata kepada orang di ujung telepon itu: "Orang tua ini mengatakan namanya adalah Fellis, dan nama anaknya adalah Joy."

Begitu penjaga keamanan itu usai berkata, Kepala Sekolah TK itu tampaknya membuat keputusanl: "Mengapa kamu tidak mengatakannya dari tadi, cepat bukakan pintunya, dan kami akan segera ke sana!"

"Baiklah baiklah." Penjaga keamanan itu terkejut. Setelah membungkuk, lalu menutup telepon, dia dengan terburu-buru membuka pintu untuk Fellis.

Dalam sekejap Fellis pun segera berlari memasuki TK itu, mengangkat kakinya dan berlari menuju ruang kelas Joy.

Pada saat ini, Direktur dan Kepala Sekolah dari telepon tadi juga datang untuk menghampiri Fellis dengan kecepatan luar biasa.

"Nona Fellis, tolong tenanglah." Sekelompok besar orang datang menghampiri Fellis berkata dengan suara ramah.

"Aku ingin melihat anakku!" Fellis mendorong pria di depannya dan berlari.

"Joy ada di kelasnya. Kami akan pergi mengantar kamu." Direktur dan Kepala Sekolah TK itu saling menatap sejenak. Mereka dengan cepat mengejar Fellis, berlari dengan tergesa-gesa.

Sampai ketika Fellis tiba di depan pintu kelas bersama sekelompok orang yang mengikutinya, Guru TK yang melihatnya tampak terkejut dan tertegun lama sebelum dia menghampiri Fellis.

Pada saat ini, Fellis sudah berdiri di pintu, manatap anak-anak di kelas.

Namun, tidak ada sosok Joy!

"Di mana anakku?" Fellis meraih Guru TK dengan tubuh yang bergetar, lalu dengan panik dia berkata: "Dimana anakku Joy?"

"Joy?" Setelah berpikir lama dengan otaknya yang tumpul, Guru TK itu menjelaskan kepada Fellis dengan tergesa-gesa: "Saat ini waktunya untuk minum air dan istirahat. Joy sedang pergi ke toilet di dengan seorang guru! Ini hanya akan membutuhkan waktu sebanyak dua menit. "

"Hanya membutuhkan dua menit..." Fellis tertegun sejenak, lalu bersandar ke dinding seolah-olah dia telah sedang beristirahat. Baru saja dirinya tidak melihat Joy. Dia pikir ada yang salah!

Ternyata dia pergi ke kamar mandi!

Untung! Untung sekali tidak terjadi apa-apa!

"Nona Fellis, kamu bisa tenang." Melihat hal ini, Kepala Sekolah itu bergegas menghampirinya , lalu berkata dengan manis: "Tolong tenanglah, Taman Kanak-kanak kami selalu memastikan keselamatan anak-anak!"

"Ya." Fellis mengangguk, dia menghela nafas lega. Dia berpikir bahwa dia harus berdiskusi dengan Alexander dan memindahkan Joy ke Taman Kanak-kanak lain. Kalau tidak, dia akan selalu memikirkan hal yang tidak benar.

"Itu bagus." Para Direktur dan Guru itu merasa lega melihat Fellis menjadi tenang.

"Maaf, aku terlalu terbawa emosi, sehingga mengganggu pekerjaanmu." Fellis dan membelai rambutnya yang berantakan karena dia telah berlari, lalu tersenyum pada Guru TK itu.

"Tidak masalah." Guru TK itu segera menggelengkan kepalanya.

"Bisakah aku menunggu sampai Joy kembali, aku ingin bicara dengannya sebelum pergi?" Fellis dengan penuh barapan berkata kepada Guru TK itu.

"Tentu saja bisa!" Guru TK itu mengangguk. Dia menoleh dan menunjuk, "Coba kamu lihat, anak-anak yang pergi ke toilet sudah kembali."

Fellis melihat ke arah yang di tunjuk Guru TK itu, dia melihat sekelompok anak-anak mendatangi mereka di bawah bimbingan guru.

Fellis tersenyum bahagia dan menunggu Joy datang padanya.

Detik berikutnya, banyak anak-anak berlari dengan gembira, satu orang, dua orang, tiga orang..., wajah-wajah kecil itu tersenyum polos.

Fellis tersenyum, melirik ke arah anak-anak itu, sangat ingin bertemu dan memeluk Joy.

Dengan begini, satu demi satu anak berlari melewatinya, tetapi sampai anak terakhir yang berlari ke ruang kelas, Fellis masih belum melihat Joy.

Hati nya yang baru saja merasa tenang, seakan tergores secara tiba-tiba, Fellis dengan tergesa-gesa menatap Guru TK itu: "Bagaimana dengan Joy? Mengapa aku tidak melihatnya?"

Pada saat ini, Guru TK itu menjadi bingung. Dia menatap Guru yang menjaga anak-anak saat pergi ke toilet: "Dimana Joy?"

"Aku melihat Joy ketika kami keluar dari toilet!" Guru itu berkata dengan hati-hati menghitung jumlah anak, lalu berkata dengan bingung: "Dia jelas-jelas berbaris di belakang anak-anak lainnya barusan."

"Joy!"

Sebelum Guru itu selesai berbicara, Fellis segera berlari menuju toilet seperti orang gila.

Para Guru dan Direktur yang berdiri di sana juga menjadi bingung. Awalnya mereka hanya melihat Fellis berlari, kemudian mereka menghubungi Alexander dengan ketakutan.

Fellis berlari menuju ke toilet untuk menemukan Joy, tetapi tidak ada apa pun di sana kecuali bau desinfektan.

"Tik, tik, tik..."

Terdengar suara air yang menetes dari keran di dalam Toilet. Fellis menggerakkan lehernya, tampaknya mendengar sedikit suara. Dia pun melangkah dengan perlahan kakinya dan mengikuti suara itu.

Detak jantung di dadanya berdetak semakin kencang. Keringat dingin muncul di dahinya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan melihat ke arah keran.

Namun, disana tidak ada siapapun.

Fellis melihat dengan cermat, menemukan selembar kertas basah yang terkena tetesan air di bawah keran. Dia segera berjalan cepat lalu mengambil kertas itu.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu