The Comeback of My Ex-Wife - Bab 491 Mendobrak Masuk

Di mana Kimberly saat sedang berpikir, mobil yang tadi sedang melaju di depan Kimberly, juga mengikuti mobil Fellis An saat berbelok di tikungan.

Mata kanan Kimberly sedikit terangkat: tampaknya mobil itu sudah keluar ketika berada di daerah perumahan elit, dan mobil muncul, dan tergesa-gesa mengikuti mobil Fellis An.

Karena saat keluar daerah perumahan elit, saat berada di jalan yang padat, saat itu Kimberly tidak memperhatikan.

Tetapi sekarang tempat yang sedang dituju Fellis An tampaknya tempat terpencil, mobil ini sepertinya sengaja mengikuti dia, tidak mungkin kebetulan seperti ini bukan?!

Memikirkan hal ini, ada suara “Deg” di dalam hati Kimberly, telapak tangannya yang memegang setir itu mulai berkeringat: apa karena dia sendiri yang khawatir soal penculikan, atau Fellis An benar-benar berada di dalam bahaya?

Pengalamannya saat diculik oleh Ellie Zhou yang dipukuli oleh cambuk, sekarang pun dia masih bisa mendengar suara cambuk nya.

"Cittt ..." Tanpa sadar Kimberly menghentikan mobilnya. Nafasnya terus terengah-engah, lalu dia mengulurkan tangannya dan mengeluarkan telepon dari tas kulitnya, dia terus mengobrak-abrik tasnya, mencari bagaimana menghubungi Felis An.

Namun ketika dia mencari-cari rekaman telepon, Kimberly baru teringat, sejak Fellis An diselamatkan, dan dilindungi, mereka tidak bisa bertemu lagi, bahkan tidak punya kontaknya!

Benar! Telepon Kakak ku!

"Benar, telepon aku, beritahu dia, bahwa mungkin Fellis An dalam bahaya!”

Kimberly bergumam pelan, lalu mulai terburu-buru mencari nomor telepon Warren Lin.

Namun, pada saat dia menekan tombol call, tiba-tiba Kimberly ragu-ragu: dia baru saja menebak-nebak, bagaimana jika dia hanya salah paham? Jika begini, bukan hanya tidak bisa membantu, tetapi jika membuat Fellis An mengetahui bahwa dia mengikutinya, bukankah itu akan semakin membuatnya kesal?

Melihat mobil tak dikenal itu dan melihat mobil Fellis An yang semakin jauh, Kimberly merasa otaknya sangat kusut, dan apa yang seharusya dia lakukan dalam situasi seperti ini? !

Lupakan saja!

Akhirnya Kimberly menggertakkan giginya, lalu memasukkan ponsel ke dalam tasnya dan menyalakan mobil: sekarang terus saja ikuti dia, begitu menemukan ada gerakan mencurigakan, dia akan langsung menelepon kakaknya!

Namun, ketika Kimberly mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling, mobil Fellis An dan mobil mencurigakan itu sudah tidak terlihat!

“Aku pergi!” Kimberly mengulurkan tangannya dengan kesal dan memukul setir, dia menatap sekeliling, lalu menginjak pedal gas, berharap segera menemukan Fellis An.

Di sebelah sini, kapten bodyguard itu melihat sekeliling dengan waspada, pada saat ini, mobil yang mengikuti mobil di belakang dan yang membangkitkan kecurigaan Kimberly juga menimbulkan kecurigaan kapten bodyguard, dia melihat mobil itu melalui kaca spion, setelah melihat mobil itu, dia mulai berbicara: "Nona Fellis An ..."

“Ya?” Felis An sedang bermain game di ponselnya, ketika tiba-tiba mendengar kapten bodyguard memanggil namanya, dia mengangkat wajahnya dengan ekspresi kosong.

"Aku merasa mobil di belakang..."

"Bang!"

Sebelum Kapten bodyguard itu selesai mengatakan kata-kata yang mau diucapkannya, detik berikutnya, tiba-tiba mobil di belakang mereka melaju, dan menabrak mobil di mana Fellis An berada.

Kapten bodyguard itu merasa sedikit ngeri, dan segera membanting setir, memaksa mobil itu miring dan kemudian berhenti di pinggir jalan.

Untunglah Fellis An memakai sabuk pengaman, jika bukan karena kebiasaan, tubuhnya pasti sudah terpental ke depan.

“Nona Fellis An, apa kamu baik-baik saja?” Dengan cepat, kapten pengawal itu menoleh dan melihat kea rah Fellis An.

Fellis An mengambil telepon genggam nya yang terjatuh di dalam mobil, lalu meletakkannya begitu saja di dalam tas, dan melambaikan tangannya: '”Aku tidak apa-apa? Apa yang baru saja terjadi? "

“….” Melihat kondisi Fellis An yang baik-baik saja, kapten tim bodyguard itu segera menoleh melihat sekelilingnya, menyadari bahwa tempat mobilnya berhenti itu sudah berada di tempat terpenvil, dan jauh dari kota, hanya sedikit mobil yang melewati jalan ini, ini adalah tempat terbaik untuk melakukan beberapa hal yang tersembunyi.

Pada saat ini, ada dua pria berbadan besar yang turun dari mobil.

Tanpa ragu sedikitpun, kapten bodyguard segera mempunyai insting untuk melindungi Fellis An dan langsung menutup semua jendela mobil.

Fellis An sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, tapi ekspresi wajahnya menjadi serius.

Melihat hal ini, anggota tim lainnya diam-diam meronggoh saku di baju dan diam-diam mengenggam pistolnya.

"Tok tok tok ..."

Kedua pria itu datang ke mobil dan mengetuk pelan jendela mobil.

Meskipun hanya ada dua orang, kapten tim pengawal itu tetap waspada, dia tidak membuka jendela, tapi tetap menatap dua orang di depannya yang terlihat seperti pejalan kaki, dan bertanya, "Apakah ada masalah?"

“Maaf, aku tidak hati-hati menyetir mobil, sehingga menabrak mobil mu, mohon tanya, bisakah turun sebentar, aku ingin berdiskusi agar kita dapat membicarakan persoalan kompensasi?” Dua orang yang lewat di depan jendela mobil itu bertanya dengan nada ramah.

“Tidak perlu.” Kapten tim pengawal menggelengkan kepalanya, lalu perlahan-lahan mengulurkan tangannya, mencoba untuk menekan tombol darurat.

"Dor!"

Terdengar suara keras, dan sebuah peluru menembus kaca jendela yang tebal dan menancap di tangan kapten pengawal.

Ada bawahannya yang duduk di kursi penumpang, dan segera mengeluarkan pistolnya, mengarahkannya ke arah dua orang yang berada di samping jendela mobil.

Namun, ada tembakan lagi, dan sebelum jemari anak buah itu sempat menarik pelatuknya, ada yang menembak belakang kepalanya — dan entah kapan, mobil Felis An sudah dikerumuni oleh sekelompok orang.

"Ah!"

Darah hangat yang bawahan itu muncat ke wajah Fellis An, membuatnya berhenti berpikir! Dia bahkan lupa memejamkan mata, dan hanya menatap dengan ekspresi kosong ke arah luka di belakang pengawal itu, cairan otak berwana putih dan merah darah itu bercampur menjadi satu!

Kapten pengawal itu tahu bawahannya sudah mati, tapi dia tidak bisa pergi begitu saja, karena ini adalah tanggung jawabnya untuk melindungi Fellis An.

Kapten pengawal itu menahan rasa sakit yang hebat, mengulurkan tangannya yang lain, di otaknya hanya ada satu pemikiran, yaitu ada kemungkinan bahwa dia bisa menyelamatkan Nona Fellis An!

"Dor dor dor"!

Setelah terdengar beberapa tembakan, tangan dan bahu kiri ketua tim pengawal terluka, rasa sakit serta pendarahan yang banyak membuat kesadarannya mulai kabur.

Saat ini, ada segerombolan orang yang telah merusak mobil lalu membuka paksa.

Saat kesadaran Fellis An berangsur-asur mulai kembali, ada yang menodongkan sebuah pistol ke pelipis Fellis An.

Keringat dingin mulai mengucur dari kening Fellis An, dia membuka mulutnya, tapi tidak tahu harus berkata apa, apalagi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

“Turun dari mobil!” Pria yang memegang pistol itu berkata dengan nada dingin kepada Felis An.

Fellis An menatap para anggota pengawal yang sudah tewas dan kapten pengawal yang sudah sekarat, dan tiba-tiba muncul di dalam pikirannya: Kenapa tiba-tiba bisa menjadi seperti ini? ! Mengapa dua orang yang baru saja berbicara dengan dirinya dan sudah berlumuran darah? !

Mengapa? !

“Turun!” Pria yang memegang pistol itu kembali menodong dahi Fellis An.

Fellis An menggigit bibirnya dengan erat, berkata pada dirinya sendiri bahwa sekarang dia tidak boleh menangis, jika dia mematuhi dan pergi dengan mereka, mungkin orang-orang yang lewat jalan ini, dapat menyelamatkan kapten bodyguard.

Jika dia sendiri terus-menerus menunda untuk tetap berada di sini, khawatir jika mereka tidak akan selamat!

Felis An sedikit tersedak, lalu menarik nafas dalam-dalam, dan keluar dari mobil.

Salah seorang pria menodongkan pistol ke dahi Fellis An, dan yang lainnya mengepung Fellis An dan mendorong dia sampai ke posisi mobil mereka.

“Naik!” Pria di belakang nya menyentak Fellis An dan mendorongnya masuk ke dalam mobil.

Fellis An berlutut di dalam mobil dengan terhuyung-huyung, lututnya terasa sangat sakit.

Sekelompok orang itu masih menatap Fellis An, lalu menutup mobil dengan emosi dan pergi.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu