The Comeback of My Ex-Wife - Bab 221 Orang yang Penting

Begitu suara Melvin jatuh, dia mencondongkan tubuhnya ke depan. Mendengar suara "Um" Isabel, dia pun mengerutkan kening, seluruh tubuhnya menjadi kaku.

Isabel menggigit bibirnya dan menelan darah di mulutnya, menutup matanya, dan pada sudut matanya terdapat linangan air mata...

Ketika waktu masih subuh, Melvin mengenakan pakaiannya, lalu pergi dengan membawa uang 100.000 yuan itu.

Tetapi Isabel, hanya dapat berbaring di dalam selimut, tidak bergerak.

Air mata nya sudah mengering, dengan tatapan yang penuh dengan kebingungan, Isabel mencari gaun untuk dipakai, tetapi mantel dan piyama telah robek oleh Melvin.

Isabel menggerakkan kakinya, berusaha keras untuk bangkit. Dia membuka matanya lagi, lalu melihat ke apartemen yang kosong. Tiba-tiba, dia tampak seperti mengingat sesuatu, sehingga bergegas meriaih ponselnya.

Namun, telepon selulernya telah dirusak oleh Isabel. Sehingga setelah Isabel menekannya beberapa kali, ponsel itu tidak memberikan respons apa-apa. Isabel pun kembali menjatuhkan ponsel itu ke tanah.

Isabel menoleh, bergegas menuju telpon sambung yang terdapat di apartemen. Dia menekan beberapa nomor dingan jarinya, dengan cepat panggilan itu terhubung.

“Isabel, saat ini waktu masih sangatlah pagi. Mengapa kamu meneleponku? Ada apa?” ​​Agen Isabel berkata dengan suara yang terdengar begitu mengantuk.

"Ayo, belikan aku obat untuk menggugurkan kandungan. Aku harus memakannya!" Isabel berteriak dengan panik.

"Obat penggugur kandungan?" Agen Isabel berkata dengan sangat terkejut, "Isabel, bagaimana kamu bisa terpikirkan untuk meminta aku membeli obat penggugur kandungan? Tuan Lin datang untuk bertemu dengan kamu semalam, bukan? Bukankah kamu selalu ingin mengandung anak darinya, lalu menjadi Nyonya muda dari Perusahaan Besar Lin ? Mengapa kamu membutuhkan obat penggugur kandungan?"

"Kamu jangan asal bicara! Cepat pergi dan belikan!" Suara Isabel terdengar begitu serak, seakan dia sedang menangis.

“Baik,baik, aku akan segera pergi membelinya untukmu!” Agen Isabel tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi dia takut jika dia terus bertanya, maka Isabel akan terbawa dengan emosinya, jadi dia segera menyetujuinya.

"Isabel, aku menemukan sesuatu yang salah denganmu setelah menghadiri pesta Direktur Gu. Apakah lebih baik jika kita pergi ke dokter saja?" Agen Isabel dengan ragu berkata, "Lagipula, sudah seminggu sejak kita merekam kecelakaan itu. Kita akan mulai syuting iklan besok. Aku khawatir dengan kondisimu yang seperti ini, kamu tidak bisa melakukannya dengan keadaanmu yang seperti ini!"

"Tidak usah khawatir! Cepatlah pergi!!!" Isabel berteriak, kemudian menjatuhkan telepon itu ke bawah tanah.

Telepon itu pun bernasib sama seperti ponsel Isabel yang telah rusak.

Isabel menatap telepon yang rusak itu, lalu air matanya kembali i mengalir lagi. Dia menuju kamar mandi selangkah demi selangkah dan membuka pancuran.

Air dingin menghantam Isabel, tetapi dia tidak sadar. Isabel berjongkok di sudut bak mandi, mengulurkan tangannya dan memeluk dirinya sendiri. Pada detik berikutnya, dia mulai menangis...

Hari berikutnya, inilah saatnya untuk melanjutkan pembuatan iklan. Jackson, Lucy, Isabel dan Kimberly semua tiba di lokasi syuting. Tentu saja, Melvin yang berhantu juga datang ke lokasi syuting.

Namun Fellis juga terluka setelah menyelamatkan Kimberly, meskipun hanyalah sedikit memar, tetapi Kimberly bersikeras menyuruhnya untuk istirahat di rumah.

Fellis hanya dapat menahannya untuk sementara waktu, lama kelamaan dia akan terbiasa juga.

Kebetulan hari ini adalah hari Sabtu. Joy tidak pergi ke taman kanak-kanak, sehingga dia menemani Fellis di rumah.

Sehingga pagi-pagi buta Fellis sudah memasak bubur. Kali ini, dia memasak bubur almond hazelnut, bubur kacang dan bubur jagung. Membahas tentang hal ini, Fellis telah mengirimkan bubur kepada Alexander selama seminggu. tanpa di sadar perasaannya terhadap Alexander telah berubah.

Namun, Fellis tidak dapat mengatakan lebih spesifik di mana perubahannya itu.

Tepat ketika Fellis melamun menatap bubur, Joy berlari menghampirinya, mengangkat kaki kecilnya, melihat ke dalam panci dan bertanya: Bu, bukankah kita baru saja selesai makan siang? Mengapa Ibu memasak bubur lagi?"

Fellis kembali lagi kepada kesadarannya setelah Joy mengajukan pertanyaannya, dia menundukkan kepalanya, lalu menatap wajah kecil Joy dan sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya.

Fellis menjongkok, lalu berkata kepada Joy:"Joy,bolehkah Ibu mengajakmu menemui paman? Beberapa hari yang lalu, ketika Ibu berada dalam bahaya, Pamanlah yang menyelamatkan Ibu."

Fellis memikirkannya sejenak, lalu berpikir bahwa lagipula Joy adalah putra Alexander, bahkan jika Fellis menyembunyikan hal itu dari mereka berdua, dia akan tetap membiarkan Alexander bertemu dengan Joy. Anggap saja ini sebagai hadiah karena telah menyelamatkan nyawanya.

“Baiklah, baiklah!” Joy dengan cepat menepuk tangan kecilnya dan setuju.

“Baiklah, ketika ibu sudah memasak bubur, ibu akan mengajakmu untuk menemui paman.” Fellis menyentuh kepala kecil Joy, lalu menyuruh Joy untuk perrgi membaca buku bergambar.

Saat Fellis mengaduk bubur, dia berpikir untuk menelepon Alexander untuk mengatakannya terlebih dahulu.

Memikirkan hal ini, Fellis segera menghubungi Alexander.

Pada saat ini, Ellie sedang merawat Alexander di ruang pasien.

Terdengar deringan telepon yang berada di samping Alexander berdering, hal ini segera menarik perhatian Ellie, jarinya ang sedang mengupas kulit apel untuk Alexander pun menjadi berhenti sejenak. menatap Alexandar dengan tatapan yang tampak biasa, sehingga llie kembali menurunkan kepalanya untuk mengupas kulit apel.

Seperti biasa Alexander menatap nama penelepon, lalu mengangkat panggilan itu, meletakkannya di telinga, berkata: "Halo?"

“Alexander” Tanpa sadar, Fellis memanggil nama Alexander.

"Ada apa?" Sadar bahwa ada telinga Ellie yang mendengar disisi lain, Alexander menjawab dengan suara yang kecil.

Meskipun Ellie tidak bisa mendengar suara orang yang memanggil Alexander itu, melihat Alexander menjadi begitu lembut kepadanya, dia perlahan-lahan merasa rileks.

"Kebetulan hari ini, ialah hari Sabtu, sehingga ada Joy di rumah. Jika aku mengirimimu bubur, aku harus meninggalkan Joy sendirian di rumah. Aku keberatan akan hal itu, jadi bolehkah aku membawa Joy ke rumah sakit bersamaku?"

“Tentu saja.” Alexander mengulurkan tangannya untuk mengambil potongan apel dari Ellie. Setelah menggigitnya, dia menyetujuinya

"Baiklah! Bisakah aku akan datang pada waktu yang sama seperti sebelumnya?"

"Tentu saja," Alexander mengangguk, "Kapan saja."

“Baiklah.” Fellis mengangguk dan menutup telepon.

Alexander pun meletakkan telepon itu perlahan-lahan.

Di sisi lain Ellie dengan penasaran bertanya: "Alexander, apakah dia adalah orang yang sangat penting? Biasanya hanya sedikit orang yang tahu nomor teleponmu. Mendengarmu menjawab telepon tadi, tampaknya kamu begitu sabar.

"Dia adalah orang yang sangat penting." Alexander tersenyum, sangat setuju dengan kata-kata Ellie, "jika aku bersamanya, maka masa depanku akan terasa sangat mudah."

“Orang seperti apa yang bisa memengaruhi hidup kita?” Ellie tidak tahu mengapa harus bertanya.

“Identitasnya rahasia, tetapi setelah beberapa waktu kamu juga akan tahu.” Alexander tersenyum dan berkata seakan hal ini sangat penting kepada Ellie.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu