The Comeback of My Ex-Wife - Bab 339 Pria misterius

Jackson merasa kata-kata Kiekie juga benar adanya, dirinya terlalu peduli pada Fellis, baru tidak terpikir seperti itu. Fellis ingin menjaga jarak dengannya, dia masih bertekad ingin mengantarnya pulang di malam hari, ketika tunggu Fellis sudah sadar dari mabuk dan mengetahui ha ini, mungkin juga akan menjadi beban baru bagi Fellis.

Berpikir sampai di sini, Jackson mengangguk pada Kiekie : “Kalau begitu merepotkanmu.”

“Tidak kok.” Kiekie menyambut Fellis dari rangkulan Jackson, dan memberi anggukan pada Jackson, “Aku akan menjaga Fellis dengan baik.”

“Iya.” Jacskon menjadi tenang dan lega hatinya, kemudian dia bantu Kiekie memapah Fellis masuk ke dalam mobil.

Jackson melihat lagi Fellis yang tidak sadarkan diri karena mabuk, lalu berbalik dan menyapa para rekan kerja, lalu berjalan ke arah mobil yang sudah disiapkan oleh Lily.

Saat ini Warren yang dari tadi tidak bicara berjalan ke hadapan Kiekie, dia menghentikan mobil yang ingin dibawa pergi oleh Kiekie, berkata : “Kiekie, aku ikut kamu antar Fellis.”

“Tidak perlu, kakak kelas.” Tolak Kiekie langsung penuh senyum.

Warren menatap wajah Kiekie yang penuh senyum hangat, lalu mendekat padanya, dengan suara rendah bertanya : “Kiekie, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan.”

“Melakukan hal yang ingin aku lakukan.” Jawab Kiekie dengan wajar, “Kakak kelas, kamu tenang saja. Aku punya pemikiran sendiri dalam melakukan hal apa pun. Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan seperti waktu itu.”

“Tapi……”

“Sudahlah! Kakak kelas, aku ingin pergi! Bye-bye!” Selesai bicara, Kiekie menjalankan mesin mobilnya.

Warren masih tetap berdiri di tempat, melihat mobil Kiekie yang menjauh.

Warren dengan kecewa dan menundukkan kepala, dia merasa sangat gagal, sepertinya dia selalu tidak bisa menyusul langkah kaki Kiekie, dan juga tidak pernah mampu masuk ke dalam hatinya, apa yang dia inginkan, apa yang ingin dia lakukan, Kiekie tidak pernah memberi tahu padanya, hanya bisa menjaga jarak dengan sopan.

Dia tidak ingin Kiekie bersikap seperti itu pada dirinya, tapi dia bisa apa?

Warren tertawa sendiri, dan berjalan ke mobil yang sudah disiapkan oleh asistennya, dan pergi tanpa berkata apa pun.

Pandangan mata semua orang yang tidak mengerti, kamu melihat aku, aku melihat kamu, terakhir semuanya bubar.

Sambil menyetir, lewat kaca spion Kiekie melihat Fellis yang tidak sadarkan diri, penuh senyum arti di wajahnya, “Fellis, apa kamu tidur?”

Fellis yang sudah mabuk membalikkan badan, tidak bicara, tetap dengan mata terpejam, dia merasa kepalanya sangat sakit, mata juga terasa luar biasa berat, suara yang terdengar di telinganya, hanya dengungan, tidak jelas sedikitpun.

Melihat Fellis yang benar-benar mabuk, Kiekie menunduk dan berpikir sebentar, memakai handsfree bluetooth, menghubungi sebuah nomor telepon : “Tunggu aku, lagi perjalanan pulang ke rumah Fellis. Kasih kamu kejutan dulu.”

Selesai bicara, Kiekie menarik handsfreenya, sekali lagi melihat Fellis yang mabuk berat lewat kaca spion, Kiekie menyipitkan matanya : Fellis, akhirnya aku bisa menang darimu.

Highheelsnya menginjak gas dalam-dalam, mobil Kiekie dengan kecepatan tinggi melesat di jalan.

Dari bar menuju apartemen Fellis, mobil di jalanan perlahan menjadi sedikit, pejalan kaki juga semakin sedikit, Kiekie membelok dan membawa mobilnya ke sebuah jalan kecil.

Dari jauh, Kiekie melihat sebuah limusin Lincoln mewah di pinggir jalan, di dua sisi mobi berdiri penuh barisan orang berbaju hitam.

Air muka Kiekie tidak jelas dan gelap, tanpa tergesa-gesa dan lambat dia membawa mobilnya dan berhenti di samping limusin itu.

Kiekie menoleh dan melihat Fellis yang tidak sadarkan diri di jok belakang, dia membuka pintu dan turun dari mobil, dia berjalan ke samping limusin, dan orang yang berbaju hitam membukakan pintu mobil tersebut.

Lampu jalan yang redup menyorot ke dalam mobil, membuat pria yang ada di dalam mobil terkesan sangat misterius, dia memiringkan wajahnya, suara yang bening seperti serpihan kecil batu giok : “Dia ada di mobilmu?”

“Kamu lihat saja sendiri?” Kiekie memiringkan kepala, ingin tertawa lepas dan sedikit nakal, hanya saja sayangnya terdengar begitu penuh terpaksa dan sedih.

Pria yang ada di dalam mobil tidak bicara, melainkan langsung turun dari mobil, menuju bagian depan mobil Kiekie.

Dia mengulurkan tangan dan membuka pintu mobil, pria itu melihat sesosok tubuh yang terbaring di jok belakang.

Dia, benar-benar dia!

Seketika pandangan mata pria tersebut bersinar terang, bagaikan bintang yang berkilauan di malam yang dingin.

Fellis mengenakan terusan rok warna hitam yang santai, dan sangat pas di tubuhnya, bagian ujung rok yang tidak beraturan, membuat bentuk tubuhnya terlihat gemulai. Di kaki nya memakai sepatu bot kulit berwarna hitam, menunjukkan kulit kakinya yang putih, rambut yang tadinya tergelung rapi sekarang menjadi berantakan.

Pipi Fellis memerah, bulu mata yang panjang bergerak-gerak, kelopak mata yang putih dan cantik memikat orang itu tertutup, dia memiringkan kepalanya, memperlihatkan lehernya yang indah. Mungkin karena mabuk, napas Fellis sedikit berat.

Pria yang berdiri di pintu mobil mengulurkan tangannya, sepertinya tidak bisa dipercaya, dan menghentikan tangannya di udara untuk waktu yang agak lama, baru perlahan turun mengusap pipi Fellis yang merah juga halus.

Telapak tangannya terasa sangat elok dan halus, seolah-olah sangat menyentuh perasaan pria itu, dia menyapu pandangannya pada wajah Fellis, sinar mata di mata pria itu juga semakin lembut.

“Aku membuat kamu bisa melihat Fellis lebih dulu, bagaimana cara kamu berterima kasih padaku?” Kiekie berjalan ke arah belakang pria itu, meskipun dalam suaranya terbawa niat tertawa, namun terdengar sangat terpaksa.

“Kamu ingin bagaimana aku berterima kasih padamu?” Pria itu menatap Fellis, membelakangi Kiekie, dan seketika nada bicaranya menjadi dingin kembali.

Kiekie melihat punggung pria itu yang tinggi besar, dari hatinya tersembul keluar rasa sakit : “Sudahlah, kamu hutang saja. Aku suka melihat rupa kamu yang punya hutang budi padaku.”

Pandangan mata pria itu tetap masih tertuju pada Fellis : “Aku tidak pernah merasa hutang pada siapa pun, jadi jangan ada harapan apa pun terhadap diriku.”

Ucapan pria yang kaku, membuat darah di sekujur tubuh Kiekie seketika menjadi beku, agak lama kemudian, Kiekie baru tertawa : “Benar, aku dengan senang hati dan rela. Tetapi......”

Berbicara sampai di sini, Kiekie berhenti sebentar : “Kamu tahu karena apa aku baru ada kesempatan agar kamu bisa melihat Fellis terlebih dahulu?”

Pria itu memiringkan kepalanya perlahan : “Karena apa?”

“Karena aku menyebut Alexander!” Dalam kata-kata Kiekie ada sedikit niat balas dendam, “Aku hanya menyebut Alexander demi istrinya membelikan sebuah cincin zamrud yang sangat berharga, dan Fellis tidak bisa menerimanya, juga minum hingga mabuk! Tampaknya Fellis mulai mencintai Alexander lagi!”

Tangan pria yang mengusap pipi Fellis tanpa sadar berhenti sejenak, lalu melanjutkan gerakannya yang kembali lembut, di wajahnya terpancar senyum yang hangat dan cerah : “Memangnya kenapa? Dia yang begini, aku sudah melihatnya beberapa kali.”

Kiekie dengan tidak rela menggigit bibir bawahnya, lalu lanjut berkata : “Apakah kamu tahu? Selain Alexander, General Manager Perusahaan Besar Gu Jackson sepertinya juga menyukai Fellis!”

“Aku sudah tahu dari awal hal ini.” Bicara sampai di sini, nada bicara yang mengejek nyaris bertambah, “Orang seperti dia, selalu bisa membuat orang menyukainya tanpa sadar.”

“Jadi kamu tidak takut Fellis akan direbut oleh orang lain? Oleh Alexander! Atau Jackson?” Sepertinya Kiekie menjadi sedikit gusar, dia selalu bersikap hangat bagaikan matahari di depan orang, dan dirinya yang lembut, hanya saat di depan pria ini saja dia selalu tidak bisa tenang.

Kiekie bisa membuat setiap orang untuk menyukai dirinya, dan dia juga tidak pernah gagal, hingga dia bertemu dengan pria ini!

“Takut?” Pria itu tertawa, sepertinya sedang menertawai pertanyaan Kie

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu